Menyusuri Jejak Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang di Candi Prambanan Yogyakarta - Saya tuh sudah beberapa kali ke kota Yogyakarta. Kebetulan jarak Gombong - Yogya tidak terlalu jauh. Naik kereta api atau bus bisa. Bahkan saya sering PP, berangkat pagi, pulang malam. Rasanya sama sih, kalau dari Bogor ke Jakarta hehehe.
Hanya sekali pun saya belum pernah ke candi Prambanan. Padahal sering lewat. Makanya pas ke Yogya kali ini, saya sudah rencana mau ke candi Prambanan. Selain ingin lihat kemegahannya, pastinya ingin foto-foto di sana.
Makanya pagi itu sekitar setengah 8, saya naik bus Efisiens ke Yogya. Perkiraan saya, bisa sampai terminal Giwangan pukul setengah 11. Jadi rencananya, dari candi Prambanan, saya mau ke ARTJOG. Kalau masih ada waktu, mau mejeng tampan rupawan di Malioboro hahaha.
Sayangnya, perkiraan saya meleset. Saya sampai terminal Giwangan itu pukul setengah 12 siang. Ini karena di beberapa titik diadakan pebaikan jalan. Jadinya mobil gantian lewat satu arah. Duh.. kayaknya saya kekurangan waktu nih..
Baca Juga : Terkagum-kagum Meliihat Karya-Karya Seni di ARTJOG MMXIX
Makanya tanpa mambuang waktu, saya segera menuju ke candi Prambanan naik bus Trans Yogya. Kebetulan ada haltenya di terminal Giwangan. Bayar 3500 lalu bertanya bus apa yang menuju ke candi prambaban. Lumayan sih, ganti bus Trans Yogya 3 kali. Hanya untung tidak macet, jadi pukul 12 siang, saya sudah sampai di halte Prambanan.
Nah, dari halte Prambanan, saya nyambung naik ojek pangkalan. Banyak sih, di sekitar. Boleh tanya dulu, berapa tarif ke candi Prambanan. Tapi kayaknya standar 10 ribu. Soalnya pas pulangnya juga segitu. Tidak sampai 5 menit, saya sudah sampai di candi Prambaban. Yang berada di jalan Raya Solo – Yogyakarta No. 16 Kranggen, Bokoharjo, Kecamatan Sleman, Yogyakarta.
Saya pun bergegas menuju loket di sebelah kanan yang khusus domestik, sedang sebelah kiri khusus wisatawan asing. Ternyata loket ada tiga jenis. Jadi sesuai paketan saja. Karena saya memang hanya ingin ke candi Prambanan saja, maka saya membeli tiket seharga 40 ribu, sedangkan anak usia 3-10 tahun itu 20 ribu. Melihat suasana loketnya, saya jadi teringat degan candi Borobudur.
Begitu dapat tiket, Saya pun bergegas masuk. Di pintu masui, tas saya diperiksam dan karena lumayan gembul, maka ditawarin apa mau dititip saja. Gratis kok. Tapi saya menolak dan ingin memanggul saja. Soalnya perlengkapan saya di sana, termasuk baju ganti pemotretan hahaha.
Dari pintu masuk, sudah terlihat kawasan candi Prambanan. Saya pun ke toilet dulu buang air kecil sekalian ganti baju. Tidak cuci muka ya, soalnya nanti belang, kan habis kena matahari. Cukup lap pakai tissue saja.
Kelar ganti baju, langsung siap pose pose.. jeprat-jepret. Sengaja kali ini saya memang pakai baju batik. Tujuannya, biar dalam satu frame ada dua yang ditampilkan, candi Prambanan dan batik yang semua punya Indonesia. jadi bukan salah kostum pas wisata ke goa waktu itu ya hehehe.
Baca juga : Walau Salah Kostum, Tetap Happy Berwisata di Goa Petruk Kebumen
Tujuan pertama saya adalah nama candi Prambanan. Ini salah satu spot wajib, makanya banyak yang mengantre. Sambil menunggu antrean, saya pun pasang tripod. Duh.. matahari terik sekali. Saya yakin hasil foto akan black light ini. Dan benar, pas di nama Prambaman, agak buram. Tapi tidak apalah.. masa jauh-jauh tidak ada fotonya hahaha.
Jalan masuk candi Prambanan ini lumayan dekat, bila.dibandingkan jalan ke candi Borobudur. Dari pintu masuk jalan sebentar saja sudah sampai. Tampak beberapa candi besar berdiri.megah, namun di sekitarnya tampak tumpukan batu-batu yang berasal dari candi-candi yang gugur akibat gempa.
Terik matahari semakin terasa meyapa saya. Tapi untung saya sudah ada pengalaman pas ke candi Borobudur. Jadi topi kacamata, selampe sampai air botol minun besar sudah siap. Yang mau sewa payung juga bisa.
Baca juga : !0 Hal yang Wajib Saat Wisata ke Candi Borobudur dan 10 Spot Wajib Foto di Candi Borobudur
Saya pun bersemangat menyusuri candi Prambaman. Sambil membayangkan legendanua saat Bandung Bondowoso berusaha memenuhi keinginan Roro Jonggrang untuk membuat 1000 candi hanya dalam semalam saja. Jujur saya senang sekali. Soalnya Pengalaman pertama ke Candi Prambanan.
Pengunjung banyak. Dan mereka sama kayak saya. Semangat foto-foto. Turis asing juga banyak, termasuk ada juga rombongan paskibra dari pekanbaru. Yang saya salut itu pemandu wisatanya yang lancar-lancar bahasa asing saat menjelaskan tentang seputar candi. Jadi info seputar candi Prambanan tersampaikan dengan baik. Jempol...
Waktu terus beranjak, dan saya pun berusaha mencari angle-angle yang pas. Dan menurut saya, semua sudut candi Prambanan bagus dijadikan spot foto. Apalagi dengan latar awan biru dan langit biru. Hanya terkadang, memang harus sabar menunggu moment yang pas. Soalnya kan, banyak pengunjung, dan mereka juga ingin foto-fotoan. Termasuk menunggu mereka lewat dulu hahaha.
Karena saya harus ke ARTJOG dan mengejar waktu, maka saya hanya sampai pukil 15.00 wib di sana. Saya pun bergegas keluar lalu mencari ojek untuk menuju ke halte Prambanan. Walau singkat, tapi keinginan saya sudah tercapai sih. Dan saya janji, akan datang lagi ke candi Prambanan. Saya sih, inginnya difoto di sana oleh seorang fotographer, lalu pakai baju adat jawa. Pasti keren hahaha. Gaya benar saya ini.
Bambang Irwanto
Hanya sekali pun saya belum pernah ke candi Prambanan. Padahal sering lewat. Makanya pas ke Yogya kali ini, saya sudah rencana mau ke candi Prambanan. Selain ingin lihat kemegahannya, pastinya ingin foto-foto di sana.
Makanya pagi itu sekitar setengah 8, saya naik bus Efisiens ke Yogya. Perkiraan saya, bisa sampai terminal Giwangan pukul setengah 11. Jadi rencananya, dari candi Prambanan, saya mau ke ARTJOG. Kalau masih ada waktu, mau mejeng tampan rupawan di Malioboro hahaha.
Sayangnya, perkiraan saya meleset. Saya sampai terminal Giwangan itu pukul setengah 12 siang. Ini karena di beberapa titik diadakan pebaikan jalan. Jadinya mobil gantian lewat satu arah. Duh.. kayaknya saya kekurangan waktu nih..
Baca Juga : Terkagum-kagum Meliihat Karya-Karya Seni di ARTJOG MMXIX
Makanya tanpa mambuang waktu, saya segera menuju ke candi Prambanan naik bus Trans Yogya. Kebetulan ada haltenya di terminal Giwangan. Bayar 3500 lalu bertanya bus apa yang menuju ke candi prambaban. Lumayan sih, ganti bus Trans Yogya 3 kali. Hanya untung tidak macet, jadi pukul 12 siang, saya sudah sampai di halte Prambanan.
Nah, dari halte Prambanan, saya nyambung naik ojek pangkalan. Banyak sih, di sekitar. Boleh tanya dulu, berapa tarif ke candi Prambanan. Tapi kayaknya standar 10 ribu. Soalnya pas pulangnya juga segitu. Tidak sampai 5 menit, saya sudah sampai di candi Prambaban. Yang berada di jalan Raya Solo – Yogyakarta No. 16 Kranggen, Bokoharjo, Kecamatan Sleman, Yogyakarta.
Saya pun bergegas menuju loket di sebelah kanan yang khusus domestik, sedang sebelah kiri khusus wisatawan asing. Ternyata loket ada tiga jenis. Jadi sesuai paketan saja. Karena saya memang hanya ingin ke candi Prambanan saja, maka saya membeli tiket seharga 40 ribu, sedangkan anak usia 3-10 tahun itu 20 ribu. Melihat suasana loketnya, saya jadi teringat degan candi Borobudur.
Begitu dapat tiket, Saya pun bergegas masuk. Di pintu masui, tas saya diperiksam dan karena lumayan gembul, maka ditawarin apa mau dititip saja. Gratis kok. Tapi saya menolak dan ingin memanggul saja. Soalnya perlengkapan saya di sana, termasuk baju ganti pemotretan hahaha.
Dari pintu masuk, sudah terlihat kawasan candi Prambanan. Saya pun ke toilet dulu buang air kecil sekalian ganti baju. Tidak cuci muka ya, soalnya nanti belang, kan habis kena matahari. Cukup lap pakai tissue saja.
Kelar ganti baju, langsung siap pose pose.. jeprat-jepret. Sengaja kali ini saya memang pakai baju batik. Tujuannya, biar dalam satu frame ada dua yang ditampilkan, candi Prambanan dan batik yang semua punya Indonesia. jadi bukan salah kostum pas wisata ke goa waktu itu ya hehehe.
Baca juga : Walau Salah Kostum, Tetap Happy Berwisata di Goa Petruk Kebumen
Tujuan pertama saya adalah nama candi Prambanan. Ini salah satu spot wajib, makanya banyak yang mengantre. Sambil menunggu antrean, saya pun pasang tripod. Duh.. matahari terik sekali. Saya yakin hasil foto akan black light ini. Dan benar, pas di nama Prambaman, agak buram. Tapi tidak apalah.. masa jauh-jauh tidak ada fotonya hahaha.
Jalan masuk candi Prambanan ini lumayan dekat, bila.dibandingkan jalan ke candi Borobudur. Dari pintu masuk jalan sebentar saja sudah sampai. Tampak beberapa candi besar berdiri.megah, namun di sekitarnya tampak tumpukan batu-batu yang berasal dari candi-candi yang gugur akibat gempa.
Terik matahari semakin terasa meyapa saya. Tapi untung saya sudah ada pengalaman pas ke candi Borobudur. Jadi topi kacamata, selampe sampai air botol minun besar sudah siap. Yang mau sewa payung juga bisa.
Baca juga : !0 Hal yang Wajib Saat Wisata ke Candi Borobudur dan 10 Spot Wajib Foto di Candi Borobudur
Saya pun bersemangat menyusuri candi Prambaman. Sambil membayangkan legendanua saat Bandung Bondowoso berusaha memenuhi keinginan Roro Jonggrang untuk membuat 1000 candi hanya dalam semalam saja. Jujur saya senang sekali. Soalnya Pengalaman pertama ke Candi Prambanan.
Pengunjung banyak. Dan mereka sama kayak saya. Semangat foto-foto. Turis asing juga banyak, termasuk ada juga rombongan paskibra dari pekanbaru. Yang saya salut itu pemandu wisatanya yang lancar-lancar bahasa asing saat menjelaskan tentang seputar candi. Jadi info seputar candi Prambanan tersampaikan dengan baik. Jempol...
Waktu terus beranjak, dan saya pun berusaha mencari angle-angle yang pas. Dan menurut saya, semua sudut candi Prambanan bagus dijadikan spot foto. Apalagi dengan latar awan biru dan langit biru. Hanya terkadang, memang harus sabar menunggu moment yang pas. Soalnya kan, banyak pengunjung, dan mereka juga ingin foto-fotoan. Termasuk menunggu mereka lewat dulu hahaha.
Karena saya harus ke ARTJOG dan mengejar waktu, maka saya hanya sampai pukil 15.00 wib di sana. Saya pun bergegas keluar lalu mencari ojek untuk menuju ke halte Prambanan. Walau singkat, tapi keinginan saya sudah tercapai sih. Dan saya janji, akan datang lagi ke candi Prambanan. Saya sih, inginnya difoto di sana oleh seorang fotographer, lalu pakai baju adat jawa. Pasti keren hahaha. Gaya benar saya ini.
Bambang Irwanto
Asiknya
ReplyDeleteYuk, dolan ke candi Prambanan, Mas.
DeleteYuk, dolan ke candi Prambanan, Mas.
DeleteSaya terakhir ke Prambanan 5 tahun lalu, ambil paket Prambanan-Ratu Boko.
ReplyDeleteSenangnya bisa berkunjung ke sini ya Mas. Sampai nyiapin beberapa kostum pula. Memang kalau model berwisata itu beda ya hahaha
Iya, Mbak Dian. Dan saya juga pengiin melihat candi-candi lainnya. semoga segera kesampaian. Aamiin.
DeleteSaya memang sengaja bawa baju ganti, Mbak. Soalnya dalam sehari itu mau ke ARTJOG juga. Biar beda pas difoto hahaha. Gaya benar saya ini.
Kalau dipikir-pikir gimanalah cara membangun candi super megah itu dalam satu malam? xixixi... TApi itu fotonya udah cakep. Kayaknya enak berkunjung ke candi gini jangan pas masa liburan. AKu dulu, masa liburan puadetnya ampun
ReplyDeleteIya, Mbak Dyah. Saya juga sambil menyusuri memikirkan hal itu. Hanya sayangnya banyak candi yang runtuh.
DeleteTapi memang Mbak, wisata itu enakan hari biasa. jadi walaupun seramai-ramainya, tapi tidak padat. Kalau pas liburan, wah.. tidak bisa cari angele foto yang pas hehehe.
Harus pakai ojek pangkalan rupanya ya mas, saya kira kendaraan umum bisa langsung sampai di lokasi...
ReplyDeletepas panas-panasnya banget itu, tapi tetep semangat dooong keliling Prambanannya...
'selampe' langsung nostalgia saya, udah hampir gak pernah dengar kata itu lagi sejak SD, hehe
selampe itu sapu tangan, bukan? di daerah saya itu sebutan sapu tangan.
Mungkin bisa, Mbak Nuniek. Hanya karena saya dari terminal bus trans, makanya enaknya naik ojek, soalnya diantar sampai pintu gerbang. Kalau turun pas jalan raya, mesti jalan kaki lagi ke pintu gerbangnya.
DeleteIya, saya pun baru tahu bahasa itu pas di Jakarta, Mbak. Selampe memang sapu tangan hehehe.
Kalau liburan saya pasti memilih Yogyakarta karena banyak yang murah meriah. Kalau ke Candi Prambanan saya baru sekali sekitar tahun 2016 setelah keliling ke Solo. Keren sih candi ini (semua candi pasti keren yaak :)) Dan banyak banget spot buat foto2. Berasa jadi model lah kalau ke Prambanan ha..ha..ha..
ReplyDeleteCandi itu banyak ornamen bagus, Mas. Jadi semua bisa dijadikan spot. Asalkan pas angle dan pencahayaannya.
DeleteSekali-sekali coba melipir ke Kebumen, Mas Erafano. Banyak tempat wisata menarik dan memikat. Juga murah. Dekat juga dari Yogya hehehe.
Cuacanya panas terik ya Mas?
ReplyDeleteHmm, next ini destinasi yg mau aku samperin bareng kluarga.
Kudu siap bawa tabir surya, minuman dingin, topi lebarrrr
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Kalau suasana candi memang panas terik Mbak. Tapi mending begitu, daripada hujan. jadi bisa diusahakan sekalian pagi, karena pukul 6 pagi loket sudah buka. Atau sekalian sore, mulai pukul 15.00.
DeleteKarena tinggal di Medan, aku belum pernah mas Pring pergi ke candi2. Candi prambanan ini memukau sekali karena penuh dengan gambar2 seni di dinding candi. Pokok e, kalo ada kesempatan ke jawa, aku singgahi deh semua candi itu biar gak penasaran.
ReplyDeleteAyo, direncanakan, Mbak. Soalnya sekali jalan, bisa banyak mengunjungi tempat wisata. Jadi tidak bisa sehari dua hari. Minimal seminggu hehehe.
DeleteGa mampir candi sewu mas? Bagus jugs lho.. Posisinya di belakang candi prambanan, tapi jalannya lumayan jauh juga sih..hihi... Kirain mau cerita soal bandung bondowosonya...
ReplyDeleteTidak sempat, Mbak Sapti. Soalnya saya harus ke ARTJOG juga. Apalagi saya tibanya siang di Yogya. Insya Allah lain waktu.
DeleteNah, cerita Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang kan, sudah sering Mbak. Sekarang cerita saya jalan-jalan ke Prambanan hehehe.
Saya malah hanya bbrp kali memandangnya di kejauhan tp blm sempet mampir pak haha #melas.
ReplyDeleteSejak kecil saya tumbuh dengan dongeng Bandung Bondowoso itu, jg kisah Prambanan-nya :D
Btw itu turis lagi banyak tapi kok poto Pak Bambang gak ada yang bocor ya? #takjub hehe
Sama, Mbak April. Saya juga tumbuh dengan dongeng klasik barat dan legenda Indonesia. Makanya penasaran ingin lihat candi Prambanan. Apalagi jaraknya tempat tinggal saya sekarang ke Yogya sudah lumayan dekat.
DeleteSoal foto bocor, triknya sabar menunggu moment, Mbak April. Soalnya memang banyak orang lalu lalang. Nunggu beberapa menit dulu, sepi, baru pose hahaha.
Ayo... direncanakan, Mbak April. Nanti bisa ke tempat wisata lainnya.
Mas nya lucu de, ada baju gantinya hehehehe
ReplyDeleteCandi prambanannya memang war biyasah
Saya yang orang medan ini cukup beruntung bisa janjalan ke berbagai candi yang ada di yogya twrmasuk prambanan dan ratu boko ini.
Moga moga ada kesempatan berkunjung lagi.
Tak bosan
Hehehe... soalnya saya biasa dalam satu waktu ke beberapa tempat, Mbak. Jadi ranselnya kayak buntelan hahaha.
DeleteSemoga bisa segera ke candi Prambanan ya, Mbak.
Gagal fokus sama fotonya yang keren.... bicara Bandung bondowoso, kemarin adikku meranin jadi dayangnya Roro Jonggrang, dan itu asyik bener, padahal pementasan SD. Namun jujur sangat wah, apalagi seandainya pementasan disini, pasti makin ngeh karena ini emang dulu pernah terjadi hal yang serupa. :)
ReplyDeleteMemang akan bagus sekali, Mas. Misalnya Prambanan Jazz atau pementasan musik berlatar candi Prambanan saja keren sekali, Mas.
DeleteYuk, wisata ke candi Prambanan, Mas Faisol.
Masya Allah cantik bgt ciptaan Allah itu dari dekat ya. Kekayaan bangsa yang sudah ada sejak dulu. Nyesel kmaren knp gak mampir disini :)
ReplyDeleteAyo, sempatkan mampir ke candi Prambanan Mbak Desi. Nanti bisa mampir ke wisata-wisata lainnya.
DeleteBaca artikel ini, kok serasa jalan dengan seorang guide ya. Hahhah, jalan-jalan terus ya mas?
ReplyDeleteJalan-jalan cuci mata sambil cari ide, Mbak Yanti hehehe.
DeleteUntuk tulisan jalan-jalan, memang yang digunakan teknik bercerita dari sudut pandang si penulis, Mbak. POV 1. Jadi pembaca seolah ikut diajak.
Kita ini memang bangsa deadline ya. Dulu disuruh bikin candi dalam satu malam. Sekarang disuruh bos nyelesain kerjaan satu malam juga.
ReplyDeleteMakanya sekarang ngehits istilah job "RORO JONGGRANG" ya, Mas Pring hahaha
Deleteberkunjung ke candi-candi, aku selau tertarik dengan sejarah dibalik candi itu. Atau tragedinya, karena memang ada khasnya ketika mendengarkan kisahnya secara mendetail..
ReplyDeleteMemang, Mas Ilham. termasuk saat mengunjungi gedung-gedung tempo doeloe. Itu saya semangat sekali, karena sambil terlintas ceritanya juga.
DeleteSudah beberapa kali ke Candi Prambanan tetapi masih pengen kesana lagi. Pokoknya seneng banget kalo di Candi Prambanan, suasana nya nyaman dan indah.
ReplyDeleteBetul sekali. Selalu ada kekuatan yang memikat untuk datang lagi ke sana, ya.
DeleteSaya saja masih ingin ke sana lagi hehehe.
Ahh,, jadi pengen ke Prambanan juga mas. Belum pernah kesana soalnya. Itu batu2 yang berantakan dari bagian candi yang runtuh/rusak kah?
ReplyDeleteIya, Mbak. Itu baru reruntuhan candi yang jatuh pas gempa. Mungkin bagiannya sudha tak utuh, jadi tidak bisa disusun kembali.
DeleteDi Jogja sudah ada bus seperti TransJakarta ya, Pak?
ReplyDeleteSudah beberapa kali aku ingin ke sana namun masih sekadar wacana saja.
Ini kemanapun Pak Bams pergi sepertinya gayanya memang selalu menjadi andalan dengan kacamata hitamnya ya 😅
Bisa jadi branding nih*
Ada dong, Mas Maidy. Hanya ukurannya lebih kecil, seperti metromini.
DeleteHahaha.. kacamata itu obat ganteng, Mas. Selain gaya, menutupi keriput di mata hahaha.
Melihat judulnya, saya kira bakal ada cuplikan sejarah tentang Bandung bonBondow dan ratu Boko hehehe. Mbah saya juga di Jogja mas, tapi saya baru 1x candi Prambanan hahaha
ReplyDeleteKarena cerita Bandung Baondowoso dan Roro Jonggrang sudah sering, maka gantian cerita Pangeran Bambang Irwanto, Mbak Aini hahaha.
DeleteAyo, ke candi Prambanan lagi, Mbak Aini.