promo cerita-cerita dimuat di media |
Saat memutuskan menjadi penulis
freelance, yang harus saya lakukan adalah saya harus menulis berlipat-lipat
kali dari sebelumnya. Saya harus siap tempur. Waktu saya memang harus lebih
banyak banyak menulis.
Kalau dulu seminggu cuma 2-3 cerita,
maka sekarang targetnya minimal sehari 1 cerita. Tentu saja, saya harus giat
mencari peluang lain. Bila semua itu tidak saya lakukan, maka dapur di rumah
bisa-bisa tidak ngebul. Termasuk acara makan bakso akan terhenti hehehe.
Bukan soal itu saja. Saya juga harus
berusaha 'menjual diri saya'. Ya, biar orang-orang tau, kalau saya ini penulis,
bukan hanya mantan model remaja hahaha.. gaya benar saya ini.
Saya jadi teringat Erfah, teman STM saya
yang sampai saat ini kami masih bersahabat. Waktu itu dia ngomong, "Mbang,
kalau kita punya sesuatu pada diri kita, maka kita harus tunjukan ke orang.
Biar mereka tau. Kalau kita simpan saja, bagaimana mereka tau kan?
Dan memang benar kata Erfah itu. Itulah
yang saya terapkan saat "menjual.diri saya" kepada publik. Caranya,
setiap ada cerita saya yang dimuat di media, saya pasti posting. Begitu juga,
saat ada buku baru saya terbit, saya akan rajin promo. Lalu karena saya ada
kelas menulis cerita anak Kurcaci Pos, saya selalu promo kalau ada kelas baru.
Terkadang, kita memang dibantu promo
dari lainnya. Misalnya teman promosikan saya ke editor. Teman yang pernah ikut
kelas saya, promosikan lagi ke temannya. Tapi tetap, promo sendiri harus selalu
dilakukan.
Tapi banyak juga lho, teman yang inbox saya, katanya dia tidak berani posting karyanya di medsos. Takut dibilang pamer lah, riya lah, dan sebagainya. Intinya mereka juga takut menghadapi komen-komen yang tidak menyenangkan. Misalnya , “Baru dimuat sekali saja sudah bergaya.” atau, “Kalau Cuma nulis seperti itu sih, saya juga bisa.”
Padahal, itu anggapan yang keliru. Semua
tergantung niatnya sih. Dan kalau saya, selain promo, juga berbagi semangat
menulis bagi teman lain.
Dan memang, apa saja yang kita lakukan,
itu pasti ada yang suka dan tidak suka. Jadi teman yang suka kita rangkul,
teman yang tidak suka, kita hindari saja.
Promo kelas Kurcaci Pos |
Alhamdulillah, buku-buku yang saya tulis
itu lebih banyak orderan. Ini bukan saya berarti sombong, ya. Buku-buku saya
juga masih sedikit. Itu karena para editor melihat karya-karya saya yang saya
posting di medsos. Coba saya umpetin saja, tidak bakalan mereka akan mengontak
saya hehehe.
Begitu juga soal kelas menulis Kurcaci
Pos. Sudah banyak teman yang tidak saya kelas, inbox atau email ke saya ingin
ikut kelas. Mereka tau dari promo yang saya lakukan di facebook, instagram,
twitter, juga blog. Termasuk promo dari teman-teman.
Begitu juga dengan kegemaran saya
memasak. Saya tanpa ragu memposting hasil masakan saya. Walau tentu saja saya
masih harus banyak belajar dan terus menggali potensi. Saya ingin publik tau,
selain menulis, saya juga bisa masak. Mana tau kan, ada tawaran nulis cerita
bertema masakan, ada yang ajak di acara memasak, atau jadi presenter acara
jalan-jalan menulis sambil memasak hahaha.. lebay ya, tapi tidak apa-apa.
Khayalan dan cita-cita setinggi langit tidak dilarang kok.
Promo buku-buku saya |
Saya ada cerita lagi. Pada tau Sarah
Sachan kan? Yess... dulu model remaja dan VJ Mtv. Dulu itu, saya sangat
keranjingan ikut acara Mtv. Mau acara musik, anungrah musik, anugrah film,
sampai acara VJ hunt hahaha.
Maklum saja, saya kan sebelumnya tinggal
di Makassar. Jadi awal tinggal di Jakarta, senang saja pergi ke suatu acara dan
lihat artis langsung. Ternyata mereka lebih kece daripada lihat di televisi
hehehe.
Promo hasil msakan saya |
Nah, salah satu acara yang saya hadiri adalah malam Anugrah film Indonesia.
Waktu itu diadakan di Balai Kartini. Waktu itu Sarah Sechan jadi MC tunggalnya.
Saat itu, seingat saya, Sarah Sechan itu
belum pernah main film. Nah, sepanjang acara, Sarah Sechan terus 'menjual dirinya'.
Misalnya, "Eh, para produser, aku bisa akting, lho. Ajakin aku,
dong!" ujar Sarah lalu berkali-kali melakukan akting.
Dan apa yang dilakukan Sarah itu sangat
jitu. Dia pintar melihat peluang. Saat itu para pemilik PH dan para produser
hadir. Dan tidak berapa lama, Sarah Sechan sudah main film. Lalu terus lanjut
ke film-film selanjutnya.
Jadi mulai sekarang, jangan ragu buat promosi diri. Pamerkan kemampuan kita kepada publik, biar mereka tau. Jangan takut dibilang pemer, riya, sombong, andebre...andebra, ini ono kucrut... pokoknya So Must Go On... halah... hahaha...sok English.
Kalau ada yang tidak suka dengan promo
kita, cuekin saja. Emang gue pikirin. Kalau kita dapat job atau hasil dari
menulis, siapa yang senang? Ya, kita juga, kan. Yang penting, apa yang kita
lakukan, berguna untuk diri kita dan tidak merugikan orang lain.
Ssalam semangat menulis.
Ssalam semangat menulis.
Bambang Irwanto
0 Response to "Saya Rajin 'Menjual Diri'"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.