Siapa yang rajin mengirim naskah ke media? Ayo ajung jempol kaki hehehehe... Masih banyak tidak, teman-teman yang merasa kesulitan? Sini saya kasih tahu caranya.
Saya sering iri melihat karya teman-teman dimuat di sebuah media. Saya pun ingin cerita saya dimuat seperti cerita mereka. Rasa iri itu saya ubah jadi energi postif yang membuat saya semangat menembus media itu juga.
Pertama, saya memperlajari dulu karakter media yang akan dituju. Pelajari seperti apa jenis tulisan yang ia sukai. Karena setiap media mempunyai karakter yang berbeda. Majalah Bobo dan Majalah Soca sama-sama majalah anak. begitu juga Gadis dan Hai sama-sama majalah remaja. Tapi tetap berbeda karakter.
Caranya, dengan membeli majalahnya. Kenapa harus membeli? Karena di majalah edisi terbaru itu, selain kita bisa membaca cerita yang sedang up date, kita juga bisa melihat info terbaru tentang majalah tersebut.
Bisa saja sih, kita membeli majalah bekas. Tapi siapa tahu, kantornya sudah pindah, nomer teleponnya dan alamat emailnya pun sudah ganti. Di majalah itu juga banyak ide-ide yang bisa dijadikan bahan cerita kita. Bacalah cerita di majalah itu sebanyak-banyaknya. Kalau cuma satu cerita kurang. Semakin banyak membaca, kita akan menemukan karakternya. karena semua cerita yang dimuat, pasti memiliki persamaan. Entah gaya bahasa, susunan alurnya, penggunaan endingnya dan sebagainya.
Bertanya pada teman yang tahu alamat emailnya juga tidak apa-apa. Hanya menurut saya, kurang efektif. Buat apa tahu email atau alamat redaksinya, kalau kita tidak tahu selera majalahnya. Ibaratnya dia suka mie ayam, kita kirimnya mie bakso, walau sama-sama berbahan mie.
Setelah mempelajari karakter media, langkah selanjutnya tentu saja menulis. Usahakan ceritanya yang dekat dengan pembaca majalah itu. Misalnya Bobo untuk pembaca anak SD. Maka ceritanya harus seputar anak SD. Begitu juga dengan Majalah gadis yang segmen pembacanya 13-17 tahun. Carilah ide cerita seputar kehidupan dan permasalahan remaja cewek 13-17 tahun.
Bila naskah sudah kelar, segera kirim. Jangan sedih, kalau naskah ditolak. Terus belajar, lalu kirim kembali. Pasti akan tembus juga.
Saya sudah menerapkan trik ini dan Alhamdulillah berhasil. Saya berhasil nembus Bobo, Kompas Anak, GIRLS, SOCA, Gadis, Hai, Story dan dua majalah yang sudah tutup Anita Cemerlang dan MODE.
O iya, saran dari saya, bila teman-teman ingin menulis ke sebuah media, jangan lihat berapa dulu honornya. Menulis dulu untuk mengukur kemampuan kita. Saya pribadi lebih mengutamakan kepuasan batin. Bila sudah berhasil nembus, rasanya mengalahkan segalanya. Berarti kerja keras saya menembus media itu, akhirnya berhasil. Dan Honor itulah nilai plusnya. Saya boleh merayakan keberhasilan saya dengan makan bakso, jalan-jalan, membeli sesuatu dan sebagainya dari hasil kerja keras saya.
Salam semangat menulis
Saya sering iri melihat karya teman-teman dimuat di sebuah media. Saya pun ingin cerita saya dimuat seperti cerita mereka. Rasa iri itu saya ubah jadi energi postif yang membuat saya semangat menembus media itu juga.
Pertama, saya memperlajari dulu karakter media yang akan dituju. Pelajari seperti apa jenis tulisan yang ia sukai. Karena setiap media mempunyai karakter yang berbeda. Majalah Bobo dan Majalah Soca sama-sama majalah anak. begitu juga Gadis dan Hai sama-sama majalah remaja. Tapi tetap berbeda karakter.
Caranya, dengan membeli majalahnya. Kenapa harus membeli? Karena di majalah edisi terbaru itu, selain kita bisa membaca cerita yang sedang up date, kita juga bisa melihat info terbaru tentang majalah tersebut.
Bisa saja sih, kita membeli majalah bekas. Tapi siapa tahu, kantornya sudah pindah, nomer teleponnya dan alamat emailnya pun sudah ganti. Di majalah itu juga banyak ide-ide yang bisa dijadikan bahan cerita kita. Bacalah cerita di majalah itu sebanyak-banyaknya. Kalau cuma satu cerita kurang. Semakin banyak membaca, kita akan menemukan karakternya. karena semua cerita yang dimuat, pasti memiliki persamaan. Entah gaya bahasa, susunan alurnya, penggunaan endingnya dan sebagainya.
Bertanya pada teman yang tahu alamat emailnya juga tidak apa-apa. Hanya menurut saya, kurang efektif. Buat apa tahu email atau alamat redaksinya, kalau kita tidak tahu selera majalahnya. Ibaratnya dia suka mie ayam, kita kirimnya mie bakso, walau sama-sama berbahan mie.
Setelah mempelajari karakter media, langkah selanjutnya tentu saja menulis. Usahakan ceritanya yang dekat dengan pembaca majalah itu. Misalnya Bobo untuk pembaca anak SD. Maka ceritanya harus seputar anak SD. Begitu juga dengan Majalah gadis yang segmen pembacanya 13-17 tahun. Carilah ide cerita seputar kehidupan dan permasalahan remaja cewek 13-17 tahun.
Bila naskah sudah kelar, segera kirim. Jangan sedih, kalau naskah ditolak. Terus belajar, lalu kirim kembali. Pasti akan tembus juga.
Saya sudah menerapkan trik ini dan Alhamdulillah berhasil. Saya berhasil nembus Bobo, Kompas Anak, GIRLS, SOCA, Gadis, Hai, Story dan dua majalah yang sudah tutup Anita Cemerlang dan MODE.
O iya, saran dari saya, bila teman-teman ingin menulis ke sebuah media, jangan lihat berapa dulu honornya. Menulis dulu untuk mengukur kemampuan kita. Saya pribadi lebih mengutamakan kepuasan batin. Bila sudah berhasil nembus, rasanya mengalahkan segalanya. Berarti kerja keras saya menembus media itu, akhirnya berhasil. Dan Honor itulah nilai plusnya. Saya boleh merayakan keberhasilan saya dengan makan bakso, jalan-jalan, membeli sesuatu dan sebagainya dari hasil kerja keras saya.
Salam semangat menulis
Bambang Irwanto
0 Response to "Jurus Jitu Menembus Media"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.