Buku Cerita Anak di Indonesia Sangat Banyak dan Beragam - Alhamdulillah tahun 2018 ini, genap 15 tahun saya menyandang titel sebagai penulis cerita anak. Hal ini ditandai pula, saat saya memutuskan total sebagai penulis freelance. Walau cerita yang saya tulis belum banyak, namun saya bangga dan senang berada di dunia anak. Menurut saya, dunia anak itu cerah, ceria dan membawa bahagia.
Bicara soal menulis cerita anak, sebenarnya sejak kecil saya sudah belajar menulis cerita anak. Semua berawal dari suka melihat gambar di majalah Bobo, lalu sampai akhirnya bisa membaca cerita-cerita yang tersaji. Kemudian secara sendiri timbul keinginan untuk menulis cerita sendiri. Waktu itu pikir saya, keren juga ya, kalau cerita saya bisa dimuat di majalah Bobo, ilustasinya keren, dan dibaca teman-teman seluruh Indonesia. Apalagi nama saya akan terpampang di majalah juga.
Namun tentu saja proses menulis cerita anak itu tidak semudah yang saya bayangkan. Apalagi saya belajar menulis secara otodidak, yaitu dengan membaca cerita di majalah Bobo, juga membaca buku cerita anak, lalu saya mencoba menulis ceritanya kembali. Bertahun-tahun saya belajar, sampai saya usia remaja, dan akhirnya belajar menulis cerpen remaja. Bahkan sebenarnya, tulisan pertama saya yang dimuat di media nasional adalah cerpen remaja hehehe.
Waktu berganti, namun keinginan menulis cerita anak terus ada dalam diri saya. Sempat vakum karena sibuk cari kerja sana-sini dan akhirnya bekerja, namun tidak membuat semangat saya surut. Saya tetap rutin membeli majalah Bobo, saya pelajari, dan menulis di buku tulis. Lalu saya ketik pakai mesin tik, lalu kirim via pos ke Bobo.
Sampai akhirnya 2004, saat naskah dongeng yang saya ikutkan lomba dongeng majalah Bobo masuk rekomendasi. Jadi walau tidak menang, namun naskah itu beruntung dimuat bersama para pemenang lainnya. Dari situlah membuka jalan saya ke majalah Bobo.
Sejak saat itu, Alhamdulillah setiap tahun ada cerita saya dimuat. Di tahun 2007 saya juga sempat menang lomba cerita msiteri. Dari satu tahun hanya 1 cerita, lalu 2 cerita, terus naik, sampai puncaknya dalam setahun cerita saya 30 dimuat di Bobo. Bahkan 21 minggu berturut-turut.
Seiring perkembangan sosial media, terutama facebook, saya mulai berkenalan dengan banyak penulis cerita anak, termasuk sesama penulis di majalah Bobo. Pertemanan dengan para ilustrator juga terbuka. Juga tidak kalah penting rditor di penerbit. Ini jelas membuka peluang untuk menulis buku.
Saya pun rajin memposting karya saya yang dimuat di media. Saya pun ikut grup penulis cerita anak. Akhirnya, saya bisa berteman dengan penulis-penulis cerita anak hebat, juga para ilustrator.
Kesempatan pertama menulis buku itu, datang dari Pak Iwan Darmawan, ilsutartor buku anak terkenal. Beliau menawari saya untuk mengirim contoh tulisan ke penerbit Ana Muslim Malaysia. Alhamdulillah tulisan saya cocok. Maka saya pun menjadi freelance di sana selama kurnag lebih 3 tahun.
Lalu kesempatan lain datang dari Mbak Anindita yang kebetulan editor di Bentang Belia. Mbak Anin menawarkan menulis buku seri Pangeran dan Putri Nusantara. Kesempatan ini pun saya ambil, sekaligus saya jadikan kesempatan belajar.
Alhamdulillah kesempatan lain pun datang. Dari Mbak Shinta Handini, juga dari Almarhum Pak Endang Firdaus yang mengajak menulis beberapa buku bareng. Ada juga Mas Deny Wibisona mengajak buku bareng. Jadi kalau dipikir, buku saya itu banyakan karena ditawari langsung diajak nulis bareg. Naskah yang saya kirim langsung ke penerbit, malah belum ada yang lolos dan terbit hehehe.
Namun zaman sekarang, penulis cerita anak di Indonesia sangat banyak. Hal ini tentu saja menggembirakan. Logikanya, ada penulis cerita anak, pasti ada pula buku cerita anak. Jadi bila ada yang beranggapan minimnya buku bacaan anak, saya rasa itu keliru.
Coba saja saat ke toko buku, langsung menuju bagian buku anak. Tidak hanya dipajang di rak, buku anak juga ada di stage khusus dan sangat strategis tempatnya. Bisa disaksikan tidak hanya anak-anak yang asyik mencari buku, tapi juga orang dewasa yang menyukai buku anak-anak. Bahkan menurut data Ikapi, buku anak adalah buku yang paling besar penjualannya, yaitu sekitar 23 %. Makanya penerbit terus menerima naskah anak-anak.
Di grup Forum Penulis Bacaan Anak yang saya ikuti di facebook, di sana banyak sekali penulis cerita anak hebat yang sudah menerbit banyak buku. Misalnya Kang Ali Muakhir yang sudah menerbitkan ratusan buku. Ada juga, Kang Benny Rhamdani, Mbak Renny Yaniar, Mbak Ary Nilandari, Mbak Dian Kristiani, Mbak Watiek Ideo, Mbak Arleen Amidjaja dan lainnya. Mereka juga menyabet banyak prestasi.
Tidak hanya itu, banyak orang semakin semangat belajar menulis cerita anak. biasanya dengan mengikuti kelas menulis cerita anak, baik yang diadaakan online maupun offline. Selain itu, acara workshop atau pelatihan menulis cerita anak, juga jadi incaran utama.
Gairah menulis cerita anak di Indonesia terus meningkat. Bukan saja dari orang dewasa, tapi juga anak-anak. Penerbit pun giat mengadakan lomba menulis cerita khusus anak-anak. Tujuannya, untuk menjaring anak berpotensi dalam menulis.
buku aktivitas, novel anak, dan lainnya. Hal ini tentu saja membuat anak bisa bebasa memilih buku sesuai keinginannya. Begitupun orang tua, bisa memilihkan buku yang sesuai untuk anaknya.
Dari keragaman buku anak Indonesia, salah satunya bertema agama. Sebagai seorang muslim, saya pun senang karena mendapat kesempatan menulis buku islami bersama Almarhum Pak Endang Firdaus. Namun yang kami tulis itu sesuai yang dekat dengan keseharian anak. Misalnya doa sehari-hari yang kami kemas dalam cerita.
Bahkan saat saya freelance di Ana Muslim yang ememang penerbt muslim, saya pun menulis buku-buku islami dengan beragam tema. Misalnya Terima kasih Allah sudah menciptakan anggota tubuh, alam semesta, hewan, tumbuhan dan buah.
Begitu juga buku teman-teman yang yang bertema Islami. Mereka mengemas dengan manis rukun islam, rukun iman, hadist-hadist Rasulullah, hari-hari besar islam dan lainnya ke dalam cerita. Jadi tema agama itu sangat luas dan beragam.
Waktu saya kecil, saya tidak pernah membaca buku cerita anak yang spesifik religi yang langsung mendoktrin ini tidak baik atau ini buruk. Termasuk soal surga baik dan neraka tidak baik. Saya malah membaca tentang siksa neraka dari buku tipis, harga murah, dna yang jelas bukan dirulis oleh penulis cerita anak.
Jadi Insya Allah anak-anak Indonesia tidak akan pernah kekurangan buku anak-anak. Regenasi penulis cerita anak di Indonesia akan terus tumbuh dan ada. Karena seperti yang saya tuliskan di atas, buku anak tidak hanya ditulis oleh orang dewasa, anak-anak pun sekarang banyak yang menulis cerita. Tengok saja seri Kecil-kecil Punya Karya yang memang ditulis oleh anak-anak. Bahkan Susan Bahtiar juga menulis buku anak berjudul Tristan the Traveler.
Saat menulis, saya menempatkan diri saya sebagai seorang anak-anak yang sedang bercerita pada teman-temannya. Jadi saya menggunakan bahasa seperti yang mereka gunakan. Makanya buku anak-anak itu menggunakan bahasa yang ringan saja.
Penyampaian bahasa yang tidak berat, membuat anak-anak mudah menyerap isi dan pesan cerita. Tidak ada terkesan menggurui, karena disampaikan dari tokoh anak-anak dalam cerita.
Ilustrasi juga faktor pendukung. Cerita bagus dipadukan ilustrasi menarik, membuat anak-anak menikmati buku yang dibacanya. Tentunya soal ilustrasi disesuaikan. Semakin tinggi usia pembaca, maka semakin banyak teks dan sedikit gambar.
Demikian ulasan saya mengenai buku anak di Indonesia. Tulisan ini saya susun berdasarkan sudut pandang saya, ya. Jadi bila ada perbedaan, anggap saja warna-warni menulis. Salam semangat menulis cerita anak, agar dunia anak Indonesia terus cerah,caria, dan bahagia.
Bambag Irwanto
Desain Canva |
Bicara soal menulis cerita anak, sebenarnya sejak kecil saya sudah belajar menulis cerita anak. Semua berawal dari suka melihat gambar di majalah Bobo, lalu sampai akhirnya bisa membaca cerita-cerita yang tersaji. Kemudian secara sendiri timbul keinginan untuk menulis cerita sendiri. Waktu itu pikir saya, keren juga ya, kalau cerita saya bisa dimuat di majalah Bobo, ilustasinya keren, dan dibaca teman-teman seluruh Indonesia. Apalagi nama saya akan terpampang di majalah juga.
Namun tentu saja proses menulis cerita anak itu tidak semudah yang saya bayangkan. Apalagi saya belajar menulis secara otodidak, yaitu dengan membaca cerita di majalah Bobo, juga membaca buku cerita anak, lalu saya mencoba menulis ceritanya kembali. Bertahun-tahun saya belajar, sampai saya usia remaja, dan akhirnya belajar menulis cerpen remaja. Bahkan sebenarnya, tulisan pertama saya yang dimuat di media nasional adalah cerpen remaja hehehe.
Waktu berganti, namun keinginan menulis cerita anak terus ada dalam diri saya. Sempat vakum karena sibuk cari kerja sana-sini dan akhirnya bekerja, namun tidak membuat semangat saya surut. Saya tetap rutin membeli majalah Bobo, saya pelajari, dan menulis di buku tulis. Lalu saya ketik pakai mesin tik, lalu kirim via pos ke Bobo.
Sampai akhirnya 2004, saat naskah dongeng yang saya ikutkan lomba dongeng majalah Bobo masuk rekomendasi. Jadi walau tidak menang, namun naskah itu beruntung dimuat bersama para pemenang lainnya. Dari situlah membuka jalan saya ke majalah Bobo.
Sejak saat itu, Alhamdulillah setiap tahun ada cerita saya dimuat. Di tahun 2007 saya juga sempat menang lomba cerita msiteri. Dari satu tahun hanya 1 cerita, lalu 2 cerita, terus naik, sampai puncaknya dalam setahun cerita saya 30 dimuat di Bobo. Bahkan 21 minggu berturut-turut.
Menulis Buku
Seiring terbuka kesempatan saya menulis di majalah Bobo, maka setidaknya impian masa kecil saya tercapai. Cerita saya dimuat di majalah Bobo, nama saya terpampang, bahkan dapat uang bakso hehehe. Alhamdulillah cerita saya juga dimuat di majalah Soca, majalah Girls, Kompas Anak Minggu, Nusantra Bertutur, Mombi, Solo Pos.Seiring perkembangan sosial media, terutama facebook, saya mulai berkenalan dengan banyak penulis cerita anak, termasuk sesama penulis di majalah Bobo. Pertemanan dengan para ilustrator juga terbuka. Juga tidak kalah penting rditor di penerbit. Ini jelas membuka peluang untuk menulis buku.
Saya pun rajin memposting karya saya yang dimuat di media. Saya pun ikut grup penulis cerita anak. Akhirnya, saya bisa berteman dengan penulis-penulis cerita anak hebat, juga para ilustrator.
Kesempatan pertama menulis buku itu, datang dari Pak Iwan Darmawan, ilsutartor buku anak terkenal. Beliau menawari saya untuk mengirim contoh tulisan ke penerbit Ana Muslim Malaysia. Alhamdulillah tulisan saya cocok. Maka saya pun menjadi freelance di sana selama kurnag lebih 3 tahun.
Lalu kesempatan lain datang dari Mbak Anindita yang kebetulan editor di Bentang Belia. Mbak Anin menawarkan menulis buku seri Pangeran dan Putri Nusantara. Kesempatan ini pun saya ambil, sekaligus saya jadikan kesempatan belajar.
Alhamdulillah kesempatan lain pun datang. Dari Mbak Shinta Handini, juga dari Almarhum Pak Endang Firdaus yang mengajak menulis beberapa buku bareng. Ada juga Mas Deny Wibisona mengajak buku bareng. Jadi kalau dipikir, buku saya itu banyakan karena ditawari langsung diajak nulis bareg. Naskah yang saya kirim langsung ke penerbit, malah belum ada yang lolos dan terbit hehehe.
Penulis Buku Cerita Anak di Indonesia
Zaman dulu, penulis cerita anak favorit saya adalah, Pak Arswendo, Pak Jokolelono dan Pak Dwiyanto Setiawan. Selebihnya, saya memang membaca buku yang ditulis penulis luar. Serial 5 sekawan, Trio detektif, pasukan Mau Tahu, Sapta Siaga, jadi santapan saya.Namun zaman sekarang, penulis cerita anak di Indonesia sangat banyak. Hal ini tentu saja menggembirakan. Logikanya, ada penulis cerita anak, pasti ada pula buku cerita anak. Jadi bila ada yang beranggapan minimnya buku bacaan anak, saya rasa itu keliru.
Coba saja saat ke toko buku, langsung menuju bagian buku anak. Tidak hanya dipajang di rak, buku anak juga ada di stage khusus dan sangat strategis tempatnya. Bisa disaksikan tidak hanya anak-anak yang asyik mencari buku, tapi juga orang dewasa yang menyukai buku anak-anak. Bahkan menurut data Ikapi, buku anak adalah buku yang paling besar penjualannya, yaitu sekitar 23 %. Makanya penerbit terus menerima naskah anak-anak.
Di grup Forum Penulis Bacaan Anak yang saya ikuti di facebook, di sana banyak sekali penulis cerita anak hebat yang sudah menerbit banyak buku. Misalnya Kang Ali Muakhir yang sudah menerbitkan ratusan buku. Ada juga, Kang Benny Rhamdani, Mbak Renny Yaniar, Mbak Ary Nilandari, Mbak Dian Kristiani, Mbak Watiek Ideo, Mbak Arleen Amidjaja dan lainnya. Mereka juga menyabet banyak prestasi.
Tidak hanya itu, banyak orang semakin semangat belajar menulis cerita anak. biasanya dengan mengikuti kelas menulis cerita anak, baik yang diadaakan online maupun offline. Selain itu, acara workshop atau pelatihan menulis cerita anak, juga jadi incaran utama.
Gairah menulis cerita anak di Indonesia terus meningkat. Bukan saja dari orang dewasa, tapi juga anak-anak. Penerbit pun giat mengadakan lomba menulis cerita khusus anak-anak. Tujuannya, untuk menjaring anak berpotensi dalam menulis.
Beragam Buku Cerita Anak
Dengan perkembangan zaman dan banyaknya penulis cerita anak di Indonesia, otomatis buku anak zaman sekarang semakin beragam. Dari pictbook, kumpulan cerpen, kumpulan dongeng,buku aktivitas, novel anak, dan lainnya. Hal ini tentu saja membuat anak bisa bebasa memilih buku sesuai keinginannya. Begitupun orang tua, bisa memilihkan buku yang sesuai untuk anaknya.
Dari keragaman buku anak Indonesia, salah satunya bertema agama. Sebagai seorang muslim, saya pun senang karena mendapat kesempatan menulis buku islami bersama Almarhum Pak Endang Firdaus. Namun yang kami tulis itu sesuai yang dekat dengan keseharian anak. Misalnya doa sehari-hari yang kami kemas dalam cerita.
Bahkan saat saya freelance di Ana Muslim yang ememang penerbt muslim, saya pun menulis buku-buku islami dengan beragam tema. Misalnya Terima kasih Allah sudah menciptakan anggota tubuh, alam semesta, hewan, tumbuhan dan buah.
Begitu juga buku teman-teman yang yang bertema Islami. Mereka mengemas dengan manis rukun islam, rukun iman, hadist-hadist Rasulullah, hari-hari besar islam dan lainnya ke dalam cerita. Jadi tema agama itu sangat luas dan beragam.
Waktu saya kecil, saya tidak pernah membaca buku cerita anak yang spesifik religi yang langsung mendoktrin ini tidak baik atau ini buruk. Termasuk soal surga baik dan neraka tidak baik. Saya malah membaca tentang siksa neraka dari buku tipis, harga murah, dna yang jelas bukan dirulis oleh penulis cerita anak.
Jadi Insya Allah anak-anak Indonesia tidak akan pernah kekurangan buku anak-anak. Regenasi penulis cerita anak di Indonesia akan terus tumbuh dan ada. Karena seperti yang saya tuliskan di atas, buku anak tidak hanya ditulis oleh orang dewasa, anak-anak pun sekarang banyak yang menulis cerita. Tengok saja seri Kecil-kecil Punya Karya yang memang ditulis oleh anak-anak. Bahkan Susan Bahtiar juga menulis buku anak berjudul Tristan the Traveler.
Penyajian Buku Cerita Anak
Menurut sudut pandang saya sebagai penulis cerita anak, buku anak itu harus disajikan secara pas. Baik umur, konten, maupun bahasanya. Biar apa yang akan disampaikan penulis, dapat diserap oleh pembaca tersebut. Apalagi buku itu sebagai media untuk menyampaikan sesuatu kepad aanak.Saat menulis, saya menempatkan diri saya sebagai seorang anak-anak yang sedang bercerita pada teman-temannya. Jadi saya menggunakan bahasa seperti yang mereka gunakan. Makanya buku anak-anak itu menggunakan bahasa yang ringan saja.
Penyampaian bahasa yang tidak berat, membuat anak-anak mudah menyerap isi dan pesan cerita. Tidak ada terkesan menggurui, karena disampaikan dari tokoh anak-anak dalam cerita.
Ilustrasi juga faktor pendukung. Cerita bagus dipadukan ilustrasi menarik, membuat anak-anak menikmati buku yang dibacanya. Tentunya soal ilustrasi disesuaikan. Semakin tinggi usia pembaca, maka semakin banyak teks dan sedikit gambar.
Demikian ulasan saya mengenai buku anak di Indonesia. Tulisan ini saya susun berdasarkan sudut pandang saya, ya. Jadi bila ada perbedaan, anggap saja warna-warni menulis. Salam semangat menulis cerita anak, agar dunia anak Indonesia terus cerah,caria, dan bahagia.
Bambag Irwanto
0 Response to "Buku Cerita Anak di Indonesia Sangat Banyak dan Beragam"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.