Roemah Martha Tilaar Gelar Festival Dolanan Tradisional 2018 - Roemah Martha Tilaar Gombong kembali menggelar
Festival Dolanan Tradisional. Acara yang digelar untuk ke 3 kalinya ini,
berlangsung hari minggu, 29 April 2018. Memang secara berturut-turut tepatnya tahun
2016 dan 2017, Roemah Martha Tillar juga menggelar acara serupa.
Festival Dolanan Trasdisional ini diselenggarakan
dalam rangka hari bumi. Berbagai dolanan tradisional, ditampilkan
pada acara ini. Bukan cuma anak-anak yang antusias, tapi juga para orang tua.
Karena mereka seakan kembali mengenang masa kecil. Termasuk saya.
Pukul 8 pagi, saya bersama krucil saya sudah sampai
di Roemah Martha Tilaar. Setelah memarkir motor, saya bergegas masuk. Para pengunjung lain
pun mulai berdatangan ke Roemah Martha Tilaar yang beralamat di jalan Sempor
Lama nomor 28 Gombong Kebumen ini. Sebelum masuk, saya membeli tiket dulu
seharga 2000 rupiah. Di sebelah tempat penjualan tiket, tampak dijual beberapa
permainan tradisional anak-anak.
Krucil langsung antusias melihat gasing, yoyo, tembak-tembakan dan pluit suara burung.
Harga-harga mainannya sangat terjangkau. Yoyo dan gasing seharga 5000 rupiah. Pluit
burung seharga 3500, sedangkan tembak-tembakan seharga 7500 rupiah. Krucil pun minta dibelikan yoyo dan gasing.
Bagi yang belum sarapan, tidak perlu khawatir. Di
Sisi kiri ada dua stand yang menjual aneka minuman dan makanan yang
masing-masing dijual per mika. Misalnya arem-arem dan risol isi 5 biji seharga
10 ribu. Saya pun membeli semika arem-arem.
Habis sarapan, saya sudah tidak sabar untuk segera menjelajah. Dan menarik perhatian saya adalah adanya papan bertempelkan kertas warna-warni. Saya pun mengajak krucil untuk menulis pesan untuk untuk Bumi.
Sambil menunggu acara dimulai, saya mengajak krucil menyusuri
dulu Roemah Martha Tilaar yang berarsitektur belanda yang dibangun tahun
1920 ini. Saya menyusuri dari sisi kiri dulu. Dan di teras depan rumah, tampak
beberapa kakak-kakak volunteer dan adik-adik bermain gasing.
Di sisi kiri Roemah Martha Tilaar ada ruang seba
guna. Tampak beberapa kakak-kakak volunteer sedang membuat wayang dari daun kelapa dan
batang daun singkong. Saya pun asyik memperhatikan cara pembuatannya. Ternyata
cukup rumit juga bagi yang tidak terbiasa.
Dari ruang serba guna, saya dan krucil berjalan
menuju halaman belakang Roemah Martha Tilaar. Suasana sudah tampak ramai. Di
halaman belakang sudah disediakan berbagai dolanan anak-anak. Seperti tapak bulan,
engrang dari bambu dan batok kelapa, juga kelereng.
Ada juga disediakan tanah liat. Wah.. permainan
zaman saya kecil nih. Dulu memang lilin malam belum terlalu banyak digunakan. Paling juga di sekolah TK. Jadi anak-anak zaman dulu di luar sekolah, membentuk sesuatu dari tanah liat. Tidak ketinggalan, di teras belakang Roemah Martha
Tilaar disediakan juga permainan lain. Ada beberapa Dakon, juga oncleng karet.
Krucil merajuk ingin segera bermain tanah liat. Tapi
saya minta untuk berkeliling dulu, karena sebentar lagi acara akan segera
dimulai. Krucil pun mengangguk setuju. Saya pun asyik melihat-lihat
barang-barang antik yang dipajang di Roemah Martha Tilaar.
Saya dan krucil kembali menyusuri Roemah Martha
Tilaar di sisi kanan. Tampak ada permainan seperti halma. Saat saya bertanya
pada salah satu Mas volunteer, katanya namanya Dam-daman. Dan sepertinya ini buatan sendiri, karena
mungkin sudah tidak dijual lagi hehehe. Ada juga permainan bola bekel.
Mendekati halaman depan, tampak beberapa anak sedang
mencoba bermain hula hoop. Gerakan mereka sangat lincah dan bersemangat.
Ternyata, mereka sedang berlatih, karena nanti akan ada lomba hula hoop.
Tidak lama, terdengar MC mengumumkan kalau acara
akan segera dimulai. Festival Dolanan Tradisional 2018 ini, dibuka dengan musik
perkusi dari sanggar Dhea. Beberapa lagu mereka mainkan. Misalnya lagu Perahu
layar.
Usai pertunjukan musik perkusi, acara pun dimulai.
Anak-anak pun diperbolehkan bebas bermain apa saja. Tentu saja krucil girang. Dia bermain gasing, yoyo, lalu lanjut mencoba engrang. Paling betah dan
lama, dia bermain tanah liat dan membentuk sesuai kreasi dan imajinasinya.
Sambil anak-anak bermain, Festival Dolanan
Tradisional 2018 ini pun diselingi dengan pertunjukan lain. Ada petunjukan tari
dari anak-anak SD dan kentongan. Juga aneka lomba Seperti lomba lari hula hoop dan gasing. Tentu saja ana-anak senang karena dapat hadiah juga.
Tidak hanya itu, MC pun secara mendadak memberikan
kuis. Tentu saja ada hadiahnya. Padahal gamesnya tidak susah. Misalnya hanya
ditanya nama dan alamat. Yang penting semua senang.
Secara keseluruhan, Festival Dolanan Tradisional
yang diadaak Roemah Marta Tilaar ini sangat keren. Selain memeriahkan hari bumi
yang mengajari anak-anak sayang pada bumi, juga mengenalkan anak-anak akan
permainan tradisional di Indonesia yang sangat beragam. Dan nyatanya, dolanan
tradisional itu lebih menyenangkan dibandingkan bermain gadget.
Semoga Roemah Martha Tilaar, terus mengadakan acara
Dolanan Tradisional ini. Kalau bisa, jadi agenda tahunan. Terima kasih Roemah
Martha Tilaar. Aamiin.
O, iya, saat pulang, ternyata ada penjual yang berjualan jajanan tradisional. Saya dulu pernah lihat, hanya lupa namanya. Ternyata namanya Sempe. Saya pun membeli sebungkus 5000 rupiah. Wih, hari itu saya tidak hanya bernostalgia dengan aneka mainan tradisional, tapi juga jajanan masa kecil. Sunggu hari yang menyenangkan bagi saya.
Bambang Irwanto
Foto-foto : Koleksi Pribadi
0 Response to "Roemah Martha Tilaar Gelar Festival Dolanan Tradisional 2018"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.