Jadi penulis jangan mau rugi. Yess... itu saya
tanamkan dan terapkan pada diri saya, sejak mulai memutuskan total menulis, dan
memutuskan jadi penulis freelance. Tepatnya sejak 10 tahun yang lalu.
Memang awalnya menulis itu, karena saya suka menulis.
Dan seiring waktu, saya semakin enjoy menulis. Akhirnya, saya menemukan pasion
saya di dunia menulis. Dan benar kata orang, dari hobi itu bisa lanjut ke
profesi. Seperti saya juga.
Nah, lanjut ke topik, kira-kira hal-hal apa yang
membuat saya sebagai penulis jangan mau rugi, ya? Yuk, simak cerita saya
berikut yang saya susun berdasarkan pengalaman menulis saya.
Punya
koleksi buku
Saya itu suka membaca sejak kecil. Dari hobi membaca
itulah, saya jadi berkeinginan untuk menulis. Jadi Alhamdulillah, koleksi
majalah dan buku-buku saya lumayan banyak. Apalagi sebagai penulis, kan memang
wajib suka membaca.
Makanya, kalau teman-teman mempunya koleksi buku
keren-keren jangan mau rugi. Selain memang dibeli untuk dibaca, juga buat
dipelajari. Gali ide yang ada dalam buku itu. Soalnya dalam satu buku saja,
banyak sekali ide-ide.
Kalau saya pribadi, tidak mau rugi saat membeli
buku. Misalnya saya beli buku seharga 100 ribu, maka saya harus bisa
menghasilkan paling tidak 1 juta dari buku itu. Artinya minimal bisa jadi 4
cerita anak yang kalau dikirim ke media anak dan dimuat, bisa dapat 1 juta.
Begitu juga saat saya membeli majalah. Misalnya
harga majalahnya 20 ribu, saya harus bisa menghasilkan minimal 1 cerita seharga
200 ribu. Dapat buku dan majalah juga, dapat ilmu, dapat penghasilan juga
hehehe.
Punya
gadget
Saat membeli sebuah gadget, saya sudah menaksir
berapa uang yang bisa dihasilkan dari gadget yang saya beli itu. Mislanya saat
saya membeli ponsel seharga 3, 5 juta, saya harus bisa menghasilkan lebih dari
10 juta dari ponsel itu.
Makanya saya semakin termotivasi membuat ponsel saya
itu lebih berguna dan menghasilkan untuk saya. Misalnya, saya pakai buat cari
info di medsos, saya pakai buat sharing materi kelas, saya pakai buat ngebuzzer
dan campaign.
Punya
koneksi internet kencang
Ini tetap ada kaitannya dengan aktivitas menulis
zaman now. Walau gadget lengkap, kalau
jaringan tidak mendukung, percuma. Makanya kalau punya jaringan inet kuat,
jangan mau rugi. Manfaatkan sebaik-baiknya.
Saya sendiri tidak mau rugi dalam soal jaringan ini.
Sebulan itu, saya sudah bajet uang inet 160 ribu. 100 ribu untuk mifi dan 60
ribu untuk ponsel. Dan saya sudah target, 160 ribu sebulan itu harus sesuai
target.
Makanya sepanjang hari, saya rajin browsing. Soalnya
setiap hari, info dan job menulis bertebaran. Perhitungannya, 10 kali melamar,
pasti ada 1 nyangkut. Termasuk soal menunjang kirim naskah dan sebagainya.
Punya
Akun Media Sosial
Penulis punya akun media sosial, maka jangan mau
rugi. Jujur saja, media sosial itu sangat membantu aktivitas menulis saya.
Rajin-rajin saja promo karya. Tidak perlu takut dibilang pamer, ria, atau
narsis. Soalnya semua tergantung niatnya. Lagipula, hasilnya, akan kita rasakan
sendiri.
Saya itu punya akun facebook baru 2012. Itu juga
email dan akunnya dibuatkan adik saya. Dulu, teman-teman hanya tahu saya dari membaca
majalah Bobo. Di luar yang baca Bobo, pasti akan bertanya. Siapa Bambang
Irwanto yang tampan rupawan itu?
Setelah saya punya facebook, saya pun mulai rajin
posting cerita saya yang dimuat di Bobo. Teman-teman mulai tahu saya. Oh.. ini
Bambang Irwanto. Begitulah seterusnya, saat punya twitter dan Instagram, saya
pun rajin posting.
Alhamdulillah, job menulis itu banyak saya dapatkan
dari media sosial. Misalnya saat seorang editor menginbox saya menawari tulisan
yang totalnya 12 juta (bukan pamernya hehehe). Itu karena dia melihat
postingan-postingan saya di medsos.
Bukan hanya soal itu lho. Sekarang banyak
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan akun media sosial. Misalnya job
buzzer dan campaign sebuah produk juga. Lalu kira-kira selain menulis,
teman-teman bisa apa lagi, ya? Misalnya saya, selain menulis juga buka kelas
menulis dan menerima pesanan sambal goreng ati dan rendang. Teman-teman
misalnya bisa menyulam, bisa bikin furniture, dan lainnya.
Punya
Teman Banyak
Kalau seorang penulis punya teman banyak, maka
jangan mau rugi. Rajin-rajin saling menyapa, rajin berinteraksi di postingan
masing-masing. Bukan hanya di dunia maya saja lho, tapi juga di dunia nyata. Apalagi sekarang kan, banyak workshop menulis dan acara lainnya. Bahkan sering teman-teman mengadakan kopdar sendiri.
Saya sendiri banyak mendapatkan rezeki menulis dari
teman. Ada teman yang colek suruh mengisi formulir buzzer. Ada teman yang
colek, kalau ada lowongan di penerbit ini. Ada teman yang merekomendasi
temannya ikut kelas kurcaci pos. Bahkan saat saya jadi freelance di penerbit
Malaysia, itu juga jobnya dari teman di facebook.
Sebenarnya, teman penulis itu sangat welcome bila kita mengetuk pintu
rumahnya. Hanya perhatikan selalu etika. Soalnya banyak teman yang sudah
bertanya ini itu, panjang kali lebar, lalu tiba-tiba main tinggal pergi hehehe.
Nah, demikian beberapa hal yang membuat penulis
jangan mau rugi. Jadi saya jadikan semua itu sebagai senjata untuk menunjang
aktivitas menulis saya. Insya Allah, kalau kita memaksimalkan dengan baik, maka
hasilnya pun sesuai harapan. Salam semangat menulis.
Bambang
Irwanto
0 Response to "Jadi Penulis Jangan Mau Rugi"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.