Minggu lalu, saya mengikuti kuis Mbak Fitria Chakrawati di Komunitas Penulis Bacaan Anak.
Hadiahnya buku dan voucher pembelan buku.
Pertanyaannya, ceritanya tentang piala kemenangan kamu.
Ehm.. sejujurnya, saya tidak mempunyai satu pun piala kemenangan hasil ikut lomba.
Saya memang pernah ikut beberapa kali lomba, tapi tidak memang hehehe...
Lalu apa ya, piala kemenangan saya?
Setelah berpikir, ternyata saya punya satu piala kemenangan.
Apakah itu?
Nah, inilah jawaban saya atas kuis Mbak Fita itu.
Dan ternyata saya menang.
Horeee...
terima kasih, Mbak Fita.
Ikutan ya, Mbak Fitria Chakrawati :
Jadi awal saya belajar menulis, Bapak saya kurang mendukung.
Katanya pemborosan lah, bikin rusak mesik tik lah, lain sebagainya.
Tapi karena saya suka menulis, maka saya tidak peduli. Apalagi, Ibu saya, sangat mendukung saya.
Makanya saat beliau masih di kantor, saya memanfaatkan belajar menulis dan mengetik naskah di mesin tik. Jadi saat Bapak saya pulang atau berada di rumah, saya hanya menulis di buku tulis.
Saya pun terus belajar sendiri dan terus mengirim naskah ke media.
Sampai akhirnya, tulisan pertama saya, sebuah artikel dimuat, saat saya berumur 16 tahun.
Pas majalahnya buktinya dan weselnya datang, saya tunjukkan ke Bapak saya.
Beliau cuma nyengir. Malah mengantar saya ke kantor pos mengambil wesel.
Honor 50 ribu itu, saya belikan sebuah baju untuk Bapak saya.
Eh, beliau nyengirnya makin lebar, sambil berkata : "ya, sudah, besok menulis lagi dan kirim naskah yang banyak."
Saya pun ikut nyengir.
"Hehehe... belum tau saja beliau. Saya kan main belakang hahaha.
Nah. itulah piala kemenangan saya, semangat menulis yang saya bawa bawa sampai sekarang.
Jadi kalau kalian punya keinginan dan tekad yang kuat, maju terus.
Selama yang kita kerjakan baik, maju terus.
Salam semangat menulis.
Hadiahnya buku dan voucher pembelan buku.
Pertanyaannya, ceritanya tentang piala kemenangan kamu.
Ehm.. sejujurnya, saya tidak mempunyai satu pun piala kemenangan hasil ikut lomba.
Saya memang pernah ikut beberapa kali lomba, tapi tidak memang hehehe...
Lalu apa ya, piala kemenangan saya?
Setelah berpikir, ternyata saya punya satu piala kemenangan.
Apakah itu?
Nah, inilah jawaban saya atas kuis Mbak Fita itu.
Dan ternyata saya menang.
Horeee...
terima kasih, Mbak Fita.
Ikutan ya, Mbak Fitria Chakrawati :
Jadi awal saya belajar menulis, Bapak saya kurang mendukung.
Katanya pemborosan lah, bikin rusak mesik tik lah, lain sebagainya.
Tapi karena saya suka menulis, maka saya tidak peduli. Apalagi, Ibu saya, sangat mendukung saya.
Makanya saat beliau masih di kantor, saya memanfaatkan belajar menulis dan mengetik naskah di mesin tik. Jadi saat Bapak saya pulang atau berada di rumah, saya hanya menulis di buku tulis.
Saya pun terus belajar sendiri dan terus mengirim naskah ke media.
Sampai akhirnya, tulisan pertama saya, sebuah artikel dimuat, saat saya berumur 16 tahun.
Pas majalahnya buktinya dan weselnya datang, saya tunjukkan ke Bapak saya.
Beliau cuma nyengir. Malah mengantar saya ke kantor pos mengambil wesel.
Honor 50 ribu itu, saya belikan sebuah baju untuk Bapak saya.
Eh, beliau nyengirnya makin lebar, sambil berkata : "ya, sudah, besok menulis lagi dan kirim naskah yang banyak."
Saya pun ikut nyengir.
"Hehehe... belum tau saja beliau. Saya kan main belakang hahaha.
Nah. itulah piala kemenangan saya, semangat menulis yang saya bawa bawa sampai sekarang.
Jadi kalau kalian punya keinginan dan tekad yang kuat, maju terus.
Selama yang kita kerjakan baik, maju terus.
Salam semangat menulis.
0 Response to "Piala Kemenangan Saya"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.