Menulis itu menurut
saya sesuatu yang menyenangkan. Banyak hal positif yang saya dapatkan dari
menulis. Misalnya bisa menuang ide, berbagi buah pikiran, tempat refresing, dan
banyak lagi, termasuk menambah uang jajan bakso hehehe.
Menulis itu sangat berhubungan dengan
naskah yang ditulis. Naskah selesai, maka bisa dibaca orang lain. Maka manfaat
menulis pun bisa kita rasakan. Makanya soal naskah harus sangat diperhatikan. Termasuk
hal-hal yang jangan sampai kamu lakukan pada naskahmu.
Nah, berikut 5 hal yang jangan kamu
lakukan pada naskahmu. Bila ternyata kamu lakukan 5 hal itu, segera tinggalkan.
Agar naskah yang kamu tulis menghasilkan dan membawa manfaat.
Jangan Menganggap
Naskahmu Jelek
Pertama, jangan menganggap naskah kamu
tulis tidak bagus. Apalagi kalau kamu baru mulai menulis. Karena menulis itu
proses. Dari tulisan tidka bagus, jadi bagus. Dari tulisan bagus, jadi lebih
bagus lagi.
Jadi saat menulis, buang semua
pikiran-pikiran seperti itu, karena akan membuat rasa percaya dirimu semakin
tipis. Akhirnya, baru nulissedikit, ditinggal. Bahkan jadi malas menulis.
Selalu beranggapan, kalau naskah yang
kita tulis bagus. Jadi percaya diri dan semangat menulis. Karena soal bagus
atau belum, enak dibaca atau belum, dan sebagainya, hanya soal proses menulis
saja. Jadi nikmati proses menulis. Semakin terus menulis, maka proses menulis
semakin mudah, cepat dan menyenangkan.
Jangan Tinggalkan Naskahmu.
Usahakan saat menulis, selesaikan satu
naskah dulu. Jangan baru tulis setengah halaman, ditinggal, dan ganti ide baru.
Lalu baru menulis ide lain, cuma setengah ditinggal lagi. Kalau begini, kapan
ceritamu akan selesai.
Jadi target utama, selesaikan satu
cerita dulu, baru pindah ke cerita lain. Kalau ada ide baru, simpan dulu. Nanti
sudah selesai cerita yang ditulis, baru ditulis ide baru. Fokus memikirkan
naskah yang sedang ditulis. Bila mentok, tinggalkan sejenak. Lalu kembali
teruskan naskahnya.
Jangan Dibaca sendiri
Selesai ditulis, naskahmu jangan
dinikmati sendiri. Dibaca sendiri, lalu disimpan di bawah kasur hehehe. Tidak
akan ada hasil yang akamu dapatkan dari menulis.
Kalau memang belum pede mengirim
naskahmu ke media atau ke penerbit, Perlihatkan saja tulisanmu pada teman
terdekat. Orang tua, kakak, adik, teman dekat. Minta mereka membaca dan
menilai. Masukan dari mereka, sangat diperlukan, karena mereka menilai dari
sudut pembaca.
Kalau dulu, kakak perempuan saya yang
jadi editor saya. Kebetulan saya dan dia sama-sama suka membaca. Kakak perempuan
saya pun jadi salah satu penyemangat menulis saya, selain ibu saya. Setelah selesai
saya tulis, kakak saya yang memberi masukan.
Jadi kalau ceritamu hanya disimpan di
bawah kasur, kapan menulismu akan berkembang. Tunjukan tulisanmu pada orang
lain.
Jangan Duakan naskahmu
Maksudnya di sini kamu merasa pede
naskahm bagus, lalu mengirimnya kedua naskah di dua media berbeda. Bisa juga
berpikiran untung-untungan. Kalau di sini tidak dimuat, kan ada cadangan. Atau
karena tidak ada kabar dari media yang dikirimkan naskah, kamu main kirim
naskah ke media lain.
Hal ini tidak boleh kamu lakukan pada naskahmu,
karena berkaitan dengan etika dunia menulis. Masih untung kalau naskahmu hanya
diterima salah satu media, atau ditolak kedua media, dibandingkan dua-duanya
lolos dan dimuat. Kamu bisa diblacklist oleh dua media tersebut. Satu naskah
dimuat dobel, akan berdampak pada naskah-naskahmu yang lainnya, karena sudah
tertutup peluang. Sayang sekali, kan?
Jadi sebelum mengirim naskah ke media
lain, coba sabar menunggu dulu. Karena bisa saja masih proses antre. Kalau
dirasa sudah lama, kirim dulu surat penarikan naskah ke media tersebut. Baru kamu
bisa mengirim naskahmu ke media yang lain. Ini tentu saja menghindari pemuatan
ganda. Bukan hanya orang saja yang tidak mau diduakan cintanya. Naskah pun
begitu hahaha.
Jangan Terlantarkan Naskahmu.
Saya selalu menganggap naskah yang saya
tulis bagus. Kepedean amat, Mas? Tidak juga. dengan begini, rasa percaya diri
saya semakin bagus. Jadi saat ditolak, saya tidak galau. Saya pelajari
kekurangan naskah saya, saya permak dan kirim naskah ke media lain.
Jadi jangan sampai kamu menelantarkan
naskahmu, menjadi penghuni abadi di folder. Tugas kita sebagai penulis, harus
mencarikan jodoh naskah kita sampai ketemu. Bukan hanya yang ditolak, tapi juga
termasuk naskah yang belum dikirim. Dan saya percaya, setiap naskah yang kita
tulis, tidak ada yang sia-sia.
Demikian tips menulis dari saya yang
saya susun sesuai pengalaman menulis saya (yang masih seuprit). Semoga
bermanfaat ya, dan membuat teman-teman semakin semangat menulis. Salam semangat
menulis...
Bambang
Irwanto
0 Response to "5 Hal yang Jangan Kamu Lakukan Pada Naskahmu"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.