Mengirim naskah cerita kita ke Media juga butuh perjuangan. Semua butuh proses. Tidak sebentar, tatapi waktu yang lama.
Saya mulai menulis secara otodidak. Dari membaca cerita dimajalah, kemudian saya coba menulis cerita sendiri.
Tentu saja tidak mudah. Berlembar-lembar kertas saya habiskan hanya untuk satu cerita. Hasilnya pun amburadul alias balau. Tapi saya tidak menyerah. Walau keinginan saya saat itu hanya agar cerita saya dimuat dan nama saya ikut tampil di majalah.
Seiring waktu, saya berproses sendiri. Semua proses menulis saya nikmati. Termasuk saat naskah ditolak. Awalnya sedih, namun lama-lama sudah biasa. Malah tambah semangat belajar menulis cerita bagus. Saya bersyukur ditolak terus.
Saya pun semakin bersemangat menulis dan mengirim ke media. Dan Alhamdulillah akhirnya dimuat.
Intinya, kita harua terus berjuang mengirim tulisan ke media. Kalau belum lolos, coba terus sampai tembus. Jadi jangan satu dua kali kirim, ditolak, terus putus asa.
Ayo, semangat menulis. Karena yang bersemangat dan bermental baja, maka dialah yang bertahan dan semkin berhasil. Apalagi zaman sekarang, menulis itu jauh lebih dipermudah.
Bisa tanya teman-teman di facebook, pakai pc atau laptop, kirimnya juga via email.
Coba dulu, harus pakai mesin tik, kalau salah tik susah diedit dan kirimnya via pos.
Coba dulu, harus pakai mesin tik, kalau salah tik susah diedit dan kirimnya via pos.
So.. Bukan saatnya mengeluh, galau melow kayak stabilow. Segera nulis..nulis...dan nulis. Lalu kirim sebanyak-banyaknya. Kalau kamu mencintai dunia menulis, semua rintangan pasti bisa dihadapi.
Salam semangat menulis.
0 Response to "Menembus Media Butuh Perjuangan"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.