Menulis adalah sebuah proses - Zaman
now, sudah jadi hal lumrah, saat seorang penulis memposting keberhasilan
akryanya di medsos. Misalnya, saat ceritanya dimuat di media, saat menerbitkan
buku baru, saat bukunya best seller, saat berhasil menang
lomba menulis, dan sebagainya.
Bagi saya
ini lumrah dan wajar saja. Walau terkadang ada yang masih menganggap sesuatu
yang ria, pamer atau sombong. Bukaaaan... Memposting keberhasilan menulis di
medsos, menurut saya ada salah satu bentuk luapan kegembiraan. Juga bisa
menebar semangat menulis.
Dan
saat ada teman memposting keberhasilan menulisnya, saya selalu merasa iri. Ya,
iri ingin seperti mereka juga. Anggapan saya, kalau mereka bisa, masa saya
tidak bisa. Sama-sama makan nasi ini hahaha.. gaya benar saya ini.
Misalnya,
saat teman ada teman yang berhasil tulisannya lolos di sebuah media. Berbekal
dari 'rasa iri' itu tadi, saya pun mencari info tentang apa saja persyaratan
dari media itu. Selanjutnya, saya pelajari tulisan-tulisan yang dimuat di media
itu. Kemudian, saya pun berusaha menulis, sesuai ketentuan persyaratan dan
tulisan yang disukai oleh media itu.
Tentu
saja, sangat jarang sekali kirim langsung lolos. Harus berjuang lama baru bisa
lolos. Kalau ditolak, maka rasa iri dan semangat menulis saya akan terus
bertambah. Sampai akhirnya tulisan saya lolos di media yang saya incar.
Nah,
saat saya berhasil 'menaklukan' media tersebut, dan tulisan saya dimuat, serta
nama saya terpampang tampan rupawan di media itu, masa iya, saya tidak senang?
Dan media sosial salah satu tempat meluapkan kegembiraan.
Dari cerita saya di atas, jelas tersurat, menulis itu adalah sebuah proses. Untuk sampai ke tangga atas, maka kita harus melewati anak-anak tangga dari bawah dulu. Sabar menikmati setiap proses menulis. Karena di setiap proses, banyak pelajaran. Kita ditempa menjadi penulis tangguh.
Dari cerita saya di atas, jelas tersurat, menulis itu adalah sebuah proses. Untuk sampai ke tangga atas, maka kita harus melewati anak-anak tangga dari bawah dulu. Sabar menikmati setiap proses menulis. Karena di setiap proses, banyak pelajaran. Kita ditempa menjadi penulis tangguh.
Jadi
saat melihat keberhasilan seseorang dalam menulis, jangan langsung ingin
mencapai hasil itu. tanyakan, bagaimana cara atau prosesnya, sampai bisa
berhasil seperti itu. Dan jangan kaget, kalau jawabannya, "Prosesnya
sangat panjang".
Bicara
soal proses ini, sebenarnya tidak berlaku dalam dunia menulis saja. Apa pun itu
yang membuahkan hasil, pasti ada proses panjang yang mengikutinya. Seorang
Krisdayanti untuk sampai menjadi salah satu Diva Indonesia, pasti melalui
proses panjang. Begitu juga seorang Liliyana Natsir, Tere Liye, atau Reza
Rahardian (kembaran saya hehehe). Jadi, kalau ingin menjadi penulis, nikmati
proses menulis yang panjang itu. Jangan hanya ingin seperti mereka, tapi ikuti
proses panjang, agar bisa seperti mereka.
Menulis
adalah sebuah proses. Jadi nikmati semua proses menulis itu dengan senang hati.
Dan biarkan semuanya indah pada waktunya.
0 Response to "Menulis adalah Sebuah Proses"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.