Setiap tahun, setiap tanggal 14 April,
ada yang spesial bagi saya. Ya, tanggal 14 April, salah satu sahabat terbaik
saya ulang tahun. Saya mengenalnya sudah puluhan tahun. Dari saya kecil, imut,
lucu dan menggemaskan. Siapakah dia? Hai..hai...siapa diaaaaa......
Kaver pertama Bobo |
Dia adalah majalah Bobo, majalah
anak-anak yang sangat terkenal dan melekat di hati anak-anak Indonesia. Bobo
sudah menemani hampir seluruh bagian perjalanan hidup saya. Dari mulai hanya
melihat gambar-gambar di Bobo, lalu membaca cerita-ceritanya, belajar menulis
cerita, sampai akhirnya bisa ikut mengisi cerpen dan dongeng Bobo. Aah...
senangnya.
Saya mengenal majalah Bobo, sejak Bobo
masih harga 500 rupiah. Awalnya, dari Kak Bebi (bukan Bebi Romeo, ya), tetangga
saya. Kak Bebi itu langganan Bobo. Kebetulan ibu Kak Bebi seorang guru, jadi
langgananya lewat sekolah. Setiap kamis siang, Kak Bebi selalu mengajak saya
dan kakak perempaun saya, untuk membaca Bobo bersama.
Akhirnya, saya minta pada ibu agar
langganan Bobo juga. Kayaknya memang lebih asyik mempunyai majalah Bobo
sendiri. Akhirnya saya pun berlangganan Bobo. Setiap kamis, saya selalu
menunggu Kakak loper koran dan majalah datang kerumah. Kalau sudah terdengar
bel sepedanya, maka saya segera keluar rumah. “Ini Majalah Bobonya. Selamat
membaca, ya!” kata Kakak loper itu ramah.
Sejak itu, saya bersahabat dengan Bobo.
Dari Bobo, saya banyak belajar, termasuk belajar membaca. Dulu itu, waktu saya
belum bisa membaca, saya hanya mengarang-ngarang ceritanya pas melihat sebuah
gambar hehehe. Lalu kakak perempuan saya atau ibu saya yang membacakan cerita
di Bobo. Sampai akhirnya, saya pun bisa
membaca sendiri cerita-cerita di Bobo.
Dari membaca cerita-cerita keren di Bobo, akhirnya dengan sendirinya muncul keinginan belajar menulis juga. Dulu itu, saya ingin sekali cerita dan nama saya terpampang di majalah Bobo. Makanya saya sering mengirim cerita ke rubrik 'Arena Kecil' dan 'Tak Disangka'. Tapi... tidak satu pun dimuat hahahha.
Tapi saya tidak kecewa. Saya terus belajar, dan tanpa sadar, kalau usia saya sudah lewat untuk mengirim cerita ke rubrik arena kecil atau tak disangka hahaha. Saya pun kembali bersemangat belajar menulis cerpen dan dongeng. Alhamdulillah, proses belajar menulis secara otodidak membuahkan hasil. Alhamdulillah... Cerpen dan dongeng yang saya tulis, bisa ikut menghiasi majalah Bobo.
Cerpen dan Dongeng saya di Bobo |
Dulu di majalah Bobo, selain ada cergam
keluarga Bobo, Bona dan Rongrong, Cerita dari negeri dongeng, Paman Kikuk,
Husin, dan Asta, juga ada cergam lain. Ada
cergam Juwita dan Sisirik, dan Deni si Manusia Ikan. Ada juga tokoh si Cici
yang selalu bercerita tentang ilmu pengetahuan. Terus ada rubrik “Mari Membaca”,
yaitu cerita singkat. Dari rubrik Mari Membaca ini, saya belajar membaca. O,
iya, ada juga rubrik Sahabat Pena.
Selain cergam reguler, ada juga cergam
sisipan dan bersambung. Saya dulu suka mengumpulkan cergam sisipan itu, lalu
saya jilid jadi satu. Jadi bisa langsung membacanya dari awal sampai akhir.
Judul sisipan cergam yang masih saya ingat itu Planet yang hampir musnah,
bayang-bayang Pitulia, lalu dua anak kembar, ada juga Bernie yang bisu. Tapi
paling sering sisipan cergam Pak Janggut hehehe....
O, iya. Dari dulu Bobo sudah sering
memberi bonus. Saya masih ingat bonus-bonus majalah Bobo. Ada stiker, sapu
tangan, kertas surat, sampai kalender Bobo. Dan sampai sekarang bonus Bobo
semakin keren-keren.
Kaver terbaru Bobo Edisi Ulang Tahun |
Tidak terasa Bobo sudah 43 tahun, dan
persahabatan kami terus berlanjut. Secara tidak langsung, saya terus mengikuti
perubahan dan perkembangan Majalah Bobo. Dari Bobo hanya pakai celana pendek,
sampai sekarang Bobo bercelana panjang. Dari Coreng yang suka memakai baju
terusan warna pink, sampai Coreng yang sekarang rambutnya panjang. Bahkan sampai
Bobo mempunyai adik bernama Cimut dan anjing bernama Tompel. Bobo tetap menjadi
sahabat anak-anak Indonesia.
Selamat ulang tahun, Bobo. Terima kasih
sudah mewarnai dunia anak-anak Indonesia. Sukses terus untuk Bobo. Salam hangat
dari saya. Bobo akan selalu ada di hati saya. Dulu, sekarang, dan sampai nanti. Asyiknya di rumah kalau ada BOBO. B...O...B...O.... BOBO...
Bambang Irwanto
0 Response to "Bobo Akan Selalu di Hati"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.