Tips Selfie Pakai Smartphone Saat Solo Traveling - Traveling memang sangat menyenangkan, ya. Dan saya jujur sangat suka traeling, walau baru yang dekat-dekat rumah saya hehehe. Selain buat refrehing, juga banyak hal-hal yang saya dapatkan. Termasuk bertemu orang-orang baru yang membawa inspirasi bagi saya.
Nah, saya akhir-akhir ini lebih sering melakuan solo traveling. Soalnya saat ini saya banyak ke pantai dan bukit yang terkadang medannya menanjak dan enaknya pakai motor. Cuaca yang kadang tidak menentu, tentu saja tidak pas membawa keluarga. Apalagi kadang ada tempat wisata yang kurang pas untuk si krucil
Selain itu, Solo traveling membuat waktu saya lebih fleksibel. Saya bisa menentukan berapa lama saya berada di suatu lokasi wisata. Jadi saya lebih bebas mengeksplor banyak susut-sudutnya. Pastinya banyak hal-hal menyenangkan yang bisa dilakukan saat solo traveling.
Nah, saat traveling, tidak lupa banyak saya abadikan dalam bentuk foto. Ini akan jadi momen yang menandakan jejak jalan-jalan. Hanya masalahnya, saat solo traveling, memang saya harus mengambil foto sendiri atau selfie. Dan itu kadang harus keluar keringat hehehe.
Sesekali minta bantuan orang lain bisa saja, sih. Hanya menurut saya tidak bisa sesering mungkin. Soalnya takut malah menganggu mereka. Ibaratnya, mereka kan juga mau menikmati tempat wisata, kok malah diminta jadi juru foto. Wani piro ah? hahaha.
Terus minta bantuan orang lain itu, untung-untungan. Kadang kalau bertemu orang yang pas, maka dengan senang hati dia akan membantu saya memotret. Terus hasil jepretannya juga sesuai dengan keinginan saya. Ini ibaratnya saya dapat rezeki hehehe.
Tapi kalau pas dapatnya orang yang tidak pas, biasanya hasilnya kurang sesuai. Malah kadang kesannya dilaukan terpaksa hahaha. Tapi bukan salah dia, sih. Mungkin saja saat itu suasana hatinya sedang tidak bagus. Mungkin juga dia belum makan bakso hahaha.
Makanya nih, saya biasanya mensiati dengan minta bantuan pada orang yang lebih mudah dari saya. Biasanya anak usia SMU atau anak kuliahan. Dan sesuai pengalaman saya, hasil jepretan mereka sesuai dengan kemauan saya. Malah boleh sedikit request mengenai foto yang saya mau. Misalnya, nanti angle-nya seperti ini, ya! Jepretnya 3 kali, ya! atau Posisinya lanscape, ya!
Yang rezeki nomplok lagi, kalau pas tempat wisatanya agak sepi. Terus penjaga tempat wisatanya, malah memandu, dan bantuin memotret. Dan... karena dia sudah tahu angle-angle mana yang bagus, maka hasilnya pun bagus.
Tapi tetap ya, terkadang saya memang harus minta bantuan orang lain. Misalnya saat ada spot yang keren, itu harus diambil dari jarak jauh yang tidak mungkin mengandalkan self timer 5 atau 10 detik. Soalnya sayan, jauh-jauh ke suatu tempat, tidak dapat foto bagus.
Kembali ke soal foto selfie, walau bisa minta bantuan orang, saya tetap lebih nyaman selfie sendiri. Dan sampai saat ini, saya masih menggunakan kamera smartphone untuk mengabadikan momen-momen jalan saya. Terus dibantu dengan tripod dan tongsing.
Hanya saya lebih banyak mengandalkan tripod. Tongsis saya pakai hanya pada saat angle fotonya bagus pakai tongsis. Malah terkadang saya tidak pakai tongsis, dan hanya menggunakan bantuan tangan.
Nah, inilah Tips Selfie Pakai Smartphone Saat Solo Traveling. Pastinya ini saa susun berdasarkan pegalaman pribadi saya, ya. Siapa tahu sesuai dan bisa teman-teman terapkan.
Hampir mirip dengan wajah kita. Ada wajah seseorang yang bagus difoto dari sudut mana pun. Namun ada juga wajah seseorang yang hanya pas difoto dari sudut tertentu. Jadi fotografer itu, pasti akan membidik angle terbaik dari modelnya.
Nah, saya perhatikan juga, kira-kira apa yang akan saya tonjolkan dalam foto. Misalnya pantainya, perpaduan karang dan pantai, pohon cemara laut dan pantai, hutan pinus dan langit, dan lainnya. Kerena ini foto wisata, maka usahakan tempat wisatanya yang ditonjolkan. Saya sebagai pemanis saja. Termasuk bukti saja, kalau saya pernah ke tempat itu, dan foto itu meman milik saya hehehe.
Nah, kendala saya menggunakan kamera smartphone adalah black light. Kadang background-nya terlhat jelas, namun modelnya jadi siluet. Kadang juga, modelnya terlihat jelas, background-nya putih. Makanya saya selalu uji coba dulu, bagusnya pakai kamera depan atau kamera belakang. Tapi saya lebih banyak memakai kamera belakang.
Untuk bingkai saya gunakan 4 : 3 ini pas untuk postingan sosial media. Kalau pun dicroop, paling hanya sedikit. Kemudian saya gunakan posisi lanscape, biar lebih fleksibel postingan di sosial media. Tapi tetap untuk angle tertentu, saya gunakan potroit.
Setelah saya rasa bagus, saya pun mulai memperkirakan, di posisi mana kira-kira bagusnya saya berdiri, apa di tengah, di pinggir kanan atau kiri. Jadi posisi saya usahakan jangan sampai menghalangi pemandangan yang indah. Bahkan terkadang, saya cuma memunculkan kepala saja hehehe.
Tapi terkadang ya, ada juga kamera smartphone yang self timer maksimalnya hanya sampai 5 detik. Untungnya, smartphone saya sampai 10 detik. Jadi saya bisa leluasa mengaturnya.
Saya usahakan dalam satu spot itu, bisa 5-6 jepretan. Tentunya dengan angle berbeda-neda. Malah bisa lebih, bila ternyata jepretan ada yang gagal. Entah saya salah time jepret atau posenya kurang sesuai hahaha.
Sebenarnya, mempunyai smartphone lebih dari satu itu di zaman now, menuut saya bukan buat gaya-gayaan. Soalnya saya sebagai freelance dan memang sebagian besar pekerjaan saya online. Makanya harus ada cadangan.
Dan nyatanya, tidak hanya membantu pekerjaan saya, tapi juga dalam urusan foto. Jadi saya memang membawa dua smartphone. Saat satunya ON dan dipakai memotret, saya OFF-kan smartphone satunya. Nah, kalau yang sau sudah lowbat, saya chas pakai powerbank, lalu smartphone satu dipakai. Jadi acara selfie saya jalan terus hahaha.
Soalnya pernah kejadian. Suda jauh-jauh ke suatu tempat wisata, Cuma bawa satu, mana lupa paworbank, samrtphone lowbat, maka kelar semua hahaha.
Nah, demikianlah tips dari saya. Semoga bermanfaat ya, teman-teman. Selamat liburan dan selamat selfie-selfie, teman-teman.
Nah, saya akhir-akhir ini lebih sering melakuan solo traveling. Soalnya saat ini saya banyak ke pantai dan bukit yang terkadang medannya menanjak dan enaknya pakai motor. Cuaca yang kadang tidak menentu, tentu saja tidak pas membawa keluarga. Apalagi kadang ada tempat wisata yang kurang pas untuk si krucil
Selain itu, Solo traveling membuat waktu saya lebih fleksibel. Saya bisa menentukan berapa lama saya berada di suatu lokasi wisata. Jadi saya lebih bebas mengeksplor banyak susut-sudutnya. Pastinya banyak hal-hal menyenangkan yang bisa dilakukan saat solo traveling.
Nah, saat traveling, tidak lupa banyak saya abadikan dalam bentuk foto. Ini akan jadi momen yang menandakan jejak jalan-jalan. Hanya masalahnya, saat solo traveling, memang saya harus mengambil foto sendiri atau selfie. Dan itu kadang harus keluar keringat hehehe.
Sesekali minta bantuan orang lain bisa saja, sih. Hanya menurut saya tidak bisa sesering mungkin. Soalnya takut malah menganggu mereka. Ibaratnya, mereka kan juga mau menikmati tempat wisata, kok malah diminta jadi juru foto. Wani piro ah? hahaha.
Terus minta bantuan orang lain itu, untung-untungan. Kadang kalau bertemu orang yang pas, maka dengan senang hati dia akan membantu saya memotret. Terus hasil jepretannya juga sesuai dengan keinginan saya. Ini ibaratnya saya dapat rezeki hehehe.
Tapi kalau pas dapatnya orang yang tidak pas, biasanya hasilnya kurang sesuai. Malah kadang kesannya dilaukan terpaksa hahaha. Tapi bukan salah dia, sih. Mungkin saja saat itu suasana hatinya sedang tidak bagus. Mungkin juga dia belum makan bakso hahaha.
Makanya nih, saya biasanya mensiati dengan minta bantuan pada orang yang lebih mudah dari saya. Biasanya anak usia SMU atau anak kuliahan. Dan sesuai pengalaman saya, hasil jepretan mereka sesuai dengan kemauan saya. Malah boleh sedikit request mengenai foto yang saya mau. Misalnya, nanti angle-nya seperti ini, ya! Jepretnya 3 kali, ya! atau Posisinya lanscape, ya!
Yang rezeki nomplok lagi, kalau pas tempat wisatanya agak sepi. Terus penjaga tempat wisatanya, malah memandu, dan bantuin memotret. Dan... karena dia sudah tahu angle-angle mana yang bagus, maka hasilnya pun bagus.
Tapi tetap ya, terkadang saya memang harus minta bantuan orang lain. Misalnya saat ada spot yang keren, itu harus diambil dari jarak jauh yang tidak mungkin mengandalkan self timer 5 atau 10 detik. Soalnya sayan, jauh-jauh ke suatu tempat, tidak dapat foto bagus.
Kembali ke soal foto selfie, walau bisa minta bantuan orang, saya tetap lebih nyaman selfie sendiri. Dan sampai saat ini, saya masih menggunakan kamera smartphone untuk mengabadikan momen-momen jalan saya. Terus dibantu dengan tripod dan tongsing.
Hanya saya lebih banyak mengandalkan tripod. Tongsis saya pakai hanya pada saat angle fotonya bagus pakai tongsis. Malah terkadang saya tidak pakai tongsis, dan hanya menggunakan bantuan tangan.
Nah, inilah Tips Selfie Pakai Smartphone Saat Solo Traveling. Pastinya ini saa susun berdasarkan pegalaman pribadi saya, ya. Siapa tahu sesuai dan bisa teman-teman terapkan.
Cari Angle Spot Foto
Pertama, saat menemukan spot foto keren, saya cari dulu angle yang paling menarik. Untuk tahap ini, aktifkan kamera, lalu telusuri angle-angle. Karena dalam satu lokasi itu, bisa didapatkan banyak angel.Hampir mirip dengan wajah kita. Ada wajah seseorang yang bagus difoto dari sudut mana pun. Namun ada juga wajah seseorang yang hanya pas difoto dari sudut tertentu. Jadi fotografer itu, pasti akan membidik angle terbaik dari modelnya.
Nah, saya perhatikan juga, kira-kira apa yang akan saya tonjolkan dalam foto. Misalnya pantainya, perpaduan karang dan pantai, pohon cemara laut dan pantai, hutan pinus dan langit, dan lainnya. Kerena ini foto wisata, maka usahakan tempat wisatanya yang ditonjolkan. Saya sebagai pemanis saja. Termasuk bukti saja, kalau saya pernah ke tempat itu, dan foto itu meman milik saya hehehe.
Kamera Depan atau Kamera Belakang
Dari yang saya baca, foto yang bagus itu adalah yang memperhatikan pencahayaannya. Dan kalau foto out door, maka pencahayaan dari sinar matahari adalah yang paling bagus. Makanya, saya paling happy kalau pas cuaca cerah dan matahari terik. Tidak apa kulit hitam dan gosong hahaha.Nah, kendala saya menggunakan kamera smartphone adalah black light. Kadang background-nya terlhat jelas, namun modelnya jadi siluet. Kadang juga, modelnya terlihat jelas, background-nya putih. Makanya saya selalu uji coba dulu, bagusnya pakai kamera depan atau kamera belakang. Tapi saya lebih banyak memakai kamera belakang.
Siapkan Tripod dan Pasang Kamera
Setelah angle keren didapat, saatnya siapkan tripod dan smartphone. Aktifkan kamera. Saya memakai pengaturan foto, biar latarnya terlihat jelas. Jangan sesekali gunakan mode potret, karena itu akan blur background-nya. Padahal, justru yang mau ditonjolkan tempat wisatanya. Atau teman-teman bisa menggunakan pengaturan otomatis saja, jadi semua sudah disesuaikan.Untuk bingkai saya gunakan 4 : 3 ini pas untuk postingan sosial media. Kalau pun dicroop, paling hanya sedikit. Kemudian saya gunakan posisi lanscape, biar lebih fleksibel postingan di sosial media. Tapi tetap untuk angle tertentu, saya gunakan potroit.
Tes... Tes... Foto Dulu
Setelah peralatan siap, saya melakukan tes dulu dengan 1-2 jepretan. Foto-foto tes ini tetap nantinya akan saya pakai sesuai kebutuhan saya. Soalnya terkadang, sebuah foto, tidak harus ada modelnya. Jadi foto tes ini jangan dihapus.Setelah saya rasa bagus, saya pun mulai memperkirakan, di posisi mana kira-kira bagusnya saya berdiri, apa di tengah, di pinggir kanan atau kiri. Jadi posisi saya usahakan jangan sampai menghalangi pemandangan yang indah. Bahkan terkadang, saya cuma memunculkan kepala saja hehehe.
Jepret-Jepret
Saatnya untuk pose-pose hehehe. Jadi saya pun mulai memperhitungkan self timernya. Jadi kalau jarak kamera dengan tempat pose saya dekat, maka saya gunakan self timer 5 detik. Bila agak jauh, saya gunakan 10 detik.Tapi terkadang ya, ada juga kamera smartphone yang self timer maksimalnya hanya sampai 5 detik. Untungnya, smartphone saya sampai 10 detik. Jadi saya bisa leluasa mengaturnya.
Saya usahakan dalam satu spot itu, bisa 5-6 jepretan. Tentunya dengan angle berbeda-neda. Malah bisa lebih, bila ternyata jepretan ada yang gagal. Entah saya salah time jepret atau posenya kurang sesuai hahaha.
Siapkan Cadangan
Sehari sebelum jalan, saya sudah mempersiapkan mengechas smartphne sampai penuh. Selain itu, saya siapkan powerbank juga yang sudah full chas. Dan.. saya juga mempersiapkan smartphone lain hehehe.Sebenarnya, mempunyai smartphone lebih dari satu itu di zaman now, menuut saya bukan buat gaya-gayaan. Soalnya saya sebagai freelance dan memang sebagian besar pekerjaan saya online. Makanya harus ada cadangan.
Dan nyatanya, tidak hanya membantu pekerjaan saya, tapi juga dalam urusan foto. Jadi saya memang membawa dua smartphone. Saat satunya ON dan dipakai memotret, saya OFF-kan smartphone satunya. Nah, kalau yang sau sudah lowbat, saya chas pakai powerbank, lalu smartphone satu dipakai. Jadi acara selfie saya jalan terus hahaha.
Soalnya pernah kejadian. Suda jauh-jauh ke suatu tempat wisata, Cuma bawa satu, mana lupa paworbank, samrtphone lowbat, maka kelar semua hahaha.
Nah, demikianlah tips dari saya. Semoga bermanfaat ya, teman-teman. Selamat liburan dan selamat selfie-selfie, teman-teman.
Huweeeew.... Beda deh kalo mas coverboy sepanjang masa yang kasih tips. Mantul!
ReplyDeleteMantul pisan ya, Teh Eno hahaha.
Deletenamanya juga cover boy sepanjang masa, Teh hahaha.
Huwaa keren tipsnya. Aku udah beberapa Kali coba atur kamera smartphone gitu. Tapi hasilnya blm serapih ini 😆
ReplyDelete