Curug Sidoayu yang berada di Desa Bonosari, Dukuh Masaran, Kecamatan Senpor Kebumen ini memang tidak terlalu tinggi. Namun suasananya yang masih alami, menjadi keistimewaan tersendiri. Salah satunya ada telaganya untuk berendam, berenang dan mandi. Sangat pas untuk melepas kepenatan sehari-hari.
Jadi hari rabu, 10 Juni 2020, saya memang ada urusan keluar rumah. Dan saya pun sengaja membawa kamera dan tripod, plus pakaian ganti. Saya pikir, siapa tahu saja, pas di jalan saya menemukan tempat seru buat pemotretan. Maklum hampir 3 bulan saya tidak ngebolang dan pose-pose . Lumayan buat mengisi postingan media sosial saya hehehe.
Setelah urusan saya selesai. Saya pun melajukan motor saya, mutar-mutar di sekitar. Lalu saat saya melewati daerah Jatinegoro, tidak sengaja saya berbelok, lalu masuk ke Desa Bonosari. Api tidaka apa-apa pikir saya. Namanya juga jalan-jalan cari jalan baru hahaha. Maksud saya hendak sekedar cari jalan saja, Kira-kira dari jalan yang saya lewati ini apakah tembus ke Waduk Sempor. Kebumen
Saya pun membelokkan motor saya menuju jalan menuju curug. Jalanan memang tidak terlalu lebar mungkin sekitar 2 meter. Lalu pas melewat jembatan, ada dua Jalur bercabang lagi Feeling saya sih, kayaknya jalan kecil itu yang menuju curug. Soalnya curug itu biasanya mengikuti aliran sungai dan menanjak. Sedangkan jalan satu itu malah belok dan arah dan menjauh dari sungai.
Akhirnya saya melajukan pelan motor saya ke jalan kecil itu yang lebarnya hanya sekitar 1 meter itu. Jalanannya lumayan berbatu. Lalu semakin lama semakin menyempit. Pastiya saya harus ekstra hati-hati. Sampai akhirnya, jalanan itu buntu ke arah sungai. Nah loh.. Lalu curugnya ada di mana?
Menurut Ibu tadi, untuk menuju air terjun Sidoayu, tidak bisa dilalui oleh kendaraan. Harus ditempuh dengan berjalan kaki. Malah menurut Ibu tadi, biasanya, motor di parkir di rumah warga yang dekat jembatan tadi, lalu berjalan sampai ke tempat kami berada sekarang, terus sampai ke curug.
Wah, saya agak bimbang Bambang Marhambang alias galau hahaha. Mau terus atau balik arah saja ya. Tapi Iu itu menyakinkan saya, kalau curug Sidoayu itu dekat. Paling jalan hanya sekitar 10-15 menit. Terus curugnya juga bagus, ada kolamnya. Biasanya banyak anak-anak pergi mandi di sana. Ibu itu menambahkan, parkir motor juga tidak apa di situ. Asalkan dikunci ganti.
Saya tercenung sejenak. Iya sih, soalnya tanggung saya mau balik arah. Apalagi saya juga sudah bawa perlengkapan pemotretan hahaha. Ditambah lagi, sya lihat, ada satu motor milik warga yang sedang mencari kayu bakar juga terparkir. Oke deh, Kakak.. saanya kit a ngebolang lagi hahaha.
Saya pun kemudian mulai menuruni jalan tanah menuju sungai. Sebenernya saya melihat ada jalan-jalan kecil. Tapi feeling saya mengatakan, mending menyusuri aliran anak sungai, karena biasanya, curug itu letaknya mentok di ujung sungai. Lumayan sambil melihat pemandangan sambil main air.
Saya sangat enjoy dengan perjalanan menuju Curug Sidoayu. Suasana pure masih hutan atau alas. Pepohonan hijau sangat memanjakan mata saya dan hati. Baru-batu sungai sungguh sangat eksotis. Ini mengingatkan saya saat mendatangi Curug Silangit yang sudah saya tulis di postingan 3 Curug Kebumen yang Memikat.
Saya pun langsung beraksi mengeluarkan kamera dan pasang tripod. Zaman now kan, tidak ada foto saat wisata tidak afdol hahaha. Dan saya sangat beruntung sudah baisa foto selfie pakai tripod, jadi bisa foto selfie sendiri tanpa merepotkan orang lain. Tipsnya ada di postingan Tips Selfie Pakai Smartphone Saat Solo Travelling.
Setelah pose-pose, saya pun tergoda untuk berenang. Ini juga kayaknya keharusan, kalau ke Curug itu, tidak afdol kalau tidak mandi. Siapa tahu setelah madi di curug, jadi lebih terlihat mudaan kan... hahaha.
Saya pun mulai berenang-renang tampan manjah. Luas telaga tidak terlalu besar dan dalam, jadi semakin mendekati air rerjunnya sekitar 3 meter. tapi saya happy. Apalagi saya sendirian yang berenang. Serasa Curug milik pribadi hahaha.
Suasana yang tenang, hijaunya dadaunan, air yang jernih membuat saya betah berasa di Curug mungil tapi memikat ini. Saya pun berbaring di tepi Curug, serasa berendam di bak mandi hahaha. Apalagi matahari mulai bersinar, jadi airnya hangat.
Saat sebelum berenang, saya melihat seorang Bapak yang sedang mencari kayu bakar. Saya pun menghampiri dan berbincang. Jadi Curug Sidoayu ini airnya tidak pernah kering. Kecuali debit air terjunnya yang menyesuaikan dengan keadaan. Kalau kemarau, ya debit airnya kecil. Karena kualitas airnya yang bagus, maka dijadikan air pam.
Selain tujuan ke Curug, tempat ini keren juga buat camping. Karakter hutan Kebunen yang didominasi hutan pinus, pastinya menjadi saya tarik tersendiri. Apalagi hutannya masih sangat alami dan terjaga, karena masih masuk wilayah perhutani.
Hanya pastinya pengunjung harus menjaga kebersihan lingkungan. Soalnya saya lihat ada bekas-bekas buat api unggun. Terus ada juga bekas sampo. Dan saya kurang setuju kalau keramas di Curug. Jadi datang ke curug yang masih alami seperti curud Sidoayu ini, ya cukup untuk mandi dan menikmati keindaan alamnya. Kalau kelak nanti dikelola, mandi bersih ya, di kamar mandi saja.
Itulah keseruan saya di Curug Sidoayu. Pastinya air terjun ini menambah referansi saya wisata-wisata Curug di Kebunen. Jadi kalau teman-teman main ke Kebumen, jangan lupa mampir di curug Sidoayu Kebumen.
Selamat jalan-jalan, teman-teman.
Curug Sidoayu Kebumen Keindahan yang Masih Tersembunyi |
Jadi hari rabu, 10 Juni 2020, saya memang ada urusan keluar rumah. Dan saya pun sengaja membawa kamera dan tripod, plus pakaian ganti. Saya pikir, siapa tahu saja, pas di jalan saya menemukan tempat seru buat pemotretan. Maklum hampir 3 bulan saya tidak ngebolang dan pose-pose . Lumayan buat mengisi postingan media sosial saya hehehe.
Setelah urusan saya selesai. Saya pun melajukan motor saya, mutar-mutar di sekitar. Lalu saat saya melewati daerah Jatinegoro, tidak sengaja saya berbelok, lalu masuk ke Desa Bonosari. Api tidaka apa-apa pikir saya. Namanya juga jalan-jalan cari jalan baru hahaha. Maksud saya hendak sekedar cari jalan saja, Kira-kira dari jalan yang saya lewati ini apakah tembus ke Waduk Sempor. Kebumen
Menemukan Curug Sidoayu
Pas melewati jalan bercabang, saya melihat papan petunjuk. Satu arah ke Sempor dan satu arah tertulis ‘ke curug’. Wow.. Apa benar di Desa Bonosari ada curug? Soalnya jujur saya baru tahu. Dan ini jaraknya dekat sekali dari rumah saya. Paling sekitar 5 km.Saya pun membelokkan motor saya menuju jalan menuju curug. Jalanan memang tidak terlalu lebar mungkin sekitar 2 meter. Lalu pas melewat jembatan, ada dua Jalur bercabang lagi Feeling saya sih, kayaknya jalan kecil itu yang menuju curug. Soalnya curug itu biasanya mengikuti aliran sungai dan menanjak. Sedangkan jalan satu itu malah belok dan arah dan menjauh dari sungai.
Akhirnya saya melajukan pelan motor saya ke jalan kecil itu yang lebarnya hanya sekitar 1 meter itu. Jalanannya lumayan berbatu. Lalu semakin lama semakin menyempit. Pastiya saya harus ekstra hati-hati. Sampai akhirnya, jalanan itu buntu ke arah sungai. Nah loh.. Lalu curugnya ada di mana?
Rute Menuju Curug Sidoayu
Begitu jalan mentok, ternyata itu sudah mengarah menuju sungai. Beruntung ada seorang ibu yang sedang beristirahat yang sepertinya sehabis mencari kayu bakar.. Soalnya ada seikat kayu yang lumayan besar dan siap dipanggul. Setelah saya parkir motor lalu menghampiri Ibu itu.Menurut Ibu tadi, untuk menuju air terjun Sidoayu, tidak bisa dilalui oleh kendaraan. Harus ditempuh dengan berjalan kaki. Malah menurut Ibu tadi, biasanya, motor di parkir di rumah warga yang dekat jembatan tadi, lalu berjalan sampai ke tempat kami berada sekarang, terus sampai ke curug.
Wah, saya agak bimbang Bambang Marhambang alias galau hahaha. Mau terus atau balik arah saja ya. Tapi Iu itu menyakinkan saya, kalau curug Sidoayu itu dekat. Paling jalan hanya sekitar 10-15 menit. Terus curugnya juga bagus, ada kolamnya. Biasanya banyak anak-anak pergi mandi di sana. Ibu itu menambahkan, parkir motor juga tidak apa di situ. Asalkan dikunci ganti.
Alam Sekitar Curug Sidoayu Kebumen |
Saya tercenung sejenak. Iya sih, soalnya tanggung saya mau balik arah. Apalagi saya juga sudah bawa perlengkapan pemotretan hahaha. Ditambah lagi, sya lihat, ada satu motor milik warga yang sedang mencari kayu bakar juga terparkir. Oke deh, Kakak.. saanya kit a ngebolang lagi hahaha.
Saya pun kemudian mulai menuruni jalan tanah menuju sungai. Sebenernya saya melihat ada jalan-jalan kecil. Tapi feeling saya mengatakan, mending menyusuri aliran anak sungai, karena biasanya, curug itu letaknya mentok di ujung sungai. Lumayan sambil melihat pemandangan sambil main air.
Menyusuri Sungai Menuju Curug Sidoayu |
Saya sangat enjoy dengan perjalanan menuju Curug Sidoayu. Suasana pure masih hutan atau alas. Pepohonan hijau sangat memanjakan mata saya dan hati. Baru-batu sungai sungguh sangat eksotis. Ini mengingatkan saya saat mendatangi Curug Silangit yang sudah saya tulis di postingan 3 Curug Kebumen yang Memikat.
Selamat Datang di Curug Sidoayu
Setelah berjalan menyusuri sungai sekitar 10 menit, akhirnya saya sampai juga di Curug Sidoayu. Feeling saya tepa, akrena Curug Sidoayu memang letaknya mentok dari sungai ini. Air terjunnya memang tidak terlalu tinggi hanya sekitar 5 meter, tapi lumayan debit airnya deras. Satu yang bikin saya happy, karena ada telaganya. Jadi tidak hanya bisa mandi di bawah air terjun, tapi juga bisa berenang-renang tampan manjah. Uhuuuuui...Uhuuu.. Sampai Juga di Air Terjun Sidoayu |
Saya pun langsung beraksi mengeluarkan kamera dan pasang tripod. Zaman now kan, tidak ada foto saat wisata tidak afdol hahaha. Dan saya sangat beruntung sudah baisa foto selfie pakai tripod, jadi bisa foto selfie sendiri tanpa merepotkan orang lain. Tipsnya ada di postingan Tips Selfie Pakai Smartphone Saat Solo Travelling.
Setelah pose-pose, saya pun tergoda untuk berenang. Ini juga kayaknya keharusan, kalau ke Curug itu, tidak afdol kalau tidak mandi. Siapa tahu setelah madi di curug, jadi lebih terlihat mudaan kan... hahaha.
Berendam dengan Tenang di Curug Sudiayu Kebumen |
Saya pun mulai berenang-renang tampan manjah. Luas telaga tidak terlalu besar dan dalam, jadi semakin mendekati air rerjunnya sekitar 3 meter. tapi saya happy. Apalagi saya sendirian yang berenang. Serasa Curug milik pribadi hahaha.
Suasana yang tenang, hijaunya dadaunan, air yang jernih membuat saya betah berasa di Curug mungil tapi memikat ini. Saya pun berbaring di tepi Curug, serasa berendam di bak mandi hahaha. Apalagi matahari mulai bersinar, jadi airnya hangat.
Potensi Curug Sidoayu
Menurut saya Curug Sidoayu ini sangat berpotensi jadi wisata andalan Kebunen Jawa Tengah. Lingkungan yang masih sangat alami, jadi keunggulan tersendiri. Bagi petualang, susur sungai saat menuju sungai, itu keren sekali. Dan karena belum dikelola, maka tiket masuk belum ada.Saat sebelum berenang, saya melihat seorang Bapak yang sedang mencari kayu bakar. Saya pun menghampiri dan berbincang. Jadi Curug Sidoayu ini airnya tidak pernah kering. Kecuali debit air terjunnya yang menyesuaikan dengan keadaan. Kalau kemarau, ya debit airnya kecil. Karena kualitas airnya yang bagus, maka dijadikan air pam.
Potensi Curug Sidoay Menjadi Wisata Andalan Kebumen |
Selain tujuan ke Curug, tempat ini keren juga buat camping. Karakter hutan Kebunen yang didominasi hutan pinus, pastinya menjadi saya tarik tersendiri. Apalagi hutannya masih sangat alami dan terjaga, karena masih masuk wilayah perhutani.
Hanya pastinya pengunjung harus menjaga kebersihan lingkungan. Soalnya saya lihat ada bekas-bekas buat api unggun. Terus ada juga bekas sampo. Dan saya kurang setuju kalau keramas di Curug. Jadi datang ke curug yang masih alami seperti curud Sidoayu ini, ya cukup untuk mandi dan menikmati keindaan alamnya. Kalau kelak nanti dikelola, mandi bersih ya, di kamar mandi saja.
Itulah keseruan saya di Curug Sidoayu. Pastinya air terjun ini menambah referansi saya wisata-wisata Curug di Kebunen. Jadi kalau teman-teman main ke Kebumen, jangan lupa mampir di curug Sidoayu Kebumen.
Selamat jalan-jalan, teman-teman.
Bambang Irwanto
Ya Allah Pak. Meni tenang dan asri gitu ikh tempatnya. Jadi pengen ada juga di sana aku hihihi 😂. Tapi kok kebetulan gitu ya deket ama rumah pak Bambang cuma 5 km gitu jaraknya tapi Pak Bambang ga tau hihihi. Rezeki ini ya
ReplyDeleteIya, Mbak Yeni. Makanya pengin lama-lama di sana. Tapi eh.. sudah ada beberapa remaja yang datang. Tapi saya puas sih hahaha.
DeleteIya, saya baru tau, seandainya saya tidak jalan-jalan hahaha. Mungkin karena belum terlalu banyak dipromosikan, Mbak.
aku suka liat telaganya karena gak terlalu tinggi cocok untuk para pemula yg ingin melompat ke sana.. btw kira" tinggi air terjunnya di situ brp meter mas?
ReplyDeleteSekitar 5 meter, Mas. telaganya juga tidak telalu dalam, hanya dalamnya sedikit di bagian air terjunnya.
DeleteUhuy! Jadi ini ngebolang pertama setelah tiga bulan di rumah ajakah? Atau sudah diperawanin sama tiga curug sebelumnya? Huehehehe ...
ReplyDeletePokoknya aku turut senang deh kalau Mas Bambang menemukan tempat pemandian yang bisa memelihara ketampanan dan kemanjaannya ini, wkwkwk ...
Mas, Kebumen itu dataran tinggi, ya? Kok ada banyak curug?
Hahaha.. iya, Mbak Melina. Ini acara jalan-jalan saya pertama selama pandemi. dan ini sebenanrya awalnya hanya ingin cari foto pemandangan bagus. ternyata malah dapat curug hehehe. Kalau 3 curug itu saya ke sana jauh sebelum pandemi, Mbak.
DeleteIya, di wilayah tertentu, Kebumen itu banyak daratan tinggi, Mbak. Makanya banyak curug juga.
Mau main ke alam lagi,, semoga pandemi cepat selesai.. di Bogor banyak curug yg bisa didatangin
ReplyDeleteNah, iya, Kak. Teman saya juga bilang, kalau suka main ke curug, maka Bogor tempatnya. Semoga saya bisa segera main-main ke curug Bogor.
DeleteMas Bambang, serius mau nanya..
ReplyDeleteKalo mas nya pergi sendiri ke tempat sepi begitu, ada gak perasaan takut gitu mas?
Aku kok ngerasa kayak ada serem-seremnya ya mas .
#eh
Tidak sih, Mbak. karena sejak awal saya niatnya memang mau wisata dan promosi wisatanya nanti. Jadi tidak pernah diganggu hehehe. Terus masuk suatu wilayah, permisi-permisi dulu pada "penunggu tempat".
DeleteTapi untuk curug Sidoayu ini termasuk ramai, Mbak. Banyak warga mencari kayu bakar atau bercocok tanam.
Aku selalu menikmati cerita Mas Bambang seputar wisata Kebumen termasuk berbagai curug yang dikunjungi. Seperti curug Sidoayu ini. Alami banget masih ya...Seperti surga tersembunyi di tengah hutan. DAn setuju banget kalau ke curug ga usah pakai sabun atau shampoo lah, biar bahan kimianya ga mencemari air dan lingkungannya
ReplyDeleteIya, Mbak Dian. Kita sebagai pengunjung harus menjaga kelestarian alam juga. Agar curug ini terus bisa dinikmati oleh banyak orang.
DeleteJalan setapak menuju Curug Sidoayu nya kok alami banget ya Mas... rasanya kl ada pintu ajaib pingin ikutan jalan ke sana, biar bs menghirup oksigen sepuas2nya ya
ReplyDeleteMasih sangat alami, Mbak Mia. Jadi saya benar-benar bertualang, termasuk susur sungai juga. Pokoknya seru, Mbak.
DeleteMungkin tidak banyak yg tahu jika Kebumen juga kaya akan destinasi wisata. Semangat pak utk mengeksplorasi tempat wisata di daerah-daerah. Saya dukung.
ReplyDeleteIya, Mbak Maria. makanya saya berusaha bantu menyebarluaskan wisata Kebumen yang beragam dan memikat lewat tulisan saya.
DeleteAdem dan seger banget lihatnya ^_^.Sayangnya tempat wisata seperti ini kurang family friendly, karena repot juga bawa balita kesini. Tapi mungkin bisa dieksekusi saat anak mulai besar. Sekalian mengajarkannya mencintai alam dengan cara yang lebih fun.
ReplyDeleteBenar, Kak. wisata curug yang masih sangat alami, kurang cocok untuk balita. Tapi tetap ada curug yang bisa buat balita, Mbak, karena jalanannya sudah dipaving blok. Seperti curug Sudimoro dan curug Sindaro.
Deletewaah seru nih traveling dan foto-foto selfienya, kalau saya belum pede nih traveling trus foto-foto selfie sendiri pake tripod, belum bisa ambil angle yang pas dan kalau traveling malah keasyikan menikmati pemandangan daripada foto-foto kecuali ada yang fotoin
ReplyDeleteKalau saya, saya usahakan disempatin, Mbak. Soalnya buat foto promo juga di medsos. Terus katanya, kalau tidak ada foto selfie, tidak afdol hahaha.
DeletePerjalanan dari sungai menuju Curug bikin aku teringat pas masih kecil dulu diajak bapak kemping di kaki gunung Leuser nih mas.
ReplyDeleteMasih sangat asri sekali ya kondisi Curug nya.
Next kalo dikelola, semoga potensi dan keindahannya tidak rusak karena dibuka untuk umum ya
Iya, Mbak Sicha. Tapi dibenahi seperlunya saja. Tidak perlu terlalu moderen, nanti kesan alaminya hilang.
Deletewah aku udah kangen liburan banget nih :') sehabis pandemi, mau mampir ke curug ini ah
ReplyDeleteSemoga pandemi segera berakhir ya, Kak. jadi kita bisa jalan-jalan lagi.
Delete