Menerbitkan buku mungkin jadi impian setiap penulis. Termasuk
saya. Soalnya buku salah satu jejak menulis sepanjang masa. Makanya sasaran naskah
penulis itu ke penerbit. Pastnya ada cara mengirim naskah ke penerbit, agar
nantinya lolos dan diterbitkan.
Cara Mengirim Naskah ke Penerbit |
Caranya susah tidak?
Jadi susah atau mudahnya, semua tergantung dari teman-teman semua. Susah kalau tidak dijalankan. Sebaliknya akan mudah kalau teman-teman menjalani semua tahapannya. Semua ada prosesnya. Jadi pilih yang mana? Hehehe.
Jadi susah atau mudahnya, semua tergantung dari teman-teman semua. Susah kalau tidak dijalankan. Sebaliknya akan mudah kalau teman-teman menjalani semua tahapannya. Semua ada prosesnya. Jadi pilih yang mana? Hehehe.
Nah, tanpa berlama-lama lagi, kita langsung saja sharingnya.
Terus sekedar menigngatkan, kalau tulisan ini saya susun berdasarkan pengalaman
pribadi saya. Dan inilah cara mengirim naskah ke Penerbit.
Sebelum Mengirim Naskah Ke Penerbit
Seperti yang saya tuliskan di atas, kalau dunia menulis itu
memang sebuah proses, banyak tahapannya, termasuk tahapan cara mengajukan
naskah ke penerbit. Pastinya, langkah awal berikut ini yang harus teman-teman
lakukan. Tujuannya pasti, agar naskah sesuai, diacc, lalu diterbitkan.
Pahami Syarat dan Ketentuannya
Sebelum mengajukan naskah ke Penerbit, hal pertama yang
harus diperhatikan adalah syarat dan ketentuan yang berlaku. Jadi jangan
menulis dulu. Ibaratnya sama dengan mau melamar pekerjaan. Harus sesuai syarat
dan ketentuannya.
Soalnya setiap Penerbit itu syarat dan ketentuannya
berbeda-beda. Misalnya walau sama-sama menerima naskah anak, tapi Penerbit A
menerima semua jenis cerita anak. Dari pitcbook, kumpulan cerita, novel anak
dan lainnya. Penerbit B tidak menerima dongeng dengan tokoh kurcaci dan peri.
Sedangkan Penerbit C hanya menerima cerita anak islami.
Jadi jangan sampai teman-teman asal mengirim naskah.
Misalnya itu tadi, mengirim cerita anak ke penerbit C bukan tema islami. Akhirnya,
walau ceritanya bagus, karena sejak awal tidak sesuai persyaratan, ya akan
ditolak.
Naskah Harus Sesuai Selera Penerbit
Mengirim naskah ke Penerbit itu, bukan saja harus sesuai
syarat dan ketentuan, tapi juga harus
sesuai selera penerbit. Jadi pahami seperti apa selera cerita penerbit yang
akan kita kirimkan naskah. Misalnya penerbit A sama-sama suka makan roti selai.
Tapi penerbit A suka roti selai nanas dan penerbit B sukanya roti kacang.
Jadi kalau teman-teman mengirim roti selai kacang ke penerbit
A, dan mengrim roti selai nanas ke penerbit B, ya bisa saja ditolak. Logikanya
kalau kita menyajikan makanan kesukaan pada seseorang, pastinya dia akan senang
dan lahap memakannya. Malah nanti minta tambah lagi. Intinya, naskah yang
ditolak bukan karena tidak bagus, tapi kurang sesuai selera penerbit saja.
Cara paling mudah untuk mengetahui naskah seperti apa yang
disukai penerbit adalah dengan survai langsung buku-buku yang sudah pernah
ditulis oleh mereka. Bisa langsung membeli buku, dan dipelajari. Usahakan cari
buku terbitan paling baru.
Bila belum ada dana untuk membeli buku, jangan sedih. Masih
banyak jalan menuju ke Roma. Teman-teman bisa pergi ke perpustakaan, lalu cari
buku-buku yang diterbitkan penerbit itu. Bahkan ada perpustakaan online juga.
Jadi saat menemukan kendala, cari opsi lain. Jangan jadikan hambatan.
Proses Mengirim Naskah Ke Penerbit
Setelah Naskah selesai ditulis, saatnya mengirim naskah ke
penerbit. Tapi eits.. jangan buru-buru, perhatikan dulu hal-hal sebelum naskah
dikirim. Jangan sampai ada yang terlewatkan. Misalnya apa naskah sudah sesuai
margin, susunan naskah, dan lainnya.
Kemudian cara mengirim naskah ini 2 jalur. Bisa lewat email
atau diantar langsung. Ini kembali lagi tergantung syarat yang ditetapkan oleh
masing-masing penerbit. Jadi perhatikan kembali, ya.
Via email
Perlu sekali cari tahu alamat email terbaru penerbit. Jangan
sampai teman-teman mengirim naskah ke email penerbit 10 tahun yang lalu.
Alhamdulillah kalau masih dipakai, kalau
sudah ganti, dijamin teman-teman akan menunggu kabar naskahnya tanpa kepastian.
Jadi kepoin akun-akun media sosial penerbit. Cari updatean
email terbaru mereka. Lalu cek juga juga buku-buku terbitan terbaru mereka.
Karena biasanya di belakang kaver, dicantumkan email penerbit tersebut.
O, iya saat naskah sudah terkrim via email, teman-teman
harus mengecek juga. Jangan langsung dilupakan. Cek lagi hal-hal yang harus dilakukan setelah naskah terkirim.
Cek pengiriman
Apakah naskah sudah terkirim dengan sukses atau malah
mental. Karena email mental, bukan karena emailnya error, bisa juga kepenuhan,
dan pihak penerbit belum mengosongkan lagi.
Kirim Lagi
Saat email mental, coba kembali beberapa saat. Bila masih
mental, maka coba saja keesokan harinya. Pokoknya usahakan naskah kita
terkirim.
Menggunakan Email Cadangan
Sebagai penulis, perlu sekali punya serep, termasuk email.
Karena itulah saya pakai Gmail dan yahoo. Tujuannya bila satu email bermasalah,
saya bisa pakai email lainnya. Makanya saat kirim naskah, saya mengirim dari
dua email, gmail dan yahoo.
Via pengiriman pos
Kalau syarat kirim naskah itu berupa soft copy, maka
teman-teman wajib mengirim naskah lewat jasa pos. Pastinya ini bukan hanya via
Pos Indonesia saja ya, tapi boleh apa saja, misalnya TIKI, JNE, dan lainnya.
Pastinya sebelum, dicek kembali halaman-halamannya. Jangan
sampai ada yang tertukar. Lalu bungkus serapi dan seaman mungkin naskah, baru masukin dalam
amplop. Soalnya kita kan tidak tahu apa yang akan trjadi dalam perjalanan.
Jangan lupa di sudut kiri atas amplop, beri keterangan.
Misalnya “Kirim Naskah Novel Anak”. Jadi langsung ketahuan kalau naskah ini
ditujukan untuk lini naskah anak. Karena kan penerbit itu lininya banyak. Ada
lini non fiksi dan fiksi. Misalnya fiksi ada ifksi dewasa, remaja, dan
anak-anak. Kalau dari awal sudah jelas keterangannya, maka naskah kita tidak
nyasara ke lini lainnya.
Diantar Langsung
Kalau penerbitnya dekat dari rumah, bisa kok teman-tenan
mengantar langsung naskahnya. Selain menjamin naskah sampai dengan selamat dan
aman, teman-teman bisa sekalian main dan melihat penerbitnya. Syukur-syukur
bisa berkenalan dengan editornya hehehe.
Mengantar naskah langsung ke penerbit, untuk membuktikan
juga bahwa penerbit yang kita kirimin naskah itu bonafid. Jadi saat ada
penerbit yang tidak ada alamat kantornya, menurut saya tidak usah dikirim naskah. Banyak sekali penerbit keren Indonsesia. Salah satunya Gramedia Pustaka Utama
Etika Mengirim Naskah
Ini hal penting juga yang harus teman-tenab pahami saat mengirim
naskah ke. Penerbit. Soal etika jangan lupakan. Karena ini jadi penilaian awal.
Penulis hebat tapi tidak bagus etikanya, akan ditinggal penerbit. Banyak sekali hal-hal yang tidak boleh dilakukan penulis
Jadi saat mengirim naskah via email, jangan main kirim
naskah saja tanpa ada kata pengantar. Dijamin yang menerima naskah akan kaget.
Siapa nih, main kirim naskah saja, tanpa permisi. Ibaratnya datang ke rumah
orang, kan harus salam dulu, memperkenalkan diri, menyampaikan maksud
kedatangan, lalu saat akan pulang memberi salam.
Kemudian tidak perlu mencantumkan kalimat yang agak ‘mengintimidasi’.
Misalnya "saya tunggu kabar naskah saya selama sebulan. Bila sampai
sebulan tak ada kabar, naskah akan saya tarik”. Atau Besar harapan saya semoga
naskah ini diterima dan diterbitkan.
Eh.. Siapa elo? Baru mengirim naskah sudah minta prioritas.
Yang mengirim naskah sangat banyak dan semua akan diseleksi sesuai naskah yang
masuk. Kalau naskah banyak, prosesnya juga lama. Kembali ke masalah proses
menulis ya. Menerbitkan buku butuh proes. Dan tahapan seleksi naskah juga lama.
Pokoknya, selama naskah kita sesuai syarat penerbit, cerita
menarik, terbitkan semangat naskah lolos. Kalau lolos nanti juga akan dikabari
dan diproses lebih lanjut.
Saat Naskah sudah terkirim ke Penerbit
Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, menerbitkan buku
itu butuh proses yang lama dan panjang. Termasuk tahapan seleksi naskah di
penerbit. Jadi ada beberapa hal yang harus teman-teman perhatikan juga
Sabar menunggu
Ya karena yang kirim naskah banyak, maka proses seleksi juga
lama. Jadi sambil menunggu kabar, teman-teman bagusnya menulis naskah lain.
Jangan hanya menunggu satu naskah saja. Tulis terus naskah-naskah lainnya,
sehingga peluang semakin terbuka lebar. Imajinasi juga semakin berkembang.
Bila Naskah belum ada kabar
Aduh, kok naskahku lama tidak ada kabar, ya? Bagaimana
nasibnya? Diterima atau ditolak?Pemikiran seperti ini hal yang wajar. Apalagi
sudah agak lama menunggu dan belum ada kabarnya, ya.
Maka teman-teman bisa bertanya nasib naskahnya pada
penerbit. Bisa email langsung. Bila masih tahap seleksi bisa ditunggu. Jadi ada
kepastian.
Kirim email penarikan naskah
Bila tema-teman sudah merasa naskahnya sudah lama, kemudian
ditanyakan dan belum ada kepastian, maka bisa mengirimkan email penarikan
naskah. Janganlangsung mengirin ke penerbit lain. Ini melanggar etika. Kalau
dua-duanya di-ACC, teman-teman akan bingung sendiri. Malah akan diblacklist
oleh dua penerbit tersebut.
Datang ke Penerbit
Bila teman-teman tinggalnya dekat dengan penerbit, boleh
datang ke penerbit untuk menanyakan nasib naskahnya. Ini malah bagus, karena
bisa dapat masukan langsung dari editor. Bahkan bisa juga bawa naskah baru.
Jadi kalau naskah sebelumnya ditolak, ada naskah baru. Teman-teman pun kembali
menerbitkan harapan baru.
Saat Naskah Sudah Diterima Penerbit
Saat naskah sudah di-ACC oleh penerbit, pastinya senang dong, ya! Jadi jangan lupa segera balas email dari penerbit lalu ucapkan terima kasih. Selanjutnya berusaha mengikuti arahkan dari editor. Setiap ada revisi, segera kerjakan sesuai dengan permintaan.
Tetap kembali jaga etika. Jangan merasa apa yang ditulis duah benar, lalu tidak bersedia mengedit atau merevisi naskahnya. Soalnya editor adalah jembatan antara penulis dan pembaca nantinya. Editor sudah tahu seperti apa selera pembacanya. Penulis yang gercap dan beretika, akan jadi kesayangan editor. Besok tidak perlu kirim naskah, langsung diorder hehehe.
Nah, itulah cara mengirim naskah ke penerbit. Semoga
bermanfaat ya, teman-teman. Dan terus semangat menulis.
Bambang Irwanto
0 Response to "Cara Mengirim Naskah ke Penerbit agar Lolos dan Diterbitkan"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.