Cara mengembangkan ide cerita anak - Beberapa
hari yang lalu, saya mengshare di akun medsos sebagian foto cerita-cerita anak
yang saya tulis yang dimuat di majalah Bobo. Postingan itu lalu saya share ke
akun medsos saya yang lain.
Ternyata
tanggapannya bikin hati saya berbunga-bunga. Inilah postingan paling banyak
dilike dan dikomentari. Tentu saja ini saya anggap sebagai apresiasi yang luar
biasa yang harus saya balas dengan semangat menulis.
Nah,
kebanyakan komentar bertanya, bagaimana cara mendapatkan ide cerita anak.
Soalnya kata mereka, ide cerita saya unik-unik dan keren kayak penulisnya
hahahha... gaya benar saya ini. Tapi itu memang kata mereka, lho.
Nah,
kali ini saya mau sharing ide-ide cerita anak itu. Soalnya, pada dasarnya, ide
cerita itu sudah ada di depan mata kita, bahkan sudah ada di depan mata kita.
Jadi tinggal kita jeli saja menangkapnya.
Nah,
biar lebih jelas, saya mulai bahas sesuai urutan arah jarum jam ya.
Sapu
Terbang Nenek Pelipe
Idenya
inli saya dapat saat saya melihat sapu ijuk yang tergantung manis manjah di dinding
rumah saya. Imajinasi saya pun langsung berkenbang ke arah sapu terbang
penyihir. Saya pandangi sapu itu. Kok keren juga kalau sapunya berwarna dan ada
rumbai-rumbainya ya. Cliing... maka saya langsung terbayang tokohnya seorang
nenek yang mempunyai sapu terbang.
Karena soal sapu terbang memang masuk khayalan, maka memang cocoknya ditulis jadi dongeng. Maka saya pun menyesuaikan settingnya, baru menjalin alur-alur yang sesuai.
Toko
Roti 3 + 3
Ide
ini saya dapat saat sedang makan roti. Spontan saja saya langsung membayangkan
ada nama toko roti yang unik. Maka ketemulah judul itu. Toko Roti 3 +3.
Karena idenya dari judul, makanya saya pertahankan judulnya dan fokus mengembangkab alurnya sesuai judul. Saya fokusmencari hal-ahal apa saja yang sesuai dengan 3 hal dan nyambung dengan 3 + 3. Taraaaa... akhirnya saya ketemu Ramah, Murah, dan Jujur. Selainnya tokonya hanya menjual 3 jenis roti dan dikelola hanya 3 orang hehehe. Cerita lengkapnya mampir ke sini, ya!
Toko
Mata Jeli
Ide
ini hadir saat Bapak saya meminta mencarikan kacamatanya yang entah lupa simpan
di mana. Lalu Ibu saya pun nyeletuk, “Cari yang jeli!”
Soalnya memang, barang kalau lagi dicari itu, kok tidak ketemu-ketemu, walau sudah ada di depan mata. Tapi kalau giliran tidak dicari, kok lihat saja hahaha.
Soalnya memang, barang kalau lagi dicari itu, kok tidak ketemu-ketemu, walau sudah ada di depan mata. Tapi kalau giliran tidak dicari, kok lihat saja hahaha.
Kalau
saya tulis cerita soal sibuk cari kacamata, rasanya sudah biasa. Maka saya pun
berimajinasi kira-kira apa yang beda dan unik. Maka terbayanglah tokoh Ibu yang
sedang berada di sebuah tokoh dan harua jeli mencari bayang yang dia inginkan.
Gelang
Perak Persahabatan
Cerita
ini idenya saat Ibu saya dapat hadiah cincin perak oleh-oleh dari temannya yang
dari Yogya. Lalu biar beda, saya mencari sesuatu yang unik dan tetap ada benang
merahnya. Dan kayaknya tema persahabatan tetap masih abadi.
Biar
nyambung dengan tokohnya, maka saya hadirkan dua orang anak perempuan.
Logikanya sih, simpel saja, karena anak perempuan lebih suka pakai gelang
hehehe.
Kacamata
Ceria
Ini
idenya saat anak tetangga kurang pede saat harus memakai kacamata. Memang soal
kacamata ini, kadang membuat orang tidak pede. Katanya mengurangi penampilan.
Tapi pilih mana, kece berkurang sedikit atau penglihatan tidak jelas? Hehehe.
Tapi malah terkadang, memakai kacamata menambah penampilan, lho.
Kalau
tokohnya seorang anak kan sudah biasa. Maka biar beda, saya memasukan tokoh peri
dan menyesuaikan konfliknya dan settingnya.
Pangeran
Pelik Tidak Sedih Lagi
Cerita
ini saya tulis saat kuda milik tetangga tiba-tiba mati. Tapi kayaknya sebabnya
karena kuda usia muda itu dipaksa kerja bolak-balik mengangkat padi. Kebetulan
waktu itu memang musim panen.
Biar
beda, saya memakai tokoh pangeran yang sedih kuda kesayangannya mati. Lalu saya
mencari alur yang sesuai, sampai akhirnya ketemulah putri yang juga kudanya
mati, tapi dengan cepat bisa kembali ceria.
Berbagi
Keceriaan
Ide
ini muncul saat menonton televisi. Saat itu lagi ditayangkan ada pengusaha
bagi-bagi angpao. Saya lalu berpikir, aduh... kayaknya cuma orang kaya yang
bisa berbagi. Tapi kemudian pikiran saya berubah. Ternyata tidak. Bukan hanya
dengan uang, orang bisa berbagi.
Lalu
saya sedikit menghubungkan dengan diri saya. Yess.. punya banyak buku kan, bisa
juga dibilang berbagi. Jadi saat teman meminjam buku, lalu mendapat manfaat
dari buku yang dia pinjam, maka saya pun ikut bahagia.
Bantal
Tidur Nyenyak
Ini
idenya saat saya sedang tidak bisa tidur. Sudah dibolak-balik bantalnya, kok
belum bisa juga. Ternyata... ada beberapa tulisan yang belum selesai dan waktunya
mepet hahaha. Tapi sebenarnya, kalau orang banyak pikiran juga tidak bisa tidur
hahaha.
Biar
beda, saya memasukan tokoh kurcaci dan menyesuaikan konfliknya. Bantal tetap
saya pertahankan, jadi tinggal menjalin alur yang sesuai, sampai ending. Bahkan dari ide ini, saya bisa menulis cerita lain lho. Kalau yang ini bantal, cerita satunya saputangan hehehe.
Koki
Rakani
Kalau
ini, idenya dari cerita saudara sepupu saya yang kerja di luar negeri sebagai
koki di sebuah hotel berbintang. Saat menceritakan pengalamannya, dia
cerita kalau teman-teman kerjanya itu pelit soal berbagi info memasak. Makanya
harus jeli dan mencari tahu sendiri.
Jadi jangan
bertanya langsung, tapi saat kerja curi-curi pandang, lirik sana-sini, sambil
diingat-ingat. Oh, kalau bolu lembut harus dicampur ini. Atau takarannya yang
pas bagaimana dan sebagainya.
Bagaimana,
ide itu mudah didapat kan, karena sudah ada di sekitar kita. Begitu juga dengab
cerita anak, lho. Jadi mulai sekarang, tidak ada yang mengeluh kesulitan ide
lagi. Tipsnya... pasang antena tinggi-tinggi, atur posisinya yang pas, lalu
tangkap ide-ide keren.
Sebagian
cerita-cerita di atas sudah saya posting di blog ini, lho. Jadi kalau
teman-teman mau membaca cerita-cerita, silakan mampir di sini Semoga menginspirasi.
Salam
semangat menulis.
Bambang
Irwanto
Tulisan yang inspiratif. Lama tidak baca cerpennya,rupanya sekarang rajin di blog ya. Ngikutin ah...
ReplyDeleteTerima kasih, Mang Yus.
DeleteMasih tetap nulis cerita, Mang. Hanya sekarang nulis di blog juga.