Tiba-tiba Andi terjaga. Ia melihat jam beker di atas meja belajar.
“Wah… “ jerit Andi. “Sudah jam setengah tujuh,”
Andi segera bangkit dari tempat tidur, menyambar
handuk, lalu bergegas menuju kamar mandi. Sebenarnya tadi Mbak Inah sudah membangunkan Andi. Tapi Andi tidur lagi.
Hanya sebentar, Andi sudah keluar dari
kamar mandi. Andi hanya mandi dan tidak sempat gosok gigi. Tidak ada waktu
lagi.
Buru-buru Andi berpakaian dan menyiapkan
buku. Rumah sepi karena Ayah dan Ibunya sedang pergi ke rumah Paman Andre yang lagi sakit.
“Mbak Inah... Andi berangkat sekolah!” pamit Andi pada Mbak Inah, asisten
rumah tangga di rumahnya.
“Sarapan dulu, Mas Andi!”
“Tidak sempat lagi, Mbak!” Andi
lalu bergegas keluar rumah.
Andi mempercepat langkah menuju sekolah.
Berkali-kali Andi menghapus keringat di wajahku. Napasnya terengah-engah. Tas
ransel di punggungnya ikut bergoyang-goyang.
Semoga aku
tidak terlambat, Andi berdoa dalam hati.
Akhirnya Andi sampai juga di sekolah. Untung
saja pagar sekolah belum di kunci. Andi berlari menuju kelasnya. Ia segera mengetuk pintu kelasnya.
“Masuk!” terdengar suara dari dalam kelasnya.
Andi segera masuk ke dalam kelas. “Lho, kok kakak-kakak kelas enam semua?” tanya Andi bingung.
Andi segera masuk ke dalam kelas. “Lho, kok kakak-kakak kelas enam semua?” tanya Andi bingung.
Seorang Bapak menghampiri Andi
“Kamu kelas berapa?” tanya Bapak itu
“Kelas empat Pak?” jawab Andi
“Apa kamu lupa kalau sekarang lagi libur?
Anak kelas enam kan ,
sedang UAN?”
Olala… Andi baru ingat, kalau libur tiga
hari. Aduh, malunya aku, gumam Andi
dalam hati.
Bambang Irwanto
0 Response to "Terlambat"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.