Dongeng? Hmm
itu cerita-cerita favorit saya. Sejak kecil saya mendengarkan cerita dongeng,
lalu membaca cerita dongeng, kemudian menulis dongeng khayalan saya sendiri. Intinya,
dongeng itu tidak lepas dalam kehidupan saya.
Lewat
dongeng, banyak sekali hal-hal baik yang saya dapatkan. Bukan hanya menikmati
cerita yang bagus, tapi juga saya mendapat nilai-nilai kebaikan untuk
kehidupan. Secara tidak langsung, saya belajar menulis dongeng yang membuat
hidup saya berwarna.
Karena itu,
saya pun mengenalkan dongeng pada si kecil di rumah. Tidak hanya membacakan dari buku atau majalah anak, tetapi juga dari dongeng yang saya karang sendiri. Misalnya saat mereka tidak
mau menghabiskan nasi, maka saya bisa mendongeng tentang nasi yang menangis
karena disia-siakan. Lalu saat si kecil malas mengosok gigi sebelum tidur, maka
kita bisa mendongeng tentang monster-monster yang ada di dalam mulutnya. Di lain
waktu, si kecil membuang bungkus makanan ringannya di sembarang tempat. Maka
saya bisa mendongeng tentang negeri sampah, karena semua penduduknya sembarang
membuang sampah.
Lewat
dongeng, saya menyampaikan sesuatu pada si kecil, tanpa harus menasihati atau
menggurui. Si kecil juga dengan senang hati menyerap pesan yang saya maksud,
tanpa merasa dibebani nasihat ini itu. Semua akan lebih mudah, asalkan
dongengnya disesuikan dengan isi pesan yang saya maksud. Imajinasi si kecil
juga akan berkembang.
Foto : Penerbit BIP
Nah, biar
cerita yang saya dongengkan jadi menarik, biasanya saat mendongeng, saya menambahkan
dengan gestur tubuh, mimik wajah, variasi suara, juga alat peraga. Dijamin si kecil akan senang
mendengar dongeng saya.
Tetapi untuk
alat peraga tidak mutlak kok, saya pakai. Tidak harus juga membeli alat peraga.
Saya bisa dipakai benda-benda yang ada saja. Misalnya saat mendongeng tentang
nasi, saya bisa mengambil sebutir nasi. Atau bisa juga menggambar sebutir nasi
yang sedang menangis. Lalu saat mendongeng tentang negeri sampah, saya tinggal
memakai bungkus makanan ringan yang dibuang si kecil tadi.
Bila
mendongengnya sebelum terus, bisa memanfaat ruang. Matikan lampu, pasang lilin,
lalu mendongeng dengan bantuan jari-jari kita.
Saya juga
biasanya memanfaatkan momen-momen tertentu. Misalnya saat mati lampu saat malam
hari. Pasti si kecil bete. Apalagi kalau masih sore. Disuruh tidur juga, pasti
tidak mau.
Nah, saya
bisa mendongeng untuk si kecil. Caranya pasti semua sudah tahu. Ya, dengan
bantuan cahaya lilin, sepuluh jari tangan, dan tembok. Taraaaa... siap untuk
mendongeng. Saya juga bisa melibatkan bantuan tangan si kecil. Misalnya saat
tokohnya lebh dari dua.
Foto : Penerbit BIP
Momen lain,
misalnya saat mengajak si kecil berjalan-jalan. Misalnya ke pantai. Anak-anak
pasti senang main air, dan agak susah diajak berhenti. Malah mengeluarkan jurus
andalannya, yaitu menangis. Maka saya dongengkan tentang anak ikan yang
tersesat, karena tidak mau mendengarkan nasihat Ibunya, agar tidak berenang
terlalu jauh.
Atau saat ke kebun binatang, dan si kecil melihat Gajah. Dia pun bertanya, kok gajah belalainya panjang? Maka saya bisa mendongeng seekor gajah yang bosan dengan belalainya yang panjang. Gajah itu ingin belalainy pendek saja. Akhirmya dia kesusahan mengambil sesuatu. Jadi belalai gajah panjang, agar bisa dengan mudah mengambil atau membawa sesuatu.
Intinya,
sangat banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendongeng pada si kecil. Dan
semua sudah ada pada diri kita dan sekitar kita. Jadi tinggal bagaimana kita
memanfaatkannya. Karena Dongeng itu baik untuk kehidupan kita.
Demikian
tips dari saya. Masih kurang? Dengan dengan
menggunakan Masih kurang tips dari saya?
Tidak perlu khawatir. Besok ada acara keren tentang Dongeng. Festival Dongeng
Indonesia 2015. Acaranya akan berlangsung sabtu dan minggu, 30 Oktober dan 1
November 2015. Bertempat di Museum Nasional Jakarta. Acaranya seru dan menarik.
Jadi sangat sayang untuk dilewatkan.
Bambang Irwanto
0 Response to "Tips Mendongeng Saya"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.