Kodi dan Kada
Bambang
Irwanto
Kodi kodok melompat-lompat
gembira. Ia sudah lama menanti musim
penghujan. Kodi bisa bermain hujan sambil menceburkan diri di jalanan yang
tergenang air. Tapi hari ini, Kodi ingin pergi ke taman kota.
“Hei, kamu
mau kemana?” tiba-tiba ada yang menyapa Kodi.
“Kamu
siapa?” tanya Kodi pada seekor katak.
“Kenalkan,
saya Kada!” tanpa diminta Kada langsung mengulurkan tangan pada Kodi.
Dengan malas
Kodi menjabat tangan Kada. “Saya Kodi!”
“Kamu mau
ke mana, Kodi?” tanya Kada lagi.
“Aku mau berjalan-jalan ke kota.”
“Wah, aku
ikut, ya! Aku ingin sekali melihat kota.”
Terpaksa
Kodi mengangguk . Kada melompat kegirangan. Akhirnya Kada bisa melihat kota.
Selama ini, Kada hanya mendengar cerita dari Paman Kordi katak saja. Kata Paman
Kordi, kota itu sangat indah dengan lampu berwarna-warni.
Kodi segera
melompat-lompat. Kada menyusul Kodi.
Kada baru
tahu. Ternyata perjalanan ke kota cukup jauh. Untuk sampai ke kota, mereka
harus melewati kolam kecil. Byur... Kodi dan Kada berenang menyusuri kolam itu.
“Hei kalian
kembar, ya? ” tanya anak ikan yang berpapasan dengan mereka.
“Tentu saja
tidak. Aku kodok dia katak,” jawab Kodi gusar.
“Apa
bedanya? Kalian sama saja. Suka mengorek dan melompat tinggi,” kata anak ikan.
Kodi kesal
kalau ada yang menyamakannya dirinya dengan Katak. Tentu saja ia lebih baik
dibandingkan Kada. Kakinya lebih panjang, sehingga ia bisa melompat lebih tinggi
dibandingkan Kada. Tubuh Kodi mulus, sedangkan tubuh Kada bentol-bentol dan
menjijikkan.
“Oh,
begitu... tapi kalau dari jauh, kalian sama saja,” kata anak ikan itu lagi.
Ehm, Kodi
kesal. Sudah capek menjelaskan, masih dianggap sama juga.
“Sudah
jangan kesal. Sekali-kali kamu bilang saja, kalau kita ini saudara kembar,”
goda Kada. Kodi bertambah kesal.
Akhirnya
mereka sampai di tepian kolam. Kodi dan Kada melompat ke darat. Mereka segera
menuju sebuah rumah.
“Katannya
kita mau ke kota, kok malah ke rumah petani,”
“Kamu tidak
tahu ya, kalau kota itu jauh sekali. Kita tidak sanggup melompat-lompat sampai
ke kota,” kata Kodi sambil melompat ke truk. Ia tersenyum, karena ia lebih
pintar dari Kada.
Tidak lama
seorang bapak petani keluar rumah dan membawa keranjang besar berisi aneka sayuran. Pak petani itu meletakkan keranjang, lalu bergegas memanaskan mesin mobil terlebih dahu. Kini Kada
mengerti. Mereka akan menumpang mobil ke kota.
Hup.. Kodi
dan Kada melompat masuk ke dalam keranjang sayuran itu. Mereka lalu bersembunyi di antara sayuran
Tidak berapa lama, Pak Petani menaikkan keranjang sayuran ke atas truk. Truk lalu bergerak. Kodi dan Kada terdiam di dalam. Kada merasa truk itu berjalan lama sekali. Berkali-kali tubuh Kada dan Kodi terguncang. Akhirnya truk berhenti.
Tidak berapa lama, Pak Petani menaikkan keranjang sayuran ke atas truk. Truk lalu bergerak. Kodi dan Kada terdiam di dalam. Kada merasa truk itu berjalan lama sekali. Berkali-kali tubuh Kada dan Kodi terguncang. Akhirnya truk berhenti.
Kodi segera melompat turun sebelum Pak petani
melihat mereka. Kada juga ikut melompat.
“Kita kemana
lagi?” tanya Kada.
“kita tunggu
sampai sore,” jawab Kodi.
“Kenapa
harus begitu?” tanya Kada penasaran.
“Nanti juga
kamu akan tahu sendiri,” jawab Kodi kesal sambil memejamkan matanya.
Akhirnya
Kada tidak bertanya lagi. Ia tahu, Kodi mulai kesal padanya. Kada memilih tidur
juga. Perjalanan menuju kota melelahkan juga.
Saat malam
tiba, Kodi melompat-lompat. Kada mengikuti Kodi. Ternyata Kodi menuju sebuah
taman yang banyak lampunya. Kini Kada mengerti.
“Oh, jadi
nyamuk itu suka berkumpul di lampu terang, ya!” seru Kada.
Mereka naik
ke atas bangku taman. Kada melompat tinggi lalu menjulurkan lidahnya menangkap
nyamuk. Sebentar saja ia sudah kenyang. Sedangkan Kodi masih terus berusaha menangkap
nyamuk, karena lompatannya tidak tinggi. Kodi menertawakan Kada, lalu diam-diam
melompat pergi.
“Kada tunggu
aku!” Kodi berusaha mengejar Kada.
Kada kesal,
Kodi selalu saja ingin mengikutinya. Padahal kan, dia memang lebih unggul
dibandingkan Kodi.
Kodi terus
melompat-lompat menuju sebuah rumah.
“Kamu jangan
ke situ, Kodi! Paman Kordi selalu berpesan, aku tidak boleh masuk ke rumah,”
cegah Kada.
“Memangnya
kenapa?” tanya Kodi sedikit penasaran.
“Manusia
tidak suka kita masuk ke dalam rumah. Mereka pasti langsung mengusir. Selain
itu mereka akan....”
“Ah, banyak
bicara kamu!” Kodi langsung memotong ucapan Kada. Ia segera melompat-lompat
menuju halaman sebuah rumah.
Wah, Kodi
senang sekali, rumah itu mempunyai kolam ikan. Tanpa menunggu lama, Kodi segera
berenang di kolam itu. Apalagi disekitar situ banyak nyamuk berterbangan.
Haphaphap. Kodi makan nyamuk lagi.
“Kodi kita
harus segera pergi dari sini!” ajak Kada saat mendengar langkah manusia
“Kamu pulang
saja!” usir Kada
Tiba-tiba
ada seorang anak menghampriri kolam. “Papa, ada kodok di kolam, “ teriak anak
itu.
Papa anak
itu datang lalu mengambil jaring penangkap ikan. Kodi terjerat. “Lumayan untuk
umpan pancing besok.”
Dari balik
rumput, Kada hanya bisa menyaksikan Kodi tak berdaya. Ia baru saja mau
mengingatkan Kodi, kalau manusia lebih suka kodok dibandingkan katak.
Jadi kodok dan kayak memang berbeda ya? Soalnya saya menganggapnya ya sama gitu. Namun dicerita ini jadi tampak bahwa keduanya seperyi kembar, tapi tidaklah sama
ReplyDelete