Kesunyian di Bekas Bangunan RSUD Kebumen - Sepi, suram, kotor, banyak coretan, dan bikin merinding. Itulah suasana yang saya rasakan saat menyusuri bekas bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kebumen. Bangunan yang ditinggalkan sejak 5 tahun lalu juga kotor, dan sudah banyak bagian-bagian yang rusak. Dan Kesunyian itu sangat terasa, padahal di pagi hari.
Sebenarnya, beberapa bulan lalu, saya pernah lewat di daerah Rumah Sakit Saerah Kebumen (RSUD) ini. Hanya waktu saya tidak ada rencana untuk menelisiknya lebih jauh. Waktu itu, saya malah menemukan sebuah rumah yang letaknya sejalur dengan RSUD Kebumen ini, yang sepertinya rumah dinas dokter. Saya lalu asyik pose-pose di sana hahaha.
Nah, kebetulan kemarin saya pergi ke Tugu Renville Kebumen. Dan kebetulan sekali, letaknya sangat dekat. Bahkan masih satu kelurahan Panjer, tepatnya di Dukuh Bojong. Hanya beda gang saja. Makanya saya pikir sekalian saja ke bangunan zaman Belanda itu.
Dari gang Gereja, saya pun lalu keluar menuju jalan pemuda. Hanya sekitar seratus meter, setelah lewat rel kereta dikit, dan GOR Kebumen, saya belok kiri. Begitu lepas lewat Gor, lalu sebuah apotek, itu jalanan sangat Jalanan sangat lenggang. Padahal hari masih pagi. Hanya sesekali kendaraan atau orang lewat. Saya membayangkan kalau suasana malam hari pasti lebih sepi.
Saya pun melajukan pelan motor, sambil saya memperhatikan bangunan-bangunan yang ada di sepanjang jalan, sedangkan sisi lainnya adalah rel kereta api. Saat mentok jalan, saya melihat dua orang Bapak sedang duduk di depan gedung bekas Palang Merah Indonesia. Sepertinya mereka tukang becak yang sedang menunggu penumpang. Saya pun menghampiri kedua Bapak tersebut.
Saya langsung berkenalan dengan mereka. Tapi saya kok lupa ya, nama-nama mereka. Padahal saat berkenalan, mereka menyebutkan nama dengan jelas hahaha. Sebut saja nama mereka Pak Harso dan Pak Soroso ya, teman-teman. Daripada Flamboyan dan Asoka hahaha.
Kami pun berbincang. Saya bertanya pada Pak Harso dan Pak Soroso soal bangunan RSUD Kebumen ini. Lalu Pak Harso dan Pak Suroso bergantian saling menjelaskan bangunan peninggalan Belanda yang dibangun 1916 dan bernama Zending Hospital Panjurung yang dulunya dikelola oleh Yayasan Kristen Hindia Belanda ini. Ehm.. pantas saja arsitektur bangunannya sangat kental bernuansa bangunan Belanda.
Jadi, sejak bulan Maret tahun 2014, bangunan RSUD ini ditinggalkan karena pindah ke gedung baru di RSUD Soerdirman jalan lingkar selatan. Seiring pindahnya rumah sakit, palang merah Indonesia dan Unit Pengobatan penyakit Paru juga ikutan pindah. Pak Harso menambahkan, katanya dengar-dengar akan dijadikan buat Makodim.
Bahkan ada sebuah gedung yang terlihat moderen dan baru, ikut kosong juga. Gedung itu bertuliskan Sekretariat Kebumen. Sayang sekali. Padahal masih sangat-sangat layak digunakan. Takutnya malah dihuni juga penghuni lain hehehe.
Jadinya bisa dibayangkan ya, teman-teman. Yang dulunya merupakan kompleks kesehatan, ramai, ada aktivitas, lalu kemudian semua pindah. Blasssss.. kosong, tidak ada aktivitas. Gedungnya pun dibiarkan begitu saja. Saya hanya melihat ada satu bangunan yang digunakan.
Makanya, saya pun sempat menyinggung soal mistik pada Pak Harso dan Pak Soroso. Sudah jadi rahasia umum, kalau bangunan tua dan kosong itu, pasti banyak penghuni dunia lain. Termasuk bangunan rumah sakit. Apalagi kan, pasti dulunya di rumah sakit itu banyak orang yang meninggal juga. Apalagi digunakan dalam kurun waktu lama juga.
Pak Harso dan Pak Suroso lalu bercerita. Dulu sempat viral kalau ada penampakan kuntilanak merah di bagian belakang rumah sakit yang merupakan kamar mayat. Lalu sering juga ada penampakan banyak anak-anak kecil. Pokoknya yang punya indera keenam, pasti bisa banyak melihat penampakan-penampakan lainnya.
Lalu ada juga cerita tersebar. Ada seorang Ibu akan melahirnya pergi ke RSUD ini pas malam hari. Saat itu semua tampak biasa saja, seperti aktivitas di rumah sakit. Ternyata paginya dia baru sadar, kalau rumah sakit ini kosong. Bisa dibayangkan ya, betapa kagetnya Ibu itu.
Pak Harso lalu bilang, kemarin malah ada anak-anak muda yang masuk ke dalam rumah sakit itu. Pada malam hari. Jadi motor mereka parkir di depan bangungan RSUD, lalu masuk ke dalam. Mereka membuat video. Wih.. kayaknya merka mau uji nyali dunia lain hehehe.
Walau merinding mendengar cerita-cerita itu, saya jadi penasaran ingin menjelajah area RSUD ini yang luasnya 29,449 m2 dengan luas bangunan seluas 6.100 m2. Saya pun ingin melihat langsung dalam rumah sakitnya. Soalnya kurang lengkap, kalau saya hanya ceritakan dari luarnya saja kan. Ibaratnya makan apel, hanya makan kulitnya doang hahaha.
Saya pun mengumpulkan ‘jiwa keberanian’ saya sebelum masuk ke dalam RSUD itu. Setelah 10 tenaga harimau terkumpul.. halah hahaha, saya pun menitipkan motor pada Pak Harso dan Pak Soroso. Pertama, saya ingin melihat-lihat dulu rumah yang dulunya jadi rumah Dinas dokter.
Saya langsung masuk melewati pintu depan yang langsung menuju ruang tamu. Di sisi kiri ruang tamu ini, ada ruangan lagi. Nah, di dalam ruangan itu ada kamar yang tertulis ruang pasian. Sepertinya, ini ruang praktek dokter.
Saya pun mulai menjelalah rumah dinas dokter ini yang letaknya di sisi barat. Ternyata banyak sekali ruangan-ruangan. Ada semacam lorong lurus dari ruang tamu terus sampai ke belakang. Nah, di belakang ini sepertinya ada juga kamar-kamar perawatan. Hanya karena lama kosong, jadi memang kotor, penuh debu, dan ada bagian-bagian yang sudah rusak.
Setelah itu, saya bergegas menuju bangunan utama rumah sakit. Nah, saya melewati bangunan yang masih difungsikan sejak 2018 sebagai Rumah Singgah Dosarasa yang merupakan Pelayanan Rahabilitas Sosial Eks Psikopat dan PGOT. Tampak beberapa pasian sedang berada di halaman. Saya pun hanya melewati saja.
Akhirnya saya sampai di depan rumah sakit. Pagar tampak tertutup. Langsung lemes nih, takutnya saya malah tidak bisa masuk. Pas saya periksa, ternyata hanya digrendel saja, tapi tidak digombok. Sambil permisi dan membaca doa, saya pun masuk ke area RSUD Kebumen ini.
Dari area depan, ada dua bangunan yang salah satunya adalah Ruang Unit Gawat Darurat atau UGD. Kedua bangunan tampak penuh corat-coretan. Rumahnya bangunan ini tidak hanya digunakan anak muda buat uji nyali, tapi juga menyalurkan kreativitas yang salah tempat.
Saya lalu berjalan di antara dua bangunan, dan langsung menemukan koridor rumah sakit yang panjang. Tampak bagian lantai dan atap koridor sudah rusak. Nah, berbeda saat saya masuk ke rumah dinas dokter tadi yang hawanya biasa saja, di sini saya merasakan hawa yang berbeda hehehe.
Mungkin kalau tadi kan, masih dekat dengan tempat nongkrong Pak Harso dan Pak Soroso. Jadi kalaua da apa-apa saya tinggal teriak atau lari hahaha. Selain itu, rumah dinas tidak berpagar dan langsung berhubungan dengan jalan raya. Kalau di bangunan utama ini, memang beda sekali, Para pemirsah hahaha.
Saya pun menyusuri koridor itu sambil melihat-lihat bangunan sekitar. Layaknya rumah sakit, koridor ini memang bercabang dan menghubungkan ke bangunan satu dengan bangunan lainnya. Sepanjang mata saya memandang, semua area sama. Sepi sunyi, kotor dan berdebu.
Saya langsung membayangkan kalau dulu di sini aktivitasnya sangat ramai. Suster lalu lalang, dan banyak orang duduk di bangku depan kamar menunggu keluarganya yang sedang sakit. Dan saya kok lalu membayangkan aktivitas rumah sakit pada malam hari, ya.. hahaha.
Jujur sih, saya merinding. Walau pagi hari, tapi suasana di dalam sepi sekali. Saya harusnya tadi mengajak Pak Harso atau Pak Suroso untuk menemani saya hahaha. Untunglah terdengar suara ibu-ibu sedang mengaji dari masjid terdekat. Hanya saya tetap saya permisi-pernisi pada penghuni sana hehehe.
Saya pun terus mencoba menyusuri bangunan-bangunan rumah sakit. Sebenarnya bangunan rumah sakit ini sangat menarik. Apalagi saya memang suka sekali dengan arsitektur banguna Belanda hanya karena lama ditinggal, jadi rusak dan menyeramkan. Padahal bangunan ini merupakan bangunan cagar budaya yang usianya sudah lebih 100 tahun. Tepatnya 103 tahun.
Akhirnya setelah sampai ruangan paling belakang, saya memutuskan untuk keluar dari rumah sakit lalu kembali ke tempat Pak Harso dan Suroso. Pak Suroso malah becandain saya. "Keringat dingin ya, Mas? Hahaha
Menurut saya, harusnya bangunan bekas RSUD ini jangan dibiarkan kosong. Selain rusak, juga jadi menyeramkan. Soalnya bangunan ini bersejarah juga yang sudah termasuk cagar budaya yang usianya sudah lebih 100 tahun.
Makanya, saya itu paling sedih lihat bangunan bersejarah hancur. Padahal kalau dijaga dan dirawat, bisa jadi tempat wisata menarik. Apalagi setiap bangunan bersejarah, ada cerita panjang yang berkaitan dengan perjalanan Bangsa Indonesia.
Harapan saya, semoga segera ada tindakan dari Pemda Kebumen. Agar kesunyian di bekas bangunan RSUD Kebumen tidak terus belanjut. Kesunyian yang lambat laun akan menghancurkan bangunan dan menguapkan cerita sejarah yang sangat patut diketahui oleh anak cucu bangsa.
Bambang Irwanto
Sebenarnya, beberapa bulan lalu, saya pernah lewat di daerah Rumah Sakit Saerah Kebumen (RSUD) ini. Hanya waktu saya tidak ada rencana untuk menelisiknya lebih jauh. Waktu itu, saya malah menemukan sebuah rumah yang letaknya sejalur dengan RSUD Kebumen ini, yang sepertinya rumah dinas dokter. Saya lalu asyik pose-pose di sana hahaha.
Nah, kebetulan kemarin saya pergi ke Tugu Renville Kebumen. Dan kebetulan sekali, letaknya sangat dekat. Bahkan masih satu kelurahan Panjer, tepatnya di Dukuh Bojong. Hanya beda gang saja. Makanya saya pikir sekalian saja ke bangunan zaman Belanda itu.
Dari gang Gereja, saya pun lalu keluar menuju jalan pemuda. Hanya sekitar seratus meter, setelah lewat rel kereta dikit, dan GOR Kebumen, saya belok kiri. Begitu lepas lewat Gor, lalu sebuah apotek, itu jalanan sangat Jalanan sangat lenggang. Padahal hari masih pagi. Hanya sesekali kendaraan atau orang lewat. Saya membayangkan kalau suasana malam hari pasti lebih sepi.
Saya pun melajukan pelan motor, sambil saya memperhatikan bangunan-bangunan yang ada di sepanjang jalan, sedangkan sisi lainnya adalah rel kereta api. Saat mentok jalan, saya melihat dua orang Bapak sedang duduk di depan gedung bekas Palang Merah Indonesia. Sepertinya mereka tukang becak yang sedang menunggu penumpang. Saya pun menghampiri kedua Bapak tersebut.
Saya langsung berkenalan dengan mereka. Tapi saya kok lupa ya, nama-nama mereka. Padahal saat berkenalan, mereka menyebutkan nama dengan jelas hahaha. Sebut saja nama mereka Pak Harso dan Pak Soroso ya, teman-teman. Daripada Flamboyan dan Asoka hahaha.
Kami pun berbincang. Saya bertanya pada Pak Harso dan Pak Soroso soal bangunan RSUD Kebumen ini. Lalu Pak Harso dan Pak Suroso bergantian saling menjelaskan bangunan peninggalan Belanda yang dibangun 1916 dan bernama Zending Hospital Panjurung yang dulunya dikelola oleh Yayasan Kristen Hindia Belanda ini. Ehm.. pantas saja arsitektur bangunannya sangat kental bernuansa bangunan Belanda.
Jadi, sejak bulan Maret tahun 2014, bangunan RSUD ini ditinggalkan karena pindah ke gedung baru di RSUD Soerdirman jalan lingkar selatan. Seiring pindahnya rumah sakit, palang merah Indonesia dan Unit Pengobatan penyakit Paru juga ikutan pindah. Pak Harso menambahkan, katanya dengar-dengar akan dijadikan buat Makodim.
Bahkan ada sebuah gedung yang terlihat moderen dan baru, ikut kosong juga. Gedung itu bertuliskan Sekretariat Kebumen. Sayang sekali. Padahal masih sangat-sangat layak digunakan. Takutnya malah dihuni juga penghuni lain hehehe.
Jadinya bisa dibayangkan ya, teman-teman. Yang dulunya merupakan kompleks kesehatan, ramai, ada aktivitas, lalu kemudian semua pindah. Blasssss.. kosong, tidak ada aktivitas. Gedungnya pun dibiarkan begitu saja. Saya hanya melihat ada satu bangunan yang digunakan.
Makanya, saya pun sempat menyinggung soal mistik pada Pak Harso dan Pak Soroso. Sudah jadi rahasia umum, kalau bangunan tua dan kosong itu, pasti banyak penghuni dunia lain. Termasuk bangunan rumah sakit. Apalagi kan, pasti dulunya di rumah sakit itu banyak orang yang meninggal juga. Apalagi digunakan dalam kurun waktu lama juga.
Pak Harso dan Pak Suroso lalu bercerita. Dulu sempat viral kalau ada penampakan kuntilanak merah di bagian belakang rumah sakit yang merupakan kamar mayat. Lalu sering juga ada penampakan banyak anak-anak kecil. Pokoknya yang punya indera keenam, pasti bisa banyak melihat penampakan-penampakan lainnya.
Lalu ada juga cerita tersebar. Ada seorang Ibu akan melahirnya pergi ke RSUD ini pas malam hari. Saat itu semua tampak biasa saja, seperti aktivitas di rumah sakit. Ternyata paginya dia baru sadar, kalau rumah sakit ini kosong. Bisa dibayangkan ya, betapa kagetnya Ibu itu.
Pak Harso lalu bilang, kemarin malah ada anak-anak muda yang masuk ke dalam rumah sakit itu. Pada malam hari. Jadi motor mereka parkir di depan bangungan RSUD, lalu masuk ke dalam. Mereka membuat video. Wih.. kayaknya merka mau uji nyali dunia lain hehehe.
Walau merinding mendengar cerita-cerita itu, saya jadi penasaran ingin menjelajah area RSUD ini yang luasnya 29,449 m2 dengan luas bangunan seluas 6.100 m2. Saya pun ingin melihat langsung dalam rumah sakitnya. Soalnya kurang lengkap, kalau saya hanya ceritakan dari luarnya saja kan. Ibaratnya makan apel, hanya makan kulitnya doang hahaha.
Saya pun mengumpulkan ‘jiwa keberanian’ saya sebelum masuk ke dalam RSUD itu. Setelah 10 tenaga harimau terkumpul.. halah hahaha, saya pun menitipkan motor pada Pak Harso dan Pak Soroso. Pertama, saya ingin melihat-lihat dulu rumah yang dulunya jadi rumah Dinas dokter.
Saya langsung masuk melewati pintu depan yang langsung menuju ruang tamu. Di sisi kiri ruang tamu ini, ada ruangan lagi. Nah, di dalam ruangan itu ada kamar yang tertulis ruang pasian. Sepertinya, ini ruang praktek dokter.
Saya pun mulai menjelalah rumah dinas dokter ini yang letaknya di sisi barat. Ternyata banyak sekali ruangan-ruangan. Ada semacam lorong lurus dari ruang tamu terus sampai ke belakang. Nah, di belakang ini sepertinya ada juga kamar-kamar perawatan. Hanya karena lama kosong, jadi memang kotor, penuh debu, dan ada bagian-bagian yang sudah rusak.
Setelah itu, saya bergegas menuju bangunan utama rumah sakit. Nah, saya melewati bangunan yang masih difungsikan sejak 2018 sebagai Rumah Singgah Dosarasa yang merupakan Pelayanan Rahabilitas Sosial Eks Psikopat dan PGOT. Tampak beberapa pasian sedang berada di halaman. Saya pun hanya melewati saja.
Akhirnya saya sampai di depan rumah sakit. Pagar tampak tertutup. Langsung lemes nih, takutnya saya malah tidak bisa masuk. Pas saya periksa, ternyata hanya digrendel saja, tapi tidak digombok. Sambil permisi dan membaca doa, saya pun masuk ke area RSUD Kebumen ini.
Dari area depan, ada dua bangunan yang salah satunya adalah Ruang Unit Gawat Darurat atau UGD. Kedua bangunan tampak penuh corat-coretan. Rumahnya bangunan ini tidak hanya digunakan anak muda buat uji nyali, tapi juga menyalurkan kreativitas yang salah tempat.
Saya lalu berjalan di antara dua bangunan, dan langsung menemukan koridor rumah sakit yang panjang. Tampak bagian lantai dan atap koridor sudah rusak. Nah, berbeda saat saya masuk ke rumah dinas dokter tadi yang hawanya biasa saja, di sini saya merasakan hawa yang berbeda hehehe.
Mungkin kalau tadi kan, masih dekat dengan tempat nongkrong Pak Harso dan Pak Soroso. Jadi kalaua da apa-apa saya tinggal teriak atau lari hahaha. Selain itu, rumah dinas tidak berpagar dan langsung berhubungan dengan jalan raya. Kalau di bangunan utama ini, memang beda sekali, Para pemirsah hahaha.
Saya pun menyusuri koridor itu sambil melihat-lihat bangunan sekitar. Layaknya rumah sakit, koridor ini memang bercabang dan menghubungkan ke bangunan satu dengan bangunan lainnya. Sepanjang mata saya memandang, semua area sama. Sepi sunyi, kotor dan berdebu.
Saya langsung membayangkan kalau dulu di sini aktivitasnya sangat ramai. Suster lalu lalang, dan banyak orang duduk di bangku depan kamar menunggu keluarganya yang sedang sakit. Dan saya kok lalu membayangkan aktivitas rumah sakit pada malam hari, ya.. hahaha.
Jujur sih, saya merinding. Walau pagi hari, tapi suasana di dalam sepi sekali. Saya harusnya tadi mengajak Pak Harso atau Pak Suroso untuk menemani saya hahaha. Untunglah terdengar suara ibu-ibu sedang mengaji dari masjid terdekat. Hanya saya tetap saya permisi-pernisi pada penghuni sana hehehe.
Saya pun terus mencoba menyusuri bangunan-bangunan rumah sakit. Sebenarnya bangunan rumah sakit ini sangat menarik. Apalagi saya memang suka sekali dengan arsitektur banguna Belanda hanya karena lama ditinggal, jadi rusak dan menyeramkan. Padahal bangunan ini merupakan bangunan cagar budaya yang usianya sudah lebih 100 tahun. Tepatnya 103 tahun.
Akhirnya setelah sampai ruangan paling belakang, saya memutuskan untuk keluar dari rumah sakit lalu kembali ke tempat Pak Harso dan Suroso. Pak Suroso malah becandain saya. "Keringat dingin ya, Mas? Hahaha
Menurut saya, harusnya bangunan bekas RSUD ini jangan dibiarkan kosong. Selain rusak, juga jadi menyeramkan. Soalnya bangunan ini bersejarah juga yang sudah termasuk cagar budaya yang usianya sudah lebih 100 tahun.
Makanya, saya itu paling sedih lihat bangunan bersejarah hancur. Padahal kalau dijaga dan dirawat, bisa jadi tempat wisata menarik. Apalagi setiap bangunan bersejarah, ada cerita panjang yang berkaitan dengan perjalanan Bangsa Indonesia.
Harapan saya, semoga segera ada tindakan dari Pemda Kebumen. Agar kesunyian di bekas bangunan RSUD Kebumen tidak terus belanjut. Kesunyian yang lambat laun akan menghancurkan bangunan dan menguapkan cerita sejarah yang sangat patut diketahui oleh anak cucu bangsa.
Bambang Irwanto
Deg2an bacanya, rumah sakit yang masih ada aktifitasnya aja aku suka merinding kalo liat kamar kosongnya, apalagi ini, nyes nyes pleng
ReplyDeleteIya. Mbak Lia. Makanya saya pun merinding disko, padahal pagi hari. Dan sayan sekali, bangunan penuh sejarah, dibiarkan dalam kesunyian yang panjang.
DeleteSelama baca,sebetulnya saya nunggu episode ke bagian kamar mayat, Pak. Hehehe...kali' ke sana. Tapi emang ya, dari foto saja kalau saya lihat, kayak suwung, bahasa Jawa di tempat saya artinya angker. Padahal cuma lihat dari foto.
ReplyDeleteBetul sekali, Mbak Ika. Jadi suwung walau di pagi hari.
DeleteSaya tidak kuat berlama-lama di sana, Mbak. Seperti "mereka"sudah ada di sekitar saya hahaha.
Baca saja saya ikut merinding, apalagi langsung pergi ke RS iku..
ReplyDeleteEmang kalo sudah kosong apalagi bekas RS pasti banyak penghuni lainnya yg siap datang kesana
Benar sekali. Makanya sebelum menjadi semakin rusak dan semakin seram, perl tindakan. Setidaknya bangunan cagar budaya jangan sampai musnah.
DeleteSayang sekali sebenarnya, ya, Mas. Saya pas baca kok ikut merinding juga, ya, hahaha
ReplyDeleteIya, Mbak Renita. Padahal bangunannya ini keren dari segi arsitektur.
DeleteKalau Mbak merinding, berarti saya berhasil membawa pembaca seaakan ikut menjelajah bersama saya hehehe.
Sayang banget lihat bangunan bernilai sejarah terbengkalai begini. Padahal sebenarnya masih kokoh kondisinya. Semoga sampai ke Pemda Kebumen usulan Mas Bambang ya. Paling tidak bisa difungsikan untuk museum kan lumayan juga
ReplyDeleteBenar sekali, Mbak Dian. Ini kalau bangunannya tidak kokoh, mungkin sudah ambruk, Mbak Dian.
DeleteAamiin, Mbak, semoga segera mendapat perhatian. karena bagaomanapun juga, bangunan ini bagian dari sejarah.
wah sayang ya bangunannya terbengkalai. kalau direnov lagi jadi bagus dan bisa dimanfaatkan lagi. bisa jadi rumah sakit lagi atau untuk perkantoran atau jadi tempat usaha lain
ReplyDeleteMemang sayang sekali, Mbak. Makanya wajib segera diambil tindangan. jangan sampai rusak, hancur, lalu semua hilang bersama dengan sejarahnya.
DeleteSalam kenal Mas Bams, liat foto2 n cerita horornya serem uga ya padahal bangunan heritage kayak gini tuh instagenic hihi cuma. Kalo uji nyali males hahahha
ReplyDeleteSalam kenal, Mbak Sandra.
DeleteIya, Mbak. Bangunan tempo doeloe itu memang sangat memikat. Ini jadi seram, karena dibiarkan saja terbengkalai, Mbak. Jadi harus diambil tindakan cepat, agar tidak hancur dan rata dengan tanah.
Saya salah nih baca postingan jam segini. Malam-malam jadi merinding wkwkwk. Setuju banget, deh. Harus segera direnovasi. Terserah mau dibikin apa. Tapi, jangan dibiarkan seperti itu. Padahal itu bangunan depannya bagus. Khas bangunan tua
ReplyDeleteHahaha.. saya saja pas draf dan postingnya itu tidak berani malam, Mbak Myra. Soalnya masih terbayang-bayang suasananya saat saya ke sana hahaha.
DeleteSemoga ya, Mbak. Jadi tidak hancur dan hilang ditelan waktu.
duh auto merinding liat foto-fotonya, sunyi dan seram
ReplyDeletesayang banget ya bangunan yang besar dan luas seperti itu dibiarkan saja terbengkalai
nanti makin rame ditunggu penghuni2 halus hehee
semoga segera direnovasi atau dimanfaatkan untuk keperluan lain
Bukan rahasia lagi Mbak Ria, kalau bangunan dengan kondisi seperti ini jadi rumahnya para penghuni dunia lain hehehe. Makanya harus segera diambil tindakan. karena sayang sekali bangunan bersejarahnya.
DeleteLiat fotonya siang2 aja merinding ya apalagi malam. Tp uji nyali malam. Boleh juga tuh buat konten hehehh yg bisa bikin viral hehhe
ReplyDeleteMemang pas sekali, Mbak Rina.
DeleteUntuk uji nyali dunia lain hehehe.
Misterius sekali dari bangunan dan isi di dalamnya. Tapi sayang sekali ya terbengkalai seperti itu. Padahal jika di pugar atau renovasi mungkin bisa jadi museum atau cagar budaya
ReplyDeleteIya, Mbak. setidaknya harus diperbaiki, agar bisa digunakan lagi. Dengan begitu, sejarahnya juga tidak akan hilang.
DeleteSaya lihat gambar-gambar di sini aja merinding mas, sebenarnya bangunan tua bisa jadi cagar budaya ya kalau dirawat dan diperbaiki kembali.
ReplyDeleteIya, Mbak Titis. Makanya harus segera diperbaiki, agar tidak hancur, lalu sejarahnya hilang tertawa angin.
DeleteAgak horror bagi yg penakut seperti Saya. Tapi spot foto foto bagus lhoo
ReplyDeleteKalau masuknya ramai-ramai, tidak terlalu horor, Mbak.
DeleteApalagi siang-siang. Kalau malam... hiiiii hahaha