CeritaBambangIrwanto-Salam, teman-teman. Kemarin kan, teman-teman sudah mengajak teman-teman menyusuri museum Bank
Mandiri. Bila belum membacanya, bisa mampir ke sini, ya!
Nah, sekarang saatakan melanjutkan kembali perjalanan saya menyusuri
wisata kota tua Jakarta. Kali ini, saya akan mengajak teman-teman mengunjungi
museum Bank Indonesia. Apa sih, bedanya museum Bank Mandiri dengan Museum Bank
Indonesia? Daripada penasaran, yuk kita mulai perjalanan saja.
Serunya
Menyusuri Museum Bank Indonesia
Setelah keluar dari museum Bank Mandiri, saya lalu belok ke kiri. Cukup
berjalan kaki saja, soalnya
museum Bank Indonesia
berada pas di samping museum Bank Mandiri.
Sebelum masuk ke museum, sejenak saya mengagumi dulu arsitektur gedung museum Bank
Indonesia ini. Memang bangunan zaman dulu itu keren-keren. Selain arsitekturnya
keren, bangungannya juga kokoh.
Setelah
puas memandang bangunan museum Bank Indonesia, saya pun melangkah masuk. Ternyata
jam operasional museum Bank
Indonesia ini, sama dengan
jam operasional museum Bank Mandiri. Jadi hari selasa sampai minggu
buka. Hari senin dan libur nasional tutup.
Saya menapaki anak-anak tangga. Tentu saja, saya harus membeli tiket dulu. Tiketnya juga 5 ribu untuk umum. Jadi dijamin tidak menguras isi dompet hehehe. Setelah membeli tiket,
saya menuju penitipan tas dulu. Walau tas saya sih, ukurannya kecil hehehe.
Setelah titip tas, saya segera menuju pintu masuk museum. Suasana di sini lebih ramai, dibandingkan di museum Bank
Mandiri tadi. Museum Bank Indonesia ini baru diresmikan kembali tahun 2009. Jadi
desainnya dalamnya sangat
moderen. Di pintu masuk, ada dua orang
petugas. Mereka dengan ramah menyambut kedatangan saya. Apa karena mereka tahu ya,
kalau saya ini penulis cerita anak terkenal, dan mantan kaverboy ya hahaha....
gaya benar saya ini.
Sebelum masuk museum, ada semacam lobi. Di sini
tersedia komputer yang berisi info gedung museum Bank Indonesia. Ada juga
display tentang info museum Bank Indonesia. Saya
hanya sebentar di area ini, karena sudah tidak sabar
ingin melihat isi museum Bank Indonesia.
Pintu masuknya keren sekali. Saya langsung disambut dinding yang ada layar
proyektornya. Terus bentuk ruangannya
juga keren. Pencahayaan sengaja dibuat remang-remang. Saya pun semakin
bersemangat.
Setelah area proyektor, ternyata ada bioskop mini. Sayang
pas saya datang, belum ada jam pertunjukan. Saya pun lanjut melangkah ke area selanjutnya.
Area selanjutnya
adalah, zaman sebelum kemerdekaan. Jadi di sini digambarkan bagaimana Indonesia
kala itu. Indonesia adalah negara bahari.
Teman-teman pasti masih ingat kan, semboyan “Nenek Moyangku adalah Seorang
Pelaut”.
Di Area ini dipamerkan hasil-hasil.rempah Indonesia. Seperti Pala,
cengkih (ternyata bukan cengkeh),
lada, kayu manis
dan lainnya. Ada juga kapal dan alat-alat kapal. Di sisi selanjutnya,
dipamerkan para pelaut tangguh dari
negara-negera lain yang
pernah mampir ke Indonesia.
Saya pun lanjut melangkah. Kali
ini, saya memasuki area zaman perdagangan. Di area ini ditampilkan diorama
bagaimana orang bule
bertransaksi di Indonesia. Patung-patungnya
keren lho, seolah-olah nyata. Saya takut saja dikerjain.
Siapa tahu dikira patung, padahal.orang hehehe.
Kita lanjutkan perjalanan, ya. Area
selanjutnya adalah zaman
penjajahan. Di dinding
dipajang foto-foto
zaman dulu. Termasuk.bangunan museum Bank
Indonesia zaman dulu. Eh, di area ini ada yang
keren juga, loh. Di lantai ada 4 lemari kaca berbentuk bundar. Isinya ada baju tentara Belanda, baju tentara Jepang, juga baju pejuang Indonesia.
Nah,
area selanjutnya adalah lahirnya.Bank.Indonesia. Begitu memasuki area ini, saya melihat logo-logo Bank Indonesia dari masa
ke masa. Di sini.juga
ada diorama yang menggambarlan kegiatan orang bertransaksi.di bank. Keren lho.
Saya terus semangat melangkah. Area
selanjutnya adalah area.zaman Indonesia merebut
kemerdekaan. Di sini
juga ditampilkan
diorama.setelah area ini, dilanjut
area setelah kemerdekaan saat Indonesia membangun. Juga saat krisis moneter, saat banyak.bank tutup
Area tetakhir, diorama-diorama tentang pentingnya menabung.
Jadi museum Bank Indonesia ini menggambarkan tentang sejarah Bank Indonesia hadir di Indonesia. Ruang
pamernya keren. Kita seperti
menyusuri sebuah lorong panjang. Suasananya remang-remang. Terus diiringi lagu bertema perjuangan yang dinyanyikan
oleh bapak-bapak Saya jadi teringat Istana Boneka di Dufan Ancol hehehe.
Puas
melihat-lihat, Saya lanjut melangkah Eh, di salah satu sisi ada dipajang banyak telepon. Saya
sempat kager, karena salah satu teleponnya tiba-tiba bordering. Eh, tidak lama telepon lain ikut berdering dan
bergerak-gerak. Saya tertawa geli sendiri hehehhe.
Sehabis tertawa geli, saya
lanjut melangkah. Dari sini, saya
memasuki ruang-ruang kerja pada pejawat Bank Indonesua. Meja,
kursi dan pernak-pernik.lainnya
masih asli semua.
Saya suka ukuran kursi dan mejanya. Vintage.
Lanjut dari sini, ada area untuk santai. Saya bisa duduk sejenak. juga bisa nonton film pengetahuan tentang seputar bank. Bisa menambah
pengetahuan lagi, nih.
Begitu masuk.ke area selanjutnya, eh ternyata masih
ruang kerja pejabat Bank
Indonesia lagi.
Di sini juga dipajang foto-foto orang-orang
yang pernah memimpin Bank.Indonesia.
Keluar dari.sini, Saya masuk ke sebuah ruangan. Mungkin ini ruang rapat. Soalnya
ada.meja besar yang dikelilingi banyak.kursi. Ada juga jam yang menyatu di tembok
ruangan yang usianya sudah ratusan tahun, dan telepon berdiri. Juga
ada beberapa alat dunia pebankan yang ditampilkan. Saya senang, karena barang-barang yang
dipamerkan ada informasinya juga. Pengetahuan saya jadi bertambah.
Nah keluar dari
ruangan sini, ternyata ada satu ruangan
lagi. Saya langsung saja masuk. Ternyata tempat pamer uang. Dari uang kepeng, uang logam, sampai uang kertas.
Bukan dari Indonesia saja
lho. Tapi juga dari negara lain.
Displaynya sangat menarik. Uang yang dipamerkan berada
dalam kotak-kotak kaca. Di beberapa.kotak.kaca, malah
disediakan kaca pembesar yang bisa
digeser-geser. Jadi saya bisa melihat dengan
jelas uang yang dipamerkan.
Di salah satu sisi, saya melihat ada pintu-pintu.
Awalnya saya bingung, itu apa, ya? Pas saya tarik salah satu
pintu. Voilaa... ternyata itu pintu
kaca. Di dalamnya dipamerian uang dari
negara-negara lain.
Keren sekali.
Ehm.. kira-kira saya mau kemana lagi
ya? Penasaran kan? Yuk, ikuti perjalanan saya menyusuri museum Seni Rupa dan Keramik.
Bambang Irwanto
Bambang Irwanto
0 Response to "Serunya Wisata ke Kota Tua (Museum Bank Indonesia)"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.