Pita-pita Nyonya Glory
Bambang Irwanto
Toko Nyonya Glory menjual
berbagai macam pita warna dan motif. Nyonya Glory sendiri yang membuat dan melukis pita-pita itu. Semua orang menyukai pita-pita cantik buatan
Nyonya Glory. Makanya pelanggan Nyonya Glory sangat banyak.
Suatu hari seorang Nyonya masuk ke toko
Nyonya Glory. Penampilan Nyonya itu
sangat menawan. Topi, gaun, tas dan sepatu yang dikenakannya sangat bagus. Nyonya Glory segera menyambut dengan ramah.
“Nyonya
ingin membeli pita?” sapa Nyonya Groly pada pelanggan barunya.
“Saya Nyonya Angel. Saya ingin membeli lima ratus pita dengan motif yang sama,” kata Nyonya itu.
Nyonya Glory terkejut. “Lima ratus pita? Benarkah itu,
Nyonya Glory
tak percaya.
“Tentu
saja benar! Tapi syaratnya warna dan motif pita itu harus sama. Apa ada?”
“Sebenarnya, tidak ada Nyonya, tapi saya akan
membuatkan pita itu untuk anda!” janji Nyonya
Glory
“Baiklah, saya akan
kembali seminggu lagi.”
Hari itu juga, Nyonya Glory segera bekerja dengan semangat. Nyonya
Glory sudah
membayangkan, berapa banyak keuntungan yang akan dia dapat. Dia tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Apalagi
sangat jarang orang yang memesan pita sebanyak itu.
Baru sejam bekerja, ada
yang masuk ke
toko. Ternyata Nyonya Rasya.
“Nyonya Glory, saya mencari pita
warna ungu motif bunga-bunga. Apa ada?” tanya Nyonya Rasya.
“Maaf ya, saya sibuk
sekali. Nanti saja datangnya,” jawab
Nyonya Glory
Nyonya Rasya kecewa.tidak
biasanya Nyonya Glory tak ramah.
Menjelang siang,
serombongan anak sekolah mampir ke toko pita Nyonya Glory. Nyonya Glory masih saja sibuk mengerjakan pita
pesanan Nyonya Angel.
“Bu, kami mencari pita
warna kuning emas untuk tugas sekolah,” kata seorang anak berkepang dua.
“Maaf ya, pita itu
habis,” jawab
Nyonya Glory
tanpa memperhatikan dulu persediaan
pita yang ada.
Begitulah, Nyonya Glory
menolak pembeli yang datang ingin membeli pitanya.
Besoknya, Nyonya Glory memutuskan tidak membuka toko pitanya. Nyonya Glory harus bergegas
menyelesaikan pesanan limaratus pita.
“Kenapa kamu menutup
toko?” tanya Pak Ron, suami Nyonya
Glory.
“Saya sibuk mengerjakan pita
pesanan,” jawab Nyonya Glory sambil
terus sibuk mengunting pita.
“Bagaimana dengan pelanggan-pelangganmu
yang lain?” tanya Pak Ron lagi.
“Ah, tak apa, mereka juga membeli
pita sedikit. Paling banyak hanya dua
pita.”
Pak Ron
menghempuskan napas, lalu bergegas meninggalkan rumah. Nyonya Glory kembali
sibuk menyelesaikan pesanan pitanya.
Seminggu lamanya, Nyonya
Glory menutup toko pitanya. Ia senang, karena berhasil menyelesaikan lima ratus pita warna ungu motif bunga-bunga, pesanan Nyonya Angel. Nyonya Glory pun mendapat keuntungan
banyak.
Hari ini, Nyonya Glory kembali membuka tokonya. Dia berharap pengunjung banyak yang mengunjungi toko.
Hari menjelang siang,
tapi tidak seorang pun yang mengunjungi
toko dan membeli pita Nyonya Glory. Bahkan jalanan sangat
sepi. Hanya beberapa orang yang lalu lalang di depan toko.
“Ah, mungkin sebentar
lagi. Biasanya anak-anak sekolah akan mampir sepulang sekolah,” gumam Nyonya Glory.
Sampai menjelang sore,
tidak satu pun yang datang dan membeli pita Nyonya Glory. Dia sangat sedih, lalu segera menutup tokohnya. Dengan langkah gontai, Nyonya
Glory pulang ke rumah
“Kenapa wajahmu sedih?” tanya Pak Ron.
Nyonya Glory menceritakan pada Pak Ron.
“Mungkin mereka sudah
malas berkunjung dan membeli pita di tokomu.
Mungkin karena kamu tidak melayani mereka dengan baik.”
Nyonya Groly tertunduk sedih. Benar kata suaminya.
Seminggu ini ia terlalu mengejar keuntungan dan mengutamakan satu pelanggan
saja. Nyonya Gloria mengacuhkan dan mengorbankan semua pelanggan setianya
“Lalu bagaimana, ya? Aku sudah terlanjur
mengecewakan semua pelangganku,” keluh Nyonya Glory.
“Tidak
usah cemas. Besok kamu tetap bisa membuka toko. Pelanggan kita masih tetap
ada,”
“Oh
bagaimana bisa?” mata Nyonya Glory terbelalak.
“Karena
selama seminggu aku mengantikan tugasmu membuka toko dan melayani pembeli,”
kata Pak Ron. “Mereka banyak mencarimu. Jadi aku katakan saja, kamu lagi ke
rumah adikmu.”
“Benarkah?” Nyonya Glory gembira sekali.
“Tapi kenapa hari ini sepi saja?”
Hahahaha,
Pak Ron tetawa. “Gara-gara pesanan limaratus pita itu, kamu melupakan
segalanya. Hari ini kan libur nasional. Semua orang libur.”
Olala,
Nyonya Glory semakin tersipu malu. Nyonya Glory berjanji akan mengutamakan
pelanggan setia toko pitanya.
Dongeng ini dimuat di Kumpulan Dongeng Bobo 2013. Ilustrasi Pak Yoyok
Menarik idenya
ReplyDeleteMengingatkan kita semua untuk tidak mengabaikan orang-orang dekat hanya demi keuntungan yang lebih banyak