Jadi Penulis Bunglon Itu seru, lho - Bisa nemplok sana,
nemplok sini. Dunia menulis pun jadi semakin menyenangkan, dan terus membuat semangat.
Apa itu penulis bunglon? Nah, sesuai bahasa saya, penulis
bunglon itu penulis yang bisa menulis semua ganre cerita. Menulis cerita anak
bisa. Cerita remaja bisa, menulis artikel bisa. Pokoknya penulis serba bisa
Jadi bukan penulis yang menulisnya suka pindah-pindah tempat
menulis, ya. Misalnya hari ini nulis di rumah, besok di cafe, besok di faman
dan sebagainya. Apalagi penullis yang suka nemplok di pohon hahaha.
Hampir sama dengan seorang penyanyi yang bisa membawakan
berbagai jenis lagu. Lagu pop bisa, dangdut, keroncong, seriosa dan lainnya.
Contohnya penyanyi serba bisa itu Hetty Koes Endang. Pada kenal tidak hahaha.
Jadi penulis bunglon menurut saya banyak manfaatnya. Dan
pastinya ini sangat membantu dalam proses menulis. Dan sesuai pengalaman saya, saya
sangat merasakan manfaatnya.
Manfaat Menjadi Penulis Bunglon :
Imajinasi Berkembang
Saat menjadi penulis bunglon, Imajinasi jadi pertambah luas.
Soalnya kan banyak ganre yang ditulis. Hari ini imajinasi kita seputar cerita
anak, besok imajinasi seputar artikel. Menulis banyak ganre, berarti banyak variasi menulis.
Otomatis semakin banyak tulisan yang dihasilkan.
Tidak Membuat Jenuh
Jadi penulis bunglon itu, tidak akan membuat jenuh dalam
proses menulis. Karena biasanya, menulis satu ganre saja, terus menerus, pasti
akan jenuh. Ini sesuai pengalaman saya. Jadi kalau bisa pindah-pindah ganre,
bisa diatasi. Jenuh menulis cerita anak, bisa pindah dulu ke cerita remaja.
Belum ada ide cerita remaja, pindah dulu nulis artikel.
Produkvitas Menulis Meningkat
Jadi penulis bunglon ini, akan sangat meningkatkan
produktivitas menulis. Soalnya begitu ada ide apa saja, langsung bisa
dieksekusi. Misalnya kalau khusus menulis cerita anak, ada ide, hanya satu
naskah saja dihasilkan. Kalau jadi penulis bunglon, 1 ide bisa ditulis jadi
cerita remaja, cerita anak, artikel, cerita dewasa, dan lainnya.
Banyak Peluang
Penulis bunglon itu akan membuat semakin banyak peluang.
Kalau bisa menulis apa saja, kan bisa menerima job apa saja. Misalnya saya
penulis cerita anak. Lalu ada tawaran menulis artikel. Kalau saya selama ini
hanya menulis cerita anak, maka saya terpaksa menolak ya. Tapi kalau selama ini
saya pun menulis artikel, peluang itu bisa saya ambil.
Menambah Penghasilan
Penghasilan meningkat. Ini berhubungan erat dari hal-hal di
atas. Semakin banyak yang ditulis, semakin banyak memanfaat peluang, maka hasil
dari menulis otomatis akan bertambah. Akhirnya acara makan bakso bisa lancar
jaya hehehe.
Hanya memang, untuk Menjadi penulis bunglon, itu tidak bisa
dalam sekejap mata, seperti membalikkan telapak tangan, atau bahkan mengikuti
Bandung Bondowoso yang membuat 999 candi dalam semalamanhehehe.
Menjadi penulis bunglon butuh proses. Dan proses itulah yang
harus dilakukan bila ingin jadi penulis bunglon. Soalnya kalau tidak, maka
semua akan jadi sia-sia saja.
Lakukan Hal-Hal Ini Bila Ingin Jadi Penulis Bunglon
Menikmati Proses adalah hal utama. Soalnya kunci keberhasilan menulis termasuk jadi penulis bunglon ya menikmati proses menulis. Apalagi mempelajari banyak ganre, dan semua harus bisa, itu butuh proses yang panjang.
Jadi kuncinya sabar. Jangan buru-buru mau bisa. Mempelajari
1 ganre saja butuh waktu, apalagi banyak ganre. Bahkan saat sudah menguasai
semua ganre, dan akan melakukan perpindahan menulis, tetap butuh waktu. Sama
kan, seperti bunglon. Saat pindah tempat, tidak langsung berubah warna, tapi
ada prosesnya, sampai akhirnya berubah warna sesuai tempatnya.
Makanya Konsisten jangan sampai dilupakan. Lakukan terus menerus
prosesnya. Awalnya memang berat, tapi kalau sudah biasa, maka akan enjoy
menjalani semua. Malah, bisa sekali tarikan napas, bisa ganti ganre.
Fokus pun tidak ketinggalan juga. Apalagi dalam proses
menjadi penulis bunglon ini. Fokus selesaikan naskahnya saat menulis tiap
ganre. Jadi misalnya sedang menulis cerita anak, maka fokus selesaikan. Setelah
selesai, baru pindah menulis ganre lain. Karena kalau tidak fokus, nanti bukan
jadi penulis bunglon, tapi penulis kutu loncat. Jangan Mau Jadi Penulis Kutu Loncat
Yang paling penting juga, terus kobarkan semangat. Karena
semangat ini salah satu elemen yang menbuat kita terus menulis. Dan semangat
paling besar itu, 99 persen dari diri sendiri. Jadi hanya 1 persen dari luar.
Saya sendiri, terus berusaha mengobarkan semangat menulis saya. Apalagi saya memang penulis freelance. Malah kalau perlu ingat Hal-Hal yang Membuat semangat Menulis juga. Kalau saya terus semangat menulis, maka semangat menulis bisa terus saya bagikan juha pada teman-teman.
Ehm.. berat ya.. jadi penulis bunglon? Tidak kok, asal teman-teman menjalani semuanya. Dan semua itu visa tercapai, tentunya tergantung dengan usaha teman-teman sendiri.
Ehm.. berat ya.. jadi penulis bunglon? Tidak kok, asal teman-teman menjalani semuanya. Dan semua itu visa tercapai, tentunya tergantung dengan usaha teman-teman sendiri.
Hanya saja, jadi penulis bunglon ini kembali lagi pada kita
ya. Soalnya ada juga yang lebih nyaman fokus
hanya menulis 1 ganre saja. Tidak masalah, setiap penulis punya pilihan.
Bambang Irwanto
Kalau bgitu, saya tidak begitu bunglon. Tulisan saya 90 persen ninfiksi.
ReplyDeleteBisa lebih dibuat bunglon, Mbak hahaha.
Delete