Hari ini bertepatan dengan hari raya
Imlek atau tahun baru China. Selamat tahun baru China, bagi teman-teman yang
merayakan. Shio tahun ini adalah ayam jago.
Ternyata, setelah saya amati, seorang
penulis itu ada kaitannya dengan ayam jago. Mungkin ini hanya kebetulan saja,
ya. Mungkin ada juga teman-teman yang menganggap saya hanya
menghubung-hubungkan saja. Tapi boleh percaya, boleh tidak hehehe.
Seperti Shio ayam jago tahun ini,
seorang penulis (ini menurut saya), harus seperti ceker ayam. Bisa berarti,
seorang penulis harus terus semangat menulis, sehingga menghasilkan banyak
tulisan. Jadi tulisan itu bisa dikirim ke berbagai tempat, peluang pun semakin
besar dan terbuka lebar.
Bisa juga, seorang penulis menulis
berbagai jenis tulisan. Terus mengembangkan diri, karena semua bisa dipelajari.
Kalau bisa menulis banyak jenis tulisan, maka peluang pun
semakin terbuka lebar.
Nah,
silakan teman-teman pilih yang mana. Semua
ini tetap tergantung pada penulis masing-masing, karena setiap penulis itu
berbeda. Ada yang mengatakan, lebih bagus fokus pada satu tulisan, ada juga
yang mengatakan bagus menulis banyak tulisan.
Saya
pribadi, lebih senang menulis berbagai jenis tulisan. Saya bisa terus belajar.
Tidak bosan menulis satu jenis tulisan saja, dan peluang saya makin terbuka
lebar. Namun semua itu kuncinya hanya satu. Tetap fokus dan semangat. Jadi yang
mana saja yang teman-teman pilih, maka hasilnya akan sama.
Ayam jago pasti identik dengan
suara kokoknya yang nyaring. Seorang penulis (menurut saya), harus bisa seperti
kokok ayam jantan yang membangunkan orang di pagi hari. Artinya, penulis harus
bisa memberi sesuatu atau inspirasi bagi banyak orang lewat tulisannya. Bila
apa yang kita tulis bermanfaat atau menginspirasi banyak orang, maka itu
kebahagiaan yang luar biasa bagi seorang penulis.
Selanjutnya, seorang penulis harus
tangguh. Ayam jago terlihat gagah dan tangguh. Artinya sebagai penulis
(lagi-lagi menurut saya) harus tangguh, tidak mudah patah semangat, terus
semangat menulis, dan tidak mudah mengeluh.
Saat mengalami kesulitan menulis, sebaiknya jangan tunjukkan ke semua orang, termasuk mengeluh di media sosial. Itu secara tidak langsung menunjukkan kelemahan menulismu. Karena segala sesuatu itu, termasuk menulis juga butuh kerja keras dan perjungan. Tunjukkan saja keberhasilan menulismu. Posting karyamu saat berhasil dimuat di media, atau buku barumu terbit.
Saat mengalami kesulitan menulis, sebaiknya jangan tunjukkan ke semua orang, termasuk mengeluh di media sosial. Itu secara tidak langsung menunjukkan kelemahan menulismu. Karena segala sesuatu itu, termasuk menulis juga butuh kerja keras dan perjungan. Tunjukkan saja keberhasilan menulismu. Posting karyamu saat berhasil dimuat di media, atau buku barumu terbit.
Dunia menulis ini sangat cepat progresnya.
Terlena sedikit, maka bisa ketinggalan jauh. Seorang penulis (menurut saya
lagi) harus bertaji. Taji ini maksudnya kemampuan menulis. Peulis harus terus
mengasah kemampuan menulis, karena seorang penulis, tidak akan pernah berhenti
belajar. Kapan dia berhenti belajar, maka berhenti juga imajinasi menulisnya.
Terakhir soal sayap. Ayam jago
bersayap, tapi tidak bisa terbang tinggi seperti seekor burung. Seorang penulis
(tetap menurut saya), harus selalu rendah hati, dan senang berbagi pengalaman
menulisnya. Walau pengalaman menulis hanya sedikit (seperti saya), kalau
dibagikan, tetap akan menjadi berkah. Bahkan bisa membuka pintu rezeki sendiri.
Kita melapangkan urusan orang, maka urusan kita pun akan dilapangkan. Seperti
kata orang bijak, "Bila air di tekomu sudah penuh, maka segera tuangkan ke cangkir-cangkir
yang ada, agar orang lain bisa ikut menikmati. Jangan biarkan tumpah percuma,
dan terbuang sia-sia."
Bagaimana? Penulis bisa dikaitkan dengan
ayam jago, kan? Tuhan telah menciptakan setiap makhluk hidup dengan kelebihan
dan kekurangannya. Ambil sisi positifnya, buang sisi negatifnya. Jadi seorang
penulis (menurut saya lagi), jangan berjalan sambil mebusung dada seperti ayam
jago, ya hehehe...
Semoga tulisan ini menginspirasi, dan
membuat teman-teman semangat menulis. Kalau ada kata kurang berkenan, tolong
maafkan. Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan, dan kekurangan menulis dan kesalahan mengetik hanya
milik saya hehehe...
Salam semangan menulis.
Bambang Irwanto
0 Response to "Seorang Penulis Bisa Seperti Ayam Jago"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.