Beberapa teman inbox saya. Kata mereka, belum pede kirim cerita ke media. Padahal sudah banyak cerita yang siap dikirim. Kok bisa? Kok belum pede.
Mereka pun
bercerita. Salah satunya karena merasa menambus media itu sangat sulit. Yang
kirim naskah ke satu media itu sangat banyak. Belum antrenya lama. Belum harus
bersaing dengan penulis lainnya, termasuk penulis senior.
Lalu mereka
akan bertanya lagi. Saya harus bagaimana ya, Mas? Apa yang harus aya lakukan?
Bila
menghadapi teman-teman seperti ini, saya menghela napas panjang dulu, sebelum
menjawab pertanyaan mereka, dan menjelaskan panjang x lebar x tinggi hehehe...
Sebenarnya
ini masalah klasik, yang biasa dihadapi oleh teman-teman yang baru menulis.
Termasuk saya. Hanya setiap orang, beda cara menyikapi hal ini. Nah, denga
senang hati, saya akan bagi tipsnya, sesuai dengan pengalaman saya.
Saya pun
pernah berada di posisi seperti teman-teman itu. Saya juga belajar menulis, dan
secara otodidak. Caranya dengan banyak membaca cerita yang dimuat di media yang
saya tuju, lalu menulis cerita, dan mengirimnya ke media tersebut.
Jadi bisa
dibayangkan, awal-awal menulis itu, cerita yang saya tulis sangat amburadul.
Istilah kerenya ngalor-ngidul. Mana ngalor, mana ngidul hehehe. Tapi itulah
proses menulis yang harus saya jalani.
Ibaratnya
seperti ini :
Dari niat
menulis >>>>> jadi ingin menulis
Dari Ingin
Menulis >>>>> jadi
menulis
Dari menulis
kurang bagus >>>> jadi menulis bagus
Dari menulis
bagus >>>>> jadi menulis lebih bagus lagi
Nah, proses
itu saya jalani bertahun-tahun. Jadi walau cerita saya masih amburadul, saya
pede saya mengirim ke media. Ditolak, sudah pasti. Kecewa, tentu. Tapi di
situlah saya belajar, untuk menulis lebih baik lagi di cerita selanjutnya.
Jadi penulis
itu harus pede. Kalau kita tidak pede dengan tulisan sendiri, bagaimana orang
lain yang membaca? Untuk apa capek-capek menulis, kalau hanya jadi penghias
folder laptop atau pc. Menulis cerita kan, untuk berbagi cerita. Jangan dibaca
sendiri. Dengan mengirim naskah, setidaknya kita tau naskah kita. Kalau
ditolak, artinya kita harus belajar lagi. Kalau dimuat, kita harus tingkatkan
terus.
Satu hal
yang perlu teman-teman pahami, Media itu tidak melihat siap penulisnya. Tapi
mereka menilai tulisan kita. Cocok atau tidak dengan media mereka dan pembaca.
Segera singkirkan dari pikiran, ah saya ga punya koneksi, ah saingannya senior,
ah paling itu-itu juga yang dimuat. Pikiran semacam itu, akan menghambat proses
menulis, dan bisa membuat kita malas menulis. Menembus media itu juga perlu
perjuangan dan usaha keras. Jadi terus bersemangat.
Masih belum
pede mengirim cerita ke media? Silakan baca kembali tulisan ini dari awal, ya.
Biar pede hehehe.
Salam
semangat menulis...
Bambang Irwanto
0 Response to "Kok Belum Pede Juga? "
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.