Beberapa waktu lalu, saya mengikuti lomba menulis bertema 'PASSION', yang diadakan sebuah Asuransi FWD Life Indonesia.
Karena passion saya adalah menulis, maka saya menulis cerita proses menulis saya, mulai awal sampai sekarang.
Alhamdulillah, tulisan ini menang 'Winner Bronze" bersama 14 teman lainnya :
Passion Saya Adalah Menulis
Passion menurut saya adalah suatu
kegiatan yang bila dilakukan, akan membuat hati senang dan tanpa beban,
walaupun dilakukan secara terus menerus. Dan passion saya adalah menulis. Saya
cinta dunia menulis, dan selalu ketagihan untuk menulis. Rasanya ada yang
kurang, bila dalam sehari, saya tidak menulis.
Sejak kecil saya suka membaca dan
secara sendirinya timbul keinginan belajar menulis. Saya belajar menulis secara
otodidak. Waktu itu saya memang sedikit khawatir, kalau proses belajar menulis
saya, akan sedikit menganggu pelajaran sekolah saya. Alhamdulilah itu tidak
terjadi, karena saya bisa mengatur waktu.
Namun hambatan besar datang dari Bapak
saya. Beliau tidak suka kalau saya ketak-ketik mesin tik. Lalu menurut beliau,
pemborosan karena menghabiskan waktu dan kertas. mending waktu saya digunakan
untuk hal-hal lain. Bahkan sering kali kata-kata Beliau menjatuhkan mental
saya. Salah satunya : "Hmm, pemborosan saja. Paling di majalah, naskahmu
dibuang."
Rasa sedih dan kecewa melanda diri
saya. Putus asa, karena Bapak tidak menunggu. Mungkin saatnya saya berhenti
menulis.
Tapi saya bersyukur, karena Ibu dan
kakak perempuan saya terus memberi semangat. Semangat menulis saya kembali
berkobar laksana api olimpiade. Bukankah segala sesuatu ada hambatannya?
Saat beliau masih jam dinas, saya
gunakan untuk mengetik naskah. pokoknya semua kegiatan menulis saya lakukan,
saat beliau masih di tempat kerja. Dan hasilnya, tulisan saya semakin
meunjukkan kemajuan, selain tidak perlu berdebat dengan Bapak saya.
Akhirnya perjuangan saya tidak sia-sia. Tulisan pertama saya dimuat di Majalah remaja. Saat itu usia saya baru 16 tahun. Rasanya ingin terbang, saat Pak Pos mengantar wesel dan majalah buktinya. Sepulang Bapak kerja, saya langsung tunjukkan majalah yang memuat tulisan saya. Bapak saya hanya nyengir. Soalnya honor 50 ribu, sangat besar zaman itu.
Akhirnya perjuangan saya tidak sia-sia. Tulisan pertama saya dimuat di Majalah remaja. Saat itu usia saya baru 16 tahun. Rasanya ingin terbang, saat Pak Pos mengantar wesel dan majalah buktinya. Sepulang Bapak kerja, saya langsung tunjukkan majalah yang memuat tulisan saya. Bapak saya hanya nyengir. Soalnya honor 50 ribu, sangat besar zaman itu.
Sebagai pembuktian, honor pertama saya,
saya belikan Bapak sebungkus rokok dan bensin motornya. Apalagi Beliau dengan
senang hati, mengantar saya ke kantor pos mengambil wesel.
Sejak saat itu, Bapak saya cuma
senyum-senyum, bila melihat saya mengetik naskah. Sepertinya beliau sudah
mengakui, kalau anaknya bisa menulis untuk media. Walau hanya sedikit.. hehehe
Menulis Setiap Hari
Agar imajinasi saya terus berkembang,
maka saya menulis setiap hari. Menulis itu tidak harus duduk di depan laptop,
pc atau netbuk. Menulis bisa dilakukan di mana saja. Saya bisa menulis di hape,
buku tulis atau secarik kertas. Yang penting, ide jangan sampai menguap begitu
saja. nanti setelah ada waktu, saya baru mengetiknya di PC atau Laptop.
Menulis setiap hari membuat hidup saya
berwarna. Saya bisa menulis apa saja. Selain itu, setiap hari menulis membuat
saya mudah mendapat ide, mengolah cerita, marangkai kata, sampai menemukan
ending menarik. Selain itu, cerita-cerita yang saya tulis lumayan banyak untuk
bank naskah saya dan siap dikirim ke media.
Alhamdulillah, sekarang tulisan saya
dimuat di berbagai media nasional. Baik cerita anak, remaja atau artikel. Tentu
saja saya sangat senang, tapi tidak boleh sombong dan merasa puas. Saya tetap
belajar, belajar dan belajar, agar tulisan saya semakin baik.
Untuk mengambang dunia menulis, saya
banyak bergabung di grup penulisan di Facebook. Mulai dari grup penulisan
cerita anak, remaja, bahkan penulisan novel. Alhamdulillah, selain menambah
ilmu dan pengalaman menulis, saya juga pernah ditawari job menulis buku dan
cerita anak.
Selain itu, saya bisa berbagi sedikit pengalaman dengan teman-teman seputar pengalaman menulis. Bila ada teman yang bertanya seputar syarat kirim naskah ke medis, dengan senang hati saya akan menjawab.
Menulis membuat hidup saya lebih berarti dan berwarna.
Selain itu, saya bisa berbagi sedikit pengalaman dengan teman-teman seputar pengalaman menulis. Bila ada teman yang bertanya seputar syarat kirim naskah ke medis, dengan senang hati saya akan menjawab.
Menulis membuat hidup saya lebih berarti dan berwarna.
Berbagi Cerita, Berbagi Ceria
Saat ini, saya mempunyai kelas berbagi
pengalaman menulis. Namanya Kelas "Kurcaci Pos". Kelas ini bukan
mengajarkan ilmu menulis, tapi berbagi pengalaman menulis saya selama ini.
Awalnya, kelas Kurcaci Pos terbentuk,
karena banyak teman-teman yang bertanya kepada saya, seputar dunia menulis.
Akhirnya, saya memutuskan untuk membuka kelas saja. Saya pun memilih 3-4 orang
untuk bergabung. Ada 4 kali pertemuan, seminggu sekali dan berlangsung kurang
lebih sebulan. Dan kelas ini gratis.
Akhirnya, banyak teman meminta untuk
menambah materi dan pertemuaannya. Saya pun membuka kelas berbayar. Ada 8 kali
pertemuan, seminggu sekali dan setiap pertemuan 2 jam. Selain itu, ada waktu
koreksian tugas dil luar jam kelas.
Alhamdulillah, sudah selesai 3 kelas
dan kelas ke 4 sedang berlangsung. Bahkan tanpa disangka, ada teman yang
meminta privat juga. Maka dengan senang hati saya menerima. Harapan saya,
setelah bergabung di kelas Kurcaci Pos, teman-teman terus semangat menulis,
sehingga karya-karya bertebaran baik di media cetak maupun buku.
Rencana saya, ingin juga membuka kelas
offlline atau tatap muka. Saya juga mempunyai cita-cita mempunya perpustakaan
khusus buku anak-anak yang dilengkapi sarana edukatif lainnya. Jadi anak-anak
bisa puas membaca dan bermain.
Saya juga ingin mempunyai toko buku khusus buku anak-anak yang ditulis oleh teman-teman saya. Tentu saja untuk mewujudkan semua itu, saya butuh dana besar dan harus lebih meningkatkan kemampuan menulis saya, dengan belajar, belajar dan belajar terus.
Saya juga ingin mempunyai toko buku khusus buku anak-anak yang ditulis oleh teman-teman saya. Tentu saja untuk mewujudkan semua itu, saya butuh dana besar dan harus lebih meningkatkan kemampuan menulis saya, dengan belajar, belajar dan belajar terus.
Bambang Irwanto
nah ini sangat keren bang, jarang orang yang suka nulis, menurut aku menulis tak akan bisa baik jika tak suka membaca. aku sendiri jadi doyan nulis juga, sebab dengan menulis apa yang aku tulis berdasarkan apa yang aku baca jadi ingat
ReplyDeletePenulis yg baik adalah pembaca yg baik,...mantap pak, sangat menginspirasi
ReplyDelete