Kembali Ke Cilacap untuk Menikmati Suasana Pantai Teluk Penyu – Sebenarnya, haari senin, 25 November 2019 itu, saya sudah ke Cilacap mengunjungi Benteng Pendem. Setelah itu, sejenak saya duduk santai di Pantai Teluk Penyu yang pas berada di depan Benteng. Semilir angin menerpa wajah saya saat menikmati sepiring siomay hahaha. Hanya.. karena kesorean, maka saya belum sempat foto-foto di pantai Teluk Penyu.
Karena penasaran, dan jiwa model saya terus bergejolak, maka sabtu 30 November 2019 saya ke pantai Teluk Penyu lagi. Niat banget ya hahaha. Dan Alhamdulillah kali ini cuaca sangat mendukung. Saya pun sengaja berangkat pagi dari rumah. No drama-drama lagi saat pertama kali ke sana hahaha. Saya optimis, pemotretan hari ini akan lancar jaya, aman, damai, sentosa hahaha.
Baca juga : Saat Tengah Hari Menyusuri Benteng Pendem Cilacap
Dari rumah saya sudah melajukan motor menuju Cilacap sejak pukul setengah 7 pagi Alhamdulillah, perjalanan memang lancar. Hari sabtu ternyata jalanan lengang. Pukul 9 saya sudah sampai di pantai Teluk Penyu. Dan ternyata sudah ramai pengunjung. Saya pun memilih ujung pantai Teluk Penyu yang berlatar balakang pulau Nusakambangan.
Jadi Pantai Teluk Penyu ini memang sangat panjang. Dari perbincangan saya dengan seorang Bapak yang membantu menyebrangkan penumpang dari pantai Teluk Penyu ke pulau Nusakambangan, pantai ini dibagi 2 bagian. O iya, tiketnya 7000 rupiah tambah parkir 2000 rupiah.
Jadi dari pintu masuk sampai mendekati Pertamina itu wilayah umum. Nah, dari Pertamina sampai ujung itu wilayah khusus Pertamina. Makanya di wilayah khusus ini, sudah harus kosong dari pedagang, tukang perahu dan pengunjung pukul 17.00 atau 5 sore. Harus steril. Sedangkan wilayah umum katanya bisa sampai malam.
Setelah parkir motor, saya pun bergegas siap-siap jepret-jepret. Tampak banyak orang duduk-duduk di sekitar pantai. Ada juga serombongan anak muda main bola. Perahu-perahu berwarna biru juga ditambatkan di tepi pantai.
Tampak juga orang jajan mendoan dan makanan lainnga di warung yang ada. Saya sempat jajan mendoan dan lontong. Murah dan enak. Mendoan 2500 dan lontong 2000. Padahal saya dari rumah sudah sarapan dan minum teh hehehe. Sayang kok saya yodak foto mendoan dan lontongnya hahaha.
Setelah menghabiskan tempe mendoan dan lontong, saya pun bersiap pun menyiapkan tripod, dan hape. Sebentar saja sudah siap, dan saya pun segera mencari view yang menarik. Pertama saya incar dulu yang view-nya berlatar pulau Nusakambangan. Sangat indah, apalagi sesekali kapal dan perahu lewat.
Jadi Pantai Teluk Penyu ini termasuk laut jawa lepas. Jadi seingat saya, saat naik kapal Pelni dari Makassar ke Jakarta atau sebaliknya, kapal melewati pulau Nusakambangan. Dan memang kadang ada kapal besar pertamina yang sandar.
Saya pun mencari tempat yang pas buat dipasang tripod. Nah, seperti biasa, saya tes foto dulu dengan beberapa kali jepret. Kalau hasilnya bagus, saya baru ganti kostum hahaha. Biasanya saya kalau ke pantai itu bajunya berwarna cerah dan bermotif. Kali ini saya coba kemeja warna polos hahaha.
Selanjutnya saya mengincar dermaga Kayaknya bagus foto di ujung. Namun saat berjalan ke ujung, saya menemukan lubang-lubang eksotis buat foto. Dan bagus saat high angle, jadi batu-batunya terlihat.
Selesai bercumbu dengan batu-batu eksotis, saya lanjut mengincar posisi ujung dermaga. Ternyata kurang bagus saat saya tes foto. Saya pun kena black light. Akhirnya saya pilih sisi-sisi sebelah kiri saja. Dan hasilnya lumayan hehehe.
Kelar di bagian sisi, saya mengincar batu-batuan yang berada di tepi. Tapi karena ada satu keluarga yang sedang main air di sana, maka saya memutuskan dulu mengambil foto di view lain. Biar nanti foto saya tidak bocor atau ada obyek lain di dalam foto yang tidak saya inginkan. Jadi serasa berada di pulau pribadi hahaha.
Saya pun menuju salah satu perahu yang ditambatkan di tepi pantai. Ombak yang menepi tidak terlalu besar, membuat saya berani memasang tripod di air. Apalagi kali ini saya sudah tidak lupa bawa tripod andalan saya hahaha. Dan ini adalah view andalan saya kalau ke pantai. Pokoknya kalau ada perahu, wajib foto di sana hahaha.
Hasilnya lumayan, walau kena black light. Tapi wajah saya tampak hitam tidak apa-apa, karena tujuan saya memang ingin fokus memperlihatkan keindahan pantainya. Saya coba pakai kamera depan hape. Wajah saya jelas, tapi background pantainya malah putih.
Selesai bermain dengan perahu, saya pun kembali ke batu-batuan di tepian yang sudah saya incar sejak tadi. Ombak yang menepi membuat view-nya semakin menarik. Apalagi keluarga yang main air tadi sudah beranjak pergi. Padahal sebenanya si anak masih ingin bermain air dan pasir.
Matahari semakin tinggi dan makin panas. Makanya saya bergegas pasang pose-pose andalan. Apalagi rencananya setelah pemotretan ini (halah.. hahaha) saya ingin nyebrang ke pulau Nusakambangan. Soalnya katanya di sana pantainya lebih bagus dan berpasir putih.
Selesai sudah pemotretan. Saya pun bergegas merapikan tripod. Sebelum naik perahu, saya santai sejenak dulu sambil menikmati semilir angin.Dan ndilala.. saya kok iseng memeriksa isi dompet. Tapi eh kok.. lho...saya langsung galau hahaha.
Ternyata.. uang di dompet saya pas-pasan pemirsa. Padahal perasaan sayam masih ada uang yang saya selipkan di bagian lain dompet saya. Tapi kayaknya saya sudah pakai, dan saya belum narik hahaha. Harusnya saya jangan pakai perasaan. Pesan sponsor, periksalah uang di dompet sebelum jalan-jalan hahaha.
Itulah, pemirsa tidak semua jalan-jalan sempurna. Ada saja hahaha. Tapi tetap semangat, karena pasti ada opsi lain. Dan untunglah tadi saya belum tawar menawar dengan pemilik perahu. Soalnya kemarin saya sempat tanya dengan pengunjung dan penjual siomay, kalau sendirian itu 100 ribu. Kalau beberapa orang dalam satu perahu bisa 50 ribu bahkan 25 ribu. Dan saya maunya sendiri biar bebas waktunya di sana. Yo wis lah. Lain kali lagi.
Saya pun jadi Bambang Bimbang Marhambang alias galau hahaha. Kira-kira saya mau ke mana lagi, ya? Apalagi waktu masih lama dan belum tengah hari. Sayang kalau langsung pulang. Tempat wisata lain juga banyak di Cilacap. Akhirnya setelah memikirkan selama 10 menit 35 detik, saya pun memutuskan ke Museum Soesilo Soedarman saja di daerah Gentasari kecamatan Kroya.
Ikuti jalan-jalan saya terus ya, teman-teman
Bambang Irwanto
Karena penasaran, dan jiwa model saya terus bergejolak, maka sabtu 30 November 2019 saya ke pantai Teluk Penyu lagi. Niat banget ya hahaha. Dan Alhamdulillah kali ini cuaca sangat mendukung. Saya pun sengaja berangkat pagi dari rumah. No drama-drama lagi saat pertama kali ke sana hahaha. Saya optimis, pemotretan hari ini akan lancar jaya, aman, damai, sentosa hahaha.
Baca juga : Saat Tengah Hari Menyusuri Benteng Pendem Cilacap
Dari rumah saya sudah melajukan motor menuju Cilacap sejak pukul setengah 7 pagi Alhamdulillah, perjalanan memang lancar. Hari sabtu ternyata jalanan lengang. Pukul 9 saya sudah sampai di pantai Teluk Penyu. Dan ternyata sudah ramai pengunjung. Saya pun memilih ujung pantai Teluk Penyu yang berlatar balakang pulau Nusakambangan.
Jadi Pantai Teluk Penyu ini memang sangat panjang. Dari perbincangan saya dengan seorang Bapak yang membantu menyebrangkan penumpang dari pantai Teluk Penyu ke pulau Nusakambangan, pantai ini dibagi 2 bagian. O iya, tiketnya 7000 rupiah tambah parkir 2000 rupiah.
Jadi dari pintu masuk sampai mendekati Pertamina itu wilayah umum. Nah, dari Pertamina sampai ujung itu wilayah khusus Pertamina. Makanya di wilayah khusus ini, sudah harus kosong dari pedagang, tukang perahu dan pengunjung pukul 17.00 atau 5 sore. Harus steril. Sedangkan wilayah umum katanya bisa sampai malam.
Setelah parkir motor, saya pun bergegas siap-siap jepret-jepret. Tampak banyak orang duduk-duduk di sekitar pantai. Ada juga serombongan anak muda main bola. Perahu-perahu berwarna biru juga ditambatkan di tepi pantai.
Tampak juga orang jajan mendoan dan makanan lainnga di warung yang ada. Saya sempat jajan mendoan dan lontong. Murah dan enak. Mendoan 2500 dan lontong 2000. Padahal saya dari rumah sudah sarapan dan minum teh hehehe. Sayang kok saya yodak foto mendoan dan lontongnya hahaha.
Setelah menghabiskan tempe mendoan dan lontong, saya pun bersiap pun menyiapkan tripod, dan hape. Sebentar saja sudah siap, dan saya pun segera mencari view yang menarik. Pertama saya incar dulu yang view-nya berlatar pulau Nusakambangan. Sangat indah, apalagi sesekali kapal dan perahu lewat.
Jadi Pantai Teluk Penyu ini termasuk laut jawa lepas. Jadi seingat saya, saat naik kapal Pelni dari Makassar ke Jakarta atau sebaliknya, kapal melewati pulau Nusakambangan. Dan memang kadang ada kapal besar pertamina yang sandar.
Saya pun mencari tempat yang pas buat dipasang tripod. Nah, seperti biasa, saya tes foto dulu dengan beberapa kali jepret. Kalau hasilnya bagus, saya baru ganti kostum hahaha. Biasanya saya kalau ke pantai itu bajunya berwarna cerah dan bermotif. Kali ini saya coba kemeja warna polos hahaha.
Selanjutnya saya mengincar dermaga Kayaknya bagus foto di ujung. Namun saat berjalan ke ujung, saya menemukan lubang-lubang eksotis buat foto. Dan bagus saat high angle, jadi batu-batunya terlihat.
Selesai bercumbu dengan batu-batu eksotis, saya lanjut mengincar posisi ujung dermaga. Ternyata kurang bagus saat saya tes foto. Saya pun kena black light. Akhirnya saya pilih sisi-sisi sebelah kiri saja. Dan hasilnya lumayan hehehe.
Kelar di bagian sisi, saya mengincar batu-batuan yang berada di tepi. Tapi karena ada satu keluarga yang sedang main air di sana, maka saya memutuskan dulu mengambil foto di view lain. Biar nanti foto saya tidak bocor atau ada obyek lain di dalam foto yang tidak saya inginkan. Jadi serasa berada di pulau pribadi hahaha.
Saya pun menuju salah satu perahu yang ditambatkan di tepi pantai. Ombak yang menepi tidak terlalu besar, membuat saya berani memasang tripod di air. Apalagi kali ini saya sudah tidak lupa bawa tripod andalan saya hahaha. Dan ini adalah view andalan saya kalau ke pantai. Pokoknya kalau ada perahu, wajib foto di sana hahaha.
Hasilnya lumayan, walau kena black light. Tapi wajah saya tampak hitam tidak apa-apa, karena tujuan saya memang ingin fokus memperlihatkan keindahan pantainya. Saya coba pakai kamera depan hape. Wajah saya jelas, tapi background pantainya malah putih.
Selesai bermain dengan perahu, saya pun kembali ke batu-batuan di tepian yang sudah saya incar sejak tadi. Ombak yang menepi membuat view-nya semakin menarik. Apalagi keluarga yang main air tadi sudah beranjak pergi. Padahal sebenanya si anak masih ingin bermain air dan pasir.
Matahari semakin tinggi dan makin panas. Makanya saya bergegas pasang pose-pose andalan. Apalagi rencananya setelah pemotretan ini (halah.. hahaha) saya ingin nyebrang ke pulau Nusakambangan. Soalnya katanya di sana pantainya lebih bagus dan berpasir putih.
Selesai sudah pemotretan. Saya pun bergegas merapikan tripod. Sebelum naik perahu, saya santai sejenak dulu sambil menikmati semilir angin.Dan ndilala.. saya kok iseng memeriksa isi dompet. Tapi eh kok.. lho...saya langsung galau hahaha.
Ternyata.. uang di dompet saya pas-pasan pemirsa. Padahal perasaan sayam masih ada uang yang saya selipkan di bagian lain dompet saya. Tapi kayaknya saya sudah pakai, dan saya belum narik hahaha. Harusnya saya jangan pakai perasaan. Pesan sponsor, periksalah uang di dompet sebelum jalan-jalan hahaha.
Itulah, pemirsa tidak semua jalan-jalan sempurna. Ada saja hahaha. Tapi tetap semangat, karena pasti ada opsi lain. Dan untunglah tadi saya belum tawar menawar dengan pemilik perahu. Soalnya kemarin saya sempat tanya dengan pengunjung dan penjual siomay, kalau sendirian itu 100 ribu. Kalau beberapa orang dalam satu perahu bisa 50 ribu bahkan 25 ribu. Dan saya maunya sendiri biar bebas waktunya di sana. Yo wis lah. Lain kali lagi.
Saya pun jadi Bambang Bimbang Marhambang alias galau hahaha. Kira-kira saya mau ke mana lagi, ya? Apalagi waktu masih lama dan belum tengah hari. Sayang kalau langsung pulang. Tempat wisata lain juga banyak di Cilacap. Akhirnya setelah memikirkan selama 10 menit 35 detik, saya pun memutuskan ke Museum Soesilo Soedarman saja di daerah Gentasari kecamatan Kroya.
Ikuti jalan-jalan saya terus ya, teman-teman
Bambang Irwanto
sama sekali belum pernah ke cilacap
ReplyDelete