Ide
gado-gado ini muncul, saat sesuai dengan pengalaman pribadi saya. Waktu itu,
Alhamdulillah saya menang lomba menulis #bebaskan_langkahmu. Saya pun bercerita
tentang posion saya sebagai penulis. Walau hanya pemenang harapan, tapi saya
senang sekali. hadiahnya voucher 500 ribu.
Ingin tahu cerita Olala Voucher ini? Selamat membaca.
Olala Voucher
Bambang Irwanto
Sejak awal saya memang bertekad, saya tidak
akan mau nombok. Bukan apa-apa, royalti buku masih lama turun hehehe...
Waktu itu,
saya menang lomba menulis bertema passion. Alhamdulillah masuk 15 pemenang
Bronze dan hadiahnya voucher belanja 500 ribu. Senang? Tentu saja. Sudah
terbayang di pelupuk mata saya, mau beli apa. Keluarga juga ikut senang. Mereka
memang pendukung setia saya.
Pesan
sponsor pun berdatangan. Ada yang reguest ini, ada yang minta itu. Saya sih,
senyam-senyum saja. Saya yang ikut lomba ini. Jadi hadiahnya buat saya, dong. Niat
saya memang mau beli sepatu atau baju. Biar penampilan makin oke hehehe. Lagi
Hari yang dinanti
tiba. Voucher yang saya tunggu sudah dalam genggaman. Menjelang pukul 11 siang,
saya pun meluncur ke sebuah mall dekat rumah di daerah perbatasan Jakarta timur
dan Jakarta Utara. Kebetulan semua outline di voucher itu ada. I am ready,
perburuan barang idaman segera dimulai.
Pukul
setengah duabelas, saya sampai di Mall. Hmm, pengunjung belum begitu ramai.
Apalagi bukan hari biasa. Saya pun mulai masuk ke departemen store besar di
mall itu. Incaran saya baju atau sepatu.
Pertama saya
menuju bagian sepatu dulu. Kayaknya banyak diskon, sampai 50 persen. Tapi, wah..
harganya bikin mata saya terbelalak. Sepatu paling murah sejeti ke atas. Kalau
diskon pun harus nombok. Ada sepatu yang cukup. Tapi model dan ukurannya tidak
sesuai. Sejak awal saya memang bertekad, saya tidak akan mau nombok. Bukan
apa-apa, royalti buku masih lama turun hehehe...
Saya lalu pindah
haluan ke jins. Setelah milih-milih, akhirnya ketemu model dan warna oke. Keren
nih, kalau saya pakai jins ini. Apalagi ada diskon.
“Mbak, saya
minta no 34, ya!” pinta saya pada Mbak Pramugari yang manis.
Mbak itu
lalu mencari-cari ditumpukan jins.
“Wah, maaf,
Mas. Tidak ada. Yang di sini memang nomernya acak. Kalau mau yang tidak diskon
saja.”
Waduh, yang
diskon saja harganya 300 ribu sekian. Berarti yang tidak diskon diatas 500
ribu. Gagal maning, saya pun pindah ke polot-shirt. Saya jatuh hati pada poli
tshir warna biru. Mereknya juga terkenal. Kalau dipakai pasti dilirik orang
hehehe.
“Mbak, saya
coba ukuran L, ya!”
Mbak itu
melirik saya lalu tersenyum. “Coba dua saja, Mas. L atau M!”
Saya setuju
dan menerima tawaran Mbak Itu. Saya lalu menuju kamar pas. Benar, kayaknya
ukuran M lebih enak dipandang mata, walau sedikit ngepas. Saya pun keluar.
Ternyata,
Mbak pramuniaga yang tadi melayani saya sudah tidak ada. Kayaknya dia makan
siang. Maka saya pun menghampiri pramuniaga yang lain.
“Mbak, saya
pilih yang M saja, ya! tolong notanya.”
Eh si mbak
dengan juteknya menjawab, “Nggak pake nota, Mas. Langsung bayar saja, sebutin
nama barangnya,” katanya sambil melipat kembali baju pilihan saya dan
menaruhnya ditumpukan baju. Selanjutnya dia mengobrol dengan dua pramuniaga
lainnya. Hehehe... saya dicuekin. Ya sudah saya tinggalin saja. Batal pakai
baju bermerek hehehe.
Saat keluar
dari departemen strore, saya melihat toko sport yang sedang diskon sampai 80
persen. Tanpa pikir panjang, saya pun masuk. Setelah pilah-pilih, saya
menemukan sepatu yang modelnya bagus dan harganya pas. Eh, pas tanya nomornya
tidak ada. Jadi untung-untungan. Kalau lagi mujur, baru dapat model sepatu yang
sesuai hati dan ukurannya pas. Duh..kuciwa lagi, kuciwa lagi.
Saat turun
ke lantai bawah, saya kembali masuk ke toko sport. Saat melihat-lihat, saya
tertarik dengan sepatu snaeker. Modelnya bagus, warnanya biru dan merah bata.
Walau harganya 700 ribu, tapi saya niat beli. Terlanjur jatuh hati hehehe. Saya
pun minta diambilkan ukuran 42.
Anehnya, pas
saya pakai ukuran 42, agak longgar. Saya pun mencoba ukuran 41, dan terasa
sempit. Tenyata itu sepatu buatan luar, dan tidak ada ukuran 41 setengah.
Pramuniaganya mencoba merayu dengan menawarkan model lain yang ada ukuran 41,5.
Tentu saja saya menolak. Baru patah hati kok langsung ditawari yang lain
hehehe.
Hampir 4 jam
saya muter-muter di Mall itu dan belum menemukan barang tambatan hati. Saya pun
memutuskan ke supermaket membeli minum dan roti. Di pintu masuk, ada counter
elektronik dan barang rumah tangga dari produk terkenal. Saya pun melihat-lihat
dulu. Eh, ada kompor gas. Harganya pun 490 ribu. Bahannya juga bagus. Pas lah
dengan voucher. Paling beli apa lag biar lebih 500 ribu.
“Mbak,
kompor gas ini ada stoknya?” tanya saya. Karena barang display ada cacatnya
sedikit.
“Ada, Mas!”
mbak itu lalu membuka kardus baru kompor gas baru.
Ternyata ada
sedikit penyok. Tanpa diminta, mbak itu membuka dus lainnya. Dan ternyata dari
3 kardus yang dibuka, semua barang rijek. Mungkin karena itu didiskon.
Hmm...
akhirnya saya memutuskan masuk ke supermaket saja. Saya pun memborong sembako.
Beras 10 kilo, sabun cuci, sabun mandi sampai biskuit dan minuman kaleng. Saya
pun hanya nombok 6 ribu hahaha.
Hmm.. benar
juga niat awal saya kan ingin membahagiakan keluarga. Apalagi mereka selalu medoakan
dan pendukung setia saya untuk terus menulis. Jadi pantaslah mereka ikut
menikmati.
“Bergaya
nanti saja. Yang penting semua senang,” gumam saya sambil mendorong troli
belanja menuju pintu keluar mall.
Bambang Irwanto
0 Response to "Olala Voucher"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.