Cermin Roemah Martha Tilaar (Foto : Kolpri) |
Setiap
rumah, pasti ada cerminnya. Mau cermin kecil, cermin besar, model kotak, model
bundar, tetap saja namanya cermin. Hanya model dan ukurannya saja yang berbeda.
Cermin
pun ada di rumah saya. Cermin yang memang terpasang di lemari, cermin gantung, cermin
kecil, termasuk cermin di tempat penyimpanan sabun dan odol di kamar mandi.
Cermin
memang saya gunakan untuk berkaca, termasuk melihat wajah saya yang tampan
rupawan hahaha. Baru bangun tidur langsung cermin, ada belekan tidak. Habis
mandi, bercermin, kan mau sisiran. Malah saya kadang kalau lagi kesal, juga
suka bercermin. Entah kenapa, saya ingin tahu saja saat marah itu, wajah saya
bagaimana. Dan ternyata... masih tetap tampan rupawan hahaha.
Cermin
membuat saya bisa mengenali wajah saya sendiri. Soalnya kan, saya bisa melihat
seluruh tubuh saya, kecuali bagian kepala dan wajah. Saat berdiri di
depan cermin, maka apa yang saya lihat di cermin apa adanya, sesuai dengan diri
saya. Tidak ada yang berbeda. Kalau ada yang berbeda, cerminnya perlu ditanya.
Cerminnya kebagusan mungkin. hehehe. Apalagi sebagai model iklan, saya harus
menjaga penampilan badan saya wkwkwkw.
Selain
cermin saya gunakan untuk wajah saya, cermin juga saya gunakan untuk melihat
bentuk badan saya. Maksudnya saat bercermin, saya bisa tahu, apakah berat saya
naik atau turun. Jadi saya langsung bisa pasang alarm. Misalnya badan berat
badan saya lagi naik, itu artinya saya harus mulai rajin olahraga. Kalau berat
badan saya kurus, maka saya harus banyak-banyak makan bakso hahaha.
Dalam
kehidupan saya ini, sebenarnya saya dikelilingi oleh cermin. Ke mana pun
Saya pergi, cermin-cermin itu selalu mengikuti saya. Ibaratnya, cermin itu
sebagai bodyguard saya. Jadi apa yang saya pantul, maka itulah yang akan
kembali pada saya.
Misalnya
saya melempar bola karet, pasti saya akan ketimpuk bola karet. Misalnya saya
mengguyur seember air, maka seember air itu akan balik mengguyur
saya. Tidak mungkin saya lempar sekeping uang logam 100 perak, lalu saya
dapat sekantung emas hahaha.
Jadi
simpel saja. Apa yang saya tabur, itulah yang akan saya tuai. Kata Nenek
(kenapa bukan kata Kakek, ya?), Saat saya tanam biji jagung, akan tumbuh pohon
jagung. Tanam bibit cabe, akan tumbuh pohon cabe. Tidak mungkin tanam biji
semangka, tumbuhnya sirih. Daun semangka berdaun sirih kan hanya ada di syair
lagu hehehe.
Cermin
tidak hanya membuat saya bisa bercermin sebagaimana mestinya, tapi juga
mempunyai arti lain. Cermin membuat saya lebih hati-hati dalam melangkah, juga
intropeksi diri. Sebab Tuhan pun sudah memberi kepastian. Apa yang saya
perbuat, itulah yang akan saya dapatkan. Dan pastinya, saya ingin selalu
mendapat hal-hal terbaik dalam hidup saya.
Bambang
Irwanto
0 Response to "Cermin Dalam Kehidupan Saya"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.