Salam, teman-teman .Tidak
terasa ya, seminggu sudah berlalu. Eh, jumpa lagi dengan saya hehehe. Sudah 4
minggu teman-teman mengikuti jalan-jalan seru saya ke kawasan kota tua Jakarta.
Seru tidak? Pastinya
seru Hehehe. Soalnya saya bisa mengetahui sejarah Bangsa Indonesia. Bagaimana
kalau kita lanjut saja, yuk! Nah, setelah sebelumnya saya sudah ke museum Bank
Mandiri, museum Bank Indonesia, Museum Seni Rupa dan Tekstil, serta Museum
Fatahillah, kali ini saya akan mengajak teman-teman ke Museum Wayang. Yuk, kita
barangkat saja!
Museum
Wayang
Setelah keluar dari
Museum Fatahillah, saya melanjutkan ke museum Wayang. Museum ini jaraknya dekat
sekali dari Museum Fatahillah. Tidak sampai 5 menit juga sampai. Soalnya masih
satu kawasan juga.
Seperti biasa, saya
membeli tiket dulu. Harga tiketnya sama, untuk umum seharga 5 ribu. Penjualan
tiketnya, tepatnya di pintu masuk Museum Wayang. Saya pun segera membeli tiket,
dan melangkah memulai petualangan di museum Wayang. Wow.. baru masuk saja,
saya sudah disambut patung burung dari perak. Keren sakali.
Di situ juga ada
patung tokoh pewayangan . Jadi memasuki area museum ini, kita seperti melewati
sebuah lorong. Di sisi kanan dan kiri, ada lemari-lamari kaca berisi wayang.
saya pun jalan berlahan saja, biar bisa menikmati semua wayang yang dipajang.
Lepas melewati lorong
tadi, saya sampai di sebuah area taman. Para
pengunjung bisa bersantai sejenak di area ini. Ada beberapa batu bertulis.
Sepertinya tulisan Belanda atau apa. Saya tidak mengerti artiya hehehe...
Saya pun lanjut melangkah.
Kali ini, saya melihat wayang-wayang golek dari berbagai daerah di Indonesia. Wih..
ada wayang yang agak seram. Banyak pengunjung yang bergidik saat melihatnya.
Puas melihat di area ini,
saya melewati tangga, lalu turun ke ruangan yang letaknya di bawah. Beberapa
lemari kaca juga dipajang yang berisi aneka wayang. Eh, di sini ada ruangan wayang
juga. Sayangnya, pas saya datang, ruangan ini tidak sedang terbuka. Jadi saya
hanya bisa mengintip saja dari luar. Tapi jangan khawatir, di area ini, masih banyak dipamerkan juga wayang-wayang kok.
Saya pun terus
menyusuri museum. Wah.. ternyata di museum ada aneka wayang dan dari berbagai
daerah di Indonesia. Mulai wayang kulit, wayang golek, wayang kertas, dan dari
aneka bahan lainnya.
Bukan hanya wayang dari
Indonesia yang dipamerkan. Wayang –wayang dari luar negeri juga ada. Dari
Amerika, Rusia, Belanda, Jepang, China. Pokoknya masih banyak lagi. Pokoknya puas
melihat wayang-wayang dari seluruh dunia.
Eh, ada boneka si Unyil
juga. Boneka si Unyil ini berada sebelum lorong keluar museum. Jadi begitu mau
keluar, kita melewati lagi sebuah lorong dengan jalanan menurun. Di sisi kiri
ada lemari kaca juga berisi wayang-wayang.
Setelah melewati
lorong, saya menyusuri jalan menurun lagi sebelum keluar museum. Ada lho, toko
yang menjual cindera mata wayang. Jadi kalau teman-teman ingin membeli wayang,
bisa membeli di sini. Di depan toko cindera mata, ada alat musik yang dipajang.
Wah.. puas sudah saya
mengunjungi 5 museum di kawasan kota tua ini. Karena hari agak mendung, maka kurcaci memutuskan pulang saja.
Eh, di jalan keluar banyak penjual makanan dan minuman. Ada juga penjual
tongsis alias tongkat narsis. Malah ada juga delman. Jadi kalau teman-teman mau
jajan, butuh tongsis, atau naik delman, bisa di area ini.
Busway
Wisata Gratis
Waktu mau menyebarang
jalan, saya melihat banyak kerumunan orang di jalan. Waktu saya tanya, mereka
sedang apa, katanya lagi menunggu busway tingkat. Wah, saya jadi ingin ikut
naik. Supraisnya lagi, tidak bayar. Maka saya pun segera ikut mengantre.
Begitu busway tingkat
datang, saya segera masuk ke bus sesuai antrean. Wih.. saya dapat tempat duduk
di atas, sesuai harapan saya. Asyik..asyik... saya bisa lihat pemandangan dari
atas.
Busway tingkat pun
melaju. Jadi jalurnya adalah kota tua menuju monas. Melewati jalan Gajah Mada,
Hayamwuruk, Harmoni, Juanda, lalu ke Monas. Walau gratis, penumpang tetap
dikasih karcis. Kemudian ada lho, pemandu wisatanya.
Sepanjang jalan Kurcaci
Pos menikmati naik busway tingkat ini. Kurcaci Pos jadi terkenang masa kecil.
Dulu juga pernah naik bus tingkat seperti ini di Makassar. bayarnya 50 perak hehehe.
Tidak terasa, Bus
tingkat sudah melewati harmoni, lalu belok ke kiri terus melewati Pasar Baru.
Dari situ berbelok ke kantor pos. Kata petugasnya, Bus akan berhenti sejenak di
Juanda depan masjid Istiqlal, sebelum akhirnya ke Monas.
Wah, Saya memutuskan
untuk turun di depan kantor pos. Dari situ, saya ke Halte busway terdekat.
Langsung menuju rumah Kurcaci Pos.
Wah, seru sekali
perjalan saya seharian itu. Lelah tidak terasa. Dari perjalanan singkat ini,
saya jadi mengetahui sejarah bangsa Indonesia. Besok, saya mau jalan-jalan
lagi. Jadi ikuti terus jalan-jalan saya, ya!
Bambang
Irwanto
0 Response to "Serunya Wisata ke Kota Tua (Museum Wayang)"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.