Serunya Bertualang di Bukit Hud Kebumen - Sebenarnya, beberapa bulan lalu saya sudah pernah ke Bukit Hud Hanya belum lama sampai di sana, ada telepon mendadak dari rumah. Saya harus pulang karena ada urusan mendadak. Padahal baru sempat jepret 1 kali hahaha. Siap komandan, langsung balik ke rumah. Tapi saya tetap niatkan akan ke Bukit Hud lagi.
Makanya kemarin, senin 6 Januari 2020, saya meluncur lagi ke Bukit Hud. Ini spesial, karena merupakan senin pertama di tahun 2020, sekaligus jalan-jalan pertama saya di tahun 2020. Sempat deg-degan juga, karena di tengah perjalanan sedikit mendung. Tapi Alhamdulillah kemarin terang. Jadi terbukti ya, mendung tak berarti hujan, yakinlah itu hanya awan gelap mampir lewat hehehe.
Saya berangkat dari rumah sekitar pukul setengah 8 pagi. Sebelumnya, saya mampir dulu di kantor pos. Terus setelah itu, saya kok tergoda mampir ke warung bakso langganan saya. Maka semangkuk isi bakso urat, bakso telur, plus kerupuk jadi sarapan pagi saya hahaha.. niat sekali ya. berapa harganya? 14 ribu saja hehehe.
Setelah menyantap bakso, saya memacu motor saya menuju Bukit Hud di daerah karangbolong, kecamatan Ayah Kebumen. Jalanan lancar, dan saya sampai sekitar pukul 9. Masih sepi, dan sepertinya baru saya yang pertama datang hahaha.. Lagi-lagi terniat sekali.
Begitu parkir, seorang Bapak langsung menghampir saya. Dia menyodorkan dua lembar tiket. Satu tiket masuk seharga 5 ribu, dan satu tiket parkir seharga 2 ribu. Tuh, wisata Kebumen tiketnya terjangkau. lebih mahal harga bakso saya hehehe.
Sejenak saya berbasa-basi dengan Bapak itu. Seleb kan memang harus ramah pada fansnya ya wkwkwkw. Bapak itu memberitahu, kalau tempat saya berada ini, bukan puncak Bukit Hud. Jadi harus naik ke atas lagi sekitar 150 meter. Bapak itu pun menyarankan saya ke puncak Bukit Hud dulu. Siap, Pak. Saya anak muda menurut saja apa kata wong tua hehehe.
Saya pun bergegas menyusuri jalan menuju Bukit Hud. Sepi.. karena pengunjungnya baru saya seorang hahaha. Kesejukan langsung menyapa saya. Eh.. ternyata banyak laron-laron beterbangan. Serasa saya ini seorang pangeran tampan rupawan yang tersesat di sebuah hutan hahaha.
Sambil berjalan, mata saya memandang ssekeliling. Di kejauhan tampak laut luas. Dari atas sini juga terlihat pantai Karangbolong yang memang sangat dekat dengan Bukit Hud ini.
Tidak lama, saya pun sudah sampai di tangga alam yang akan menuju puncak. Lumayan ngos-ngosan sih, tapi happy. Setelah menarik napas panjang, saya pun mulai menaiki tangga alam menuju puncak itu.
Taraaa... akhirnya saya sampai di puncak Bukit Hud. Benar kata Bapak tadi. Dari sini pemandangan sangat indah. Laut, pantai, bukit, juga pemukiman penduduk terlihat jelas. terus di atas ada pohon juga, dan bangku untuk duduk. Jadi walau cuaca panas, lumayan sejuk.
Saya tambah happy, karena ternyata ada juga spot foto di sini. Maka tanpa buang waktu, jiwa narsis saya bergejolak, wajib foto di sana hahaha.
Pertama saya pose di spot kupu-kupu yang memhadap ke laut lepas. Karena ini medannya agak susah, maka saya pakai kamera hape saya yang settingnya bisa 10 detik. karena pas saya coba hape satunya yang hanya maksimal 5 detik, itu saya hanya sampai di tangga saja hahaha.
Hanya sayangnya kena blackligt dan udara lumayan panas. Tapi tidak apa-apa, saya suka sekali hasilnya. Paling tidak, saya sudah punya foto di salah satu spot wajib di Bukit Hud hehehe.
selanjutnya, saya mengincar spot yang berada di sisi kiri dengan latar bukit hijau dan ada tulisanya My Hood My Adanture. Ini medannya lebih sulit dibandingkan yang tadi, karena agak menurun, dan tempat pasang tripod jauh. Ehm.. saya harus lumayan lari sampai ke titik foto yang saya incar. Soalnya ini angle fotonya memang higt Angle atau posisi kamera dari atas, agar terlihat tulisan di lantainya.
Tapi bukan namanya Bambang irwanto di mantan coverboy kalau menyerah, ya hahaha. semua perlu dicoba. Dan tara.. setelah kali jepret, hasilnya lumayan karena tidak kena backligth, walau asli ngos-ngosan juga. Untunglah di atas ada pondok-pondok juga. Jadi saya bisa istirahat. Tapi waduh.. air minum saya ketinggalan di motor . Haus benar...hahaha.
Selesai di puncak bukit, saya bergegas turun. Tapi pas mau turun, ternyata ada jalan lain yang tidak saya lewati pas naik. Saya pun memutuskan untuk menyusuri jalan itu.
Di perjalanan, saya menemukan spot foto bagus berupa gapura. Boleh lah saya mampir buat foto hehehe. Dan setelah saya susuri jalan, ternyata.. jalan ini menuju ke bawah tangga alam tadi, saat saya hendak naik ke atas bukit. keren sekali, jadi pengunjung tidak bosan menyusuri jalan yang sama.
Eh, pas itu, ada pengunjung lain yang naik ke atas bukit Hud melalui tangga alam. Wah, untung tadi saya menuruti ucapan Bapak itu ya, jadi saya bebas pose-pose di atas bukit, termasuk bersantai. kalau banyak orang, kan ngantre hehehe.
Selanjutnya, saya mampir ke spot love Bukit Hud. View sangat bagus, karena latarnya bukit-bukit hijau. Saya pun bisa santai sejenak melepas lelah. beruntung di tas saya masih ada biskuit cokelat. Tapi seret euiy.. karena air minum saya lupa hahaha
Setelah melepas lelah, saya kembali menyusuri Bukit Hud. Ada jembatan gantung juga. Hanya karena agak tinggi, saya memutuskan tidak naik. Tampak juga batu-batu karang. ada beberapa gazebo menghadap pantai.
Nah, pas mau menuju tempat saya parkir motor tadi, ternyata saya menemukan jalan lain. Saya langsung tertarik menyusurinya. Ternyata.. jalan itu menuju ke bibir bukit yang memhadap langsung ke laut. keren...
Wuih.. ada ayunannya juga. Wajib dicoba nih. Makanya saya segera pasang tripod dan hape lagi. Lalu asyik naik ayunan mengenang masa kecil yang indah hahaha.
saya pun memutuskan duduk-duduk sejenak. Semilir angin dan banyaknya pepohonan, membuat saya jadi ngantuk dan pengin tidur hahaha. perpaduan langit biru, awan putih, laut, dan pohon, juga foto modelnya yang beken sejagad facebook hahaha, jadi bingkai keren dalam foto.
Pas mau menyusuri kembali jalan yang saya lewati, saya menemukan papan petunjuk bertuliskan : Spot Elang. Saya pun penasaran dan menyusuri jalan itu. Saya makin happy, kerena sensasi petualangan terasa, karena jalan datang dan jalan pulang berbeda.
Tidak lama, saya pun menmukan spot elang. Hanya kayaknya susah ya buat selfie pakai tripod. karena letak spotnya tinggi, jadi memang disediakan tempat khusus untuk memotret agar hasilnya kece. Ya. gagal pose-pose tampan rupawan di atas elang hehehe.
Di sekitar sini, ada juga saung-saung untuk bersantai. Juga ada saung-saung khusus untuk teman-teman yang memesan makanan. jadi jangan nongkrong manis manjah di sana kalau tidak beli makanan hahaha. Tapi dijamin akan happy kalau pesan makanan, lalu makan di saung sambil menikmati pemandangan yang indah.
Nah, dari spot elang itu, ternyata jalannya diarahkan naik ke atas tempat parkiran motor tadi. Pas naik, saya lihat ada tempat tidur pohon. Numpang dulu lah, buat foto, kan nanti buat promo Bukit Hud juga hehehe.
Eh, di sini masih ada spot foto keren juga. Ada spot burung walet atau di sini disebut burung lawwet yang merupakan ikon kota Kebumen. Makanya saya pun tidak mau melewatkan foto di sana. Termasuk juga di bibir bukit.
Akhirnya selesai juga petualangan saya di Bukit Hud. Seru dan menyenangkan tempatnya. hanya memang, tampat ini cocoknya buat usia milenial. Kalau anak-anak dan orang tua, tidak terlalu pas karena areanya menanjak. Paling, kalau mereka diajak, hanya bisa bersantai di gasebo di area tempat parkir tadi yang ada warung-warung makanan.
Kalau ke Kebumen, jangan lupa mampir ke Bukit Hud ya. selamat jalan-jalan. Salam
Bambang Irwanto
Makanya kemarin, senin 6 Januari 2020, saya meluncur lagi ke Bukit Hud. Ini spesial, karena merupakan senin pertama di tahun 2020, sekaligus jalan-jalan pertama saya di tahun 2020. Sempat deg-degan juga, karena di tengah perjalanan sedikit mendung. Tapi Alhamdulillah kemarin terang. Jadi terbukti ya, mendung tak berarti hujan, yakinlah itu hanya awan gelap mampir lewat hehehe.
Saya berangkat dari rumah sekitar pukul setengah 8 pagi. Sebelumnya, saya mampir dulu di kantor pos. Terus setelah itu, saya kok tergoda mampir ke warung bakso langganan saya. Maka semangkuk isi bakso urat, bakso telur, plus kerupuk jadi sarapan pagi saya hahaha.. niat sekali ya. berapa harganya? 14 ribu saja hehehe.
Setelah menyantap bakso, saya memacu motor saya menuju Bukit Hud di daerah karangbolong, kecamatan Ayah Kebumen. Jalanan lancar, dan saya sampai sekitar pukul 9. Masih sepi, dan sepertinya baru saya yang pertama datang hahaha.. Lagi-lagi terniat sekali.
Begitu parkir, seorang Bapak langsung menghampir saya. Dia menyodorkan dua lembar tiket. Satu tiket masuk seharga 5 ribu, dan satu tiket parkir seharga 2 ribu. Tuh, wisata Kebumen tiketnya terjangkau. lebih mahal harga bakso saya hehehe.
Sejenak saya berbasa-basi dengan Bapak itu. Seleb kan memang harus ramah pada fansnya ya wkwkwkw. Bapak itu memberitahu, kalau tempat saya berada ini, bukan puncak Bukit Hud. Jadi harus naik ke atas lagi sekitar 150 meter. Bapak itu pun menyarankan saya ke puncak Bukit Hud dulu. Siap, Pak. Saya anak muda menurut saja apa kata wong tua hehehe.
Saya pun bergegas menyusuri jalan menuju Bukit Hud. Sepi.. karena pengunjungnya baru saya seorang hahaha. Kesejukan langsung menyapa saya. Eh.. ternyata banyak laron-laron beterbangan. Serasa saya ini seorang pangeran tampan rupawan yang tersesat di sebuah hutan hahaha.
Sambil berjalan, mata saya memandang ssekeliling. Di kejauhan tampak laut luas. Dari atas sini juga terlihat pantai Karangbolong yang memang sangat dekat dengan Bukit Hud ini.
Tidak lama, saya pun sudah sampai di tangga alam yang akan menuju puncak. Lumayan ngos-ngosan sih, tapi happy. Setelah menarik napas panjang, saya pun mulai menaiki tangga alam menuju puncak itu.
Taraaa... akhirnya saya sampai di puncak Bukit Hud. Benar kata Bapak tadi. Dari sini pemandangan sangat indah. Laut, pantai, bukit, juga pemukiman penduduk terlihat jelas. terus di atas ada pohon juga, dan bangku untuk duduk. Jadi walau cuaca panas, lumayan sejuk.
Saya tambah happy, karena ternyata ada juga spot foto di sini. Maka tanpa buang waktu, jiwa narsis saya bergejolak, wajib foto di sana hahaha.
Pertama saya pose di spot kupu-kupu yang memhadap ke laut lepas. Karena ini medannya agak susah, maka saya pakai kamera hape saya yang settingnya bisa 10 detik. karena pas saya coba hape satunya yang hanya maksimal 5 detik, itu saya hanya sampai di tangga saja hahaha.
Hanya sayangnya kena blackligt dan udara lumayan panas. Tapi tidak apa-apa, saya suka sekali hasilnya. Paling tidak, saya sudah punya foto di salah satu spot wajib di Bukit Hud hehehe.
selanjutnya, saya mengincar spot yang berada di sisi kiri dengan latar bukit hijau dan ada tulisanya My Hood My Adanture. Ini medannya lebih sulit dibandingkan yang tadi, karena agak menurun, dan tempat pasang tripod jauh. Ehm.. saya harus lumayan lari sampai ke titik foto yang saya incar. Soalnya ini angle fotonya memang higt Angle atau posisi kamera dari atas, agar terlihat tulisan di lantainya.
Tapi bukan namanya Bambang irwanto di mantan coverboy kalau menyerah, ya hahaha. semua perlu dicoba. Dan tara.. setelah kali jepret, hasilnya lumayan karena tidak kena backligth, walau asli ngos-ngosan juga. Untunglah di atas ada pondok-pondok juga. Jadi saya bisa istirahat. Tapi waduh.. air minum saya ketinggalan di motor . Haus benar...hahaha.
Selesai di puncak bukit, saya bergegas turun. Tapi pas mau turun, ternyata ada jalan lain yang tidak saya lewati pas naik. Saya pun memutuskan untuk menyusuri jalan itu.
Di perjalanan, saya menemukan spot foto bagus berupa gapura. Boleh lah saya mampir buat foto hehehe. Dan setelah saya susuri jalan, ternyata.. jalan ini menuju ke bawah tangga alam tadi, saat saya hendak naik ke atas bukit. keren sekali, jadi pengunjung tidak bosan menyusuri jalan yang sama.
Eh, pas itu, ada pengunjung lain yang naik ke atas bukit Hud melalui tangga alam. Wah, untung tadi saya menuruti ucapan Bapak itu ya, jadi saya bebas pose-pose di atas bukit, termasuk bersantai. kalau banyak orang, kan ngantre hehehe.
Selanjutnya, saya mampir ke spot love Bukit Hud. View sangat bagus, karena latarnya bukit-bukit hijau. Saya pun bisa santai sejenak melepas lelah. beruntung di tas saya masih ada biskuit cokelat. Tapi seret euiy.. karena air minum saya lupa hahaha
Setelah melepas lelah, saya kembali menyusuri Bukit Hud. Ada jembatan gantung juga. Hanya karena agak tinggi, saya memutuskan tidak naik. Tampak juga batu-batu karang. ada beberapa gazebo menghadap pantai.
Nah, pas mau menuju tempat saya parkir motor tadi, ternyata saya menemukan jalan lain. Saya langsung tertarik menyusurinya. Ternyata.. jalan itu menuju ke bibir bukit yang memhadap langsung ke laut. keren...
Wuih.. ada ayunannya juga. Wajib dicoba nih. Makanya saya segera pasang tripod dan hape lagi. Lalu asyik naik ayunan mengenang masa kecil yang indah hahaha.
saya pun memutuskan duduk-duduk sejenak. Semilir angin dan banyaknya pepohonan, membuat saya jadi ngantuk dan pengin tidur hahaha. perpaduan langit biru, awan putih, laut, dan pohon, juga foto modelnya yang beken sejagad facebook hahaha, jadi bingkai keren dalam foto.
Pas mau menyusuri kembali jalan yang saya lewati, saya menemukan papan petunjuk bertuliskan : Spot Elang. Saya pun penasaran dan menyusuri jalan itu. Saya makin happy, kerena sensasi petualangan terasa, karena jalan datang dan jalan pulang berbeda.
Tidak lama, saya pun menmukan spot elang. Hanya kayaknya susah ya buat selfie pakai tripod. karena letak spotnya tinggi, jadi memang disediakan tempat khusus untuk memotret agar hasilnya kece. Ya. gagal pose-pose tampan rupawan di atas elang hehehe.
Di sekitar sini, ada juga saung-saung untuk bersantai. Juga ada saung-saung khusus untuk teman-teman yang memesan makanan. jadi jangan nongkrong manis manjah di sana kalau tidak beli makanan hahaha. Tapi dijamin akan happy kalau pesan makanan, lalu makan di saung sambil menikmati pemandangan yang indah.
Nah, dari spot elang itu, ternyata jalannya diarahkan naik ke atas tempat parkiran motor tadi. Pas naik, saya lihat ada tempat tidur pohon. Numpang dulu lah, buat foto, kan nanti buat promo Bukit Hud juga hehehe.
Eh, di sini masih ada spot foto keren juga. Ada spot burung walet atau di sini disebut burung lawwet yang merupakan ikon kota Kebumen. Makanya saya pun tidak mau melewatkan foto di sana. Termasuk juga di bibir bukit.
Akhirnya selesai juga petualangan saya di Bukit Hud. Seru dan menyenangkan tempatnya. hanya memang, tampat ini cocoknya buat usia milenial. Kalau anak-anak dan orang tua, tidak terlalu pas karena areanya menanjak. Paling, kalau mereka diajak, hanya bisa bersantai di gasebo di area tempat parkir tadi yang ada warung-warung makanan.
Kalau ke Kebumen, jangan lupa mampir ke Bukit Hud ya. selamat jalan-jalan. Salam
Bambang Irwanto
Wowwwww! Kereeenn pouoll.
ReplyDeleteMakanya wajib segera berwisata ke Kebumen, Mbak Agustina.
Deletedari atas memang pemnadangannya selalu indah
ReplyDeleteBenar, Mbak Tira. Makanya banyak view bagus buat foto dari atas sini.
DeletePemandangan dari atas bukit ke pantai mengingatkan saya ke Geopark Ciletuh mas. Dari atas memandang ke laut lepas itu bikin semua masalah terlepas
ReplyDeleteBenar sekali, Mas Irpan.
DeleteBahkan bisa berteriak juga ke arah laut. Itu hati jadi lega sekali, Mas. Dan ini memang termasuk Geopark karangsambung-karangbolong Kebumen Mas.
Omaigoodd, baru saja ingin menikmati pemandangannya melalui postingan fotonya, kok ya si bakso itu mengalahkan semuanya, lalu saya lapar hahaha.
ReplyDeleteBetewe, nama bukitnya bagus ya, Hud.
pemandangannya juga kece abis, bikin pikiran jadi lebih fresh nih.
Jadi kangen jalan-jalan deh rasanya :)
Bakso itu aktor utama, Mbak Rey. habis ngebakso, jalan-jalan jadi lancar jaya dan makin semangat hahaha.
DeleteAyo, dolan ke Ke Kebumen, Mbak.
Bukit Hud, referensi buat jalan-jalan lagi. Awal baca langsung keinget kaum Hud. Hahaha. Tapi ternyata indah banget view-nya.
ReplyDeleteIndah sekali, Mbak Husna.
DeletePokok betah seharian di sini.
Pemandangan menghadap ke pantai cakep banget ya, suasananya pun masih asri banget kalau di sana tempat2 wisata macam bukit hud sepertinya banyak ya
ReplyDeleteCakep banget, Mbak. Dan bukit-bukit di Kebumen sangat banyak. Misalnya bukit Pentulu Indah dan Bukit Jerit.
DeleteIni ceitanya wisata sambil olah raga ya..isinya jalam teris..hihi...ini kok namanya hud kenapa ya? Terus itu foto di setiap spot bayar tidak? Kalau di jogja bayar soalnya ..
ReplyDeleteSemua dapat, Mbak Sapti. Fresh dapat, olahraga dapat hahaha.
DeleteTidak, Mbak. Semua free. hanya yang spot kupu-kupu di puncak ada kotak seiklasnya. jadi tiket 5 ribu itu sudah puas menjelajah dan foto-foto.
Tiket masuk 5 rb, tiket parkir 2 rb..itu murah sekali
ReplyDeleteKan saya jadi pengin tuh
Ini tempatnya alami banget, masih asri
Ya ampun jadi saya mesti berapa hari di Kebumen ya:)
Iya, Mbak Dian. Wisata Kebumen itu indah, memikat, tapi bersahabat di kantong, Mbak hahaha.
DeleteKayaknya harus sebulan, Mbak Dian hahaha
wadoh keren sumeren pokoknya ini wajib kunjung di kebumen
ReplyDeleteWajib, Mbak Dona.
DeleteJadi segera dolan ke Kebumen.
Tak jauh beda dengan di sini, ya, wisata alamnya sangat murah. Biasanya hanya bayar motor saja, 5000.
ReplyDeleteSudah ada warung di dalam yang harganya ga bikin elus2 dompet. Makan puas banget.
Wah.. jadi pengin ke Jepara, Mbak Susi.
DeleteSoalnya saya banget itu hahaha.
Wisata menyenangkan, tapi pas di hati dan kantong hahaha
Waaa...bagus banget pemandangannya. Duluuu banget pas SD pernah diajak ke pantai karangbolong, sekarang udah kayak apa ya. Jadi pengen juga main ke Kebumen. Ntar deh pas pulkam ke Purworejo disempetin main ke Bukit Hud dan pantai Karangbolong
ReplyDeletePantai Karangbolong masih memikat, Mbak Ika. Dan ini dekat sekali dari pantai Karangbolong. Tinggal nanjak sedikit. Jadi sayang kalau tidak sekalian mampir, Mbak.
DeleteKalau bacae review njene gan tentange kebumen, bikin pengen mudik nih.. aku yg lahir dan gede di Kebumen belum pernah ketempat itu.. bukit Hud, keren banget view nya.. kalau libur lebaran rame ga mas?
ReplyDeleteWah.. ini berarti belum sah Mbak Meilia kalau belum menjelajah wisata kebumen yang memikat hehehe.
DeleteKalau lebaran ramai, Mbak. Dijamin mau selfie saja antre. Makanya saya suka jalan pas hari biasa hehehe
Masya Allah..cakep amat itu viewnya. Tapi menurut saya, kayaknya tanpa tulisan-tulisan dan bentuk love gitu destinasi wisata ini bakal jadi lebih cantik. Pendapat pribadi sih..biar lebih natural aja gitu, gak terlalu banyak printilannya.
ReplyDeleteMungkin hanya mengikuti kekinian, Mbak Andy. Dan tetap banyak sekali spot yang alami tanpa harus ada embel-embel wahana spot.
DeleteAbis baca keseluruhan, emamg ga cocok buat wisata keluarga ya apalagi yang anaknya masih 5tahunan kayak saya. Yang ada jantung mau copot karena si anak lari terus wkwkkwkw kayak waktu ke Jogja di wisata Kalibiru, ya ampun senam jantung di sana hahahhaha
ReplyDeleteMemang, Mbak. Ini sekitarnya jurang semua hehehe. Jadi memang cocoknya bagi kaum milenial. Tapi tetap yang kayak kita dan masih berjiwa muda bisa Mbak hahaha.
DeleteSungguh perpaduan yang begitu indah antara pemandangan alam yang cantik dan model yang gigih mempertahankan hasil foto terbaik meskipun berjuang seorang diri. Itu posisi berdiri kenapa sama semua, sih? Mbok ya ada yang tegak berdiri sikap sempurna gitu, hahaha ...
ReplyDeleteBy the way ... Emang Mas Bambang masih tergolong usia milenial?