Kemarin saya membuka postingan di facebook. Saya mengajak teman-teman untuk mengajukan pertanyaan untuk Kurcaci Pos. Dan inilah 33 pertanyaan seputar dunia menulis cerita anak.
Yuk, Tanya Kurcaci Pos Saja |
1. Mana yg menarik dilakukan dan kenapa? (Dian Onasis)
Semua menarik dilakukan Ini Dian. Karena masing- masing punya keseruan berbeda. Ada variasi dan tidak monoton. Bisa berpindah aktivitas, akhirnya tidak jenuh. Semua bisa diatur, karena kendali ada pada diri kita sendiri.
Terus... Rezeki bisa darimana saja hehehe. Karena bagi saya yang pekerja freelance, diusahakan bisa apa saja. Terus termasuk jadi model hahahhaa
2. Kenapa nggak bikin novel anak seri petualangan atau dongeng? Sepertinya seruuu... (Ovy Yanti)
keinginan ada, Mbak. Hanya waktunya belum. Sebagai freelance, saya harus ada prioritas, mana dulu yang harus saya kerjakan. Jadi yang sudah pasti prosepekdan di depan mata, itu duluan yang saya kerjakan. Bagaimanapun juga, acara ngebakso saya harus terus berjalan hahahaha
3. Apa cerita anak harus mengandung pesan moral ? Terima kasih bang (Mimi La Rose)
wajib Mbak Mimi. Setiap cerita anak harus ada pesan moralnya. Karena itulah hal penting yang akan kita sampaikan pada anak lewat cerita. Cerita anak tanpa pesan moral, bagai sayur tanpa garam hahaha
4. Sepertinya Mas Bambang Irwanto punya pantangan kalau menulis fabel yaitu tidak membuat tokoh hewan bisa berbicara dengan manusia. Mengapa? Padahal saya pernah baca buku-buku lama seperti itu. Bahkan buku anak luar negeri banyak yang tokoh hewannya bisa bicara dengan manusia. (Ganda Rudolf)
Ya mas Ganda. Itu salah satu pakem saya. Dan setiap penulis punya pakem Masing-masing. Misalnya ada penulis yang tidak menulis cerita anak tokoh peri dan kurcaci.
Saya pribadi hanya ingin menjelaskan kepada anak, kalau memang manusia tidak bisa berbicara dengan hewan, begitu pun sebaliknya.
Tapi perlu diingat ya, ini adalah pakem saya sendiri dan bukan harga mati bagi penulis lain.
Tentu saja penulis lain boleh menulis sesuai mereka. Termasuk ceritanya tokoh manusia bisa berkomunikasi dengan hewan dan tumbuhan.
Inilah Menulis Fabel ala Bambang Irwanto
5. Kapan ngadain reuni kurcaci pos dng pelatihan nulis cernak online gratis plus revisi naskah sebelum dikirim ke media? (RH Mandala S)
Ada grup alumni kurcaci Pos Mas Mandala. Jadi teman-teman bisa saling support.
Dan saya tidak akan mengadakan kelas gratis. Karena terkadang banyak yang tidak maksimal kalau gratisan hahaha. Harus ada sesuatu juga yang mereka keluarkan, agar makin semangat ikut kelasnya.
6. Bagaimana caranya menulis dengan bahasa menganak? (Hestutyanti Sham)
Caranya adalah saat menulis cerita anak, maka usahakan bermetamorfosis menjadi anak-anak. Jadi seperti seorang anak sedang bercerita kepada teman-temannya. Selain itu tipsnya, banyak-banyak membaca cerita anak.
7. Tema cernak apa yang saat ini paling langka ditulis (atau malah belum ada yang menuliskannya)? (Agustina Purwantini)
Menurut saya tidak ada cernak yang langka. Jadi saat menulis cerita anak, saya utamakan cerita saya cocok dulu untuk pembaca anak-anak. Jadi apa yang ingin saya sampaikan kepada anak-anak lewat cerita, itu akan tersampaikan dengan baik. Anak-anak mudah memahami. Intinya, tulis cerita anak yang sesuai untuk anak-anak.
8. Menurut pengamatan Pak Baim, kalau membuat cerita anak, lebih banyak disukai anak-anak yang mana, Pak : cerita realis, cerita detektif, cerita misteri atau dongeng? (WidyaNa Abd)
Semua disukai oleh anak-anak, Mbak WidyaNa Abd, asalkan cerita itu menarik, menghibur, dan pas untuk anak. Jadi fokus pada apa yang akan disampaikan kepada anak-anak. Kemudian nantinya mau ditulis lewat cerita realis, detektif, misteri, dongeng atau fabel itu terserah penulisanya. Karena 1 ide tu, bisa ditulis menjadi banyak cerita.
9. Bagaimana membuat konflik yang menarik untuk anak-anak bang? (Fatida Susanti Harahap)
Pertama tentukan dulu konfliknya itu pas atau tidak dengan anak-anak. karena cerita anak, ya konfliknya harus seputar anak. baru kemudian konflik itu bisa diolah.
kalau saya, saya buat konfliknya menarik dengan alur berliku. Maksudnya tokohnya tidak mudah mendapatkan sesuatu yang dia inginkan atau masalahnya tidak langsung selesai.
10. Cerita anak ngebodor ada gak (Mpo Ratne Febri)
Ada. Tapi tetap, porsinya disesuaikan dan pas untuk anak-anak. Makanya soal kelucuan atau kehumoran juga harus seputar anak-anak. Ngebodor ala anak-anak, bukan ngebodor ala orang dewasa.
11. Bagaimana cara mengolah ide agar alurnya menarik dalam cerita fabel? (Ceria Kristi)
Ini berlaku untuk semuanya. termasuk cerita realis, dongeng, dan lainnya. Jadi sebelum menyusun alur, saya menentukan dulu endingnya. Ibaratnya, saya menentukan tempat tujuan dulu, baru menentukan mau naik apa ke sana. Apakah motor, bus, kereta dan lainnya.
12. Dunia anak itu ceria dan penuh warna, tapi ada beberapa anak yang hidup dalam keadaan tak bahagia. Jika ingin menuangkan dalam cerita, misal tentang anak yang orangtuanya bercerai, bagaimana cara mengolahnya biar cerita tersebut tidak berkesan dark/suram tapi bisa tersampaikan pesan moralnya? (Wini Afiati)
Kalau saya lebih menyorot pada setelah kejadian. Misalnya saat orang tua bercerai, maka saya hanya menjelaskan sedikit, kalau kalau orang tua anak dalam tokoh cerita sudah berpisah. Nah, saya tonjolkan sisi semangat si anak itu. Misalnya walau hanya tinggal sama Ibu, tapi dia terus semangat belajar. Bagaimana dia percaya diri tanpa tinggal dengan orang tua lengkap.
Intinya kita tutup kisah sedihnya, dengan sesuatu hal yang menyenangkan.
Nah, alternatif inilah yang membuat imajinasi kita berkembang saat menyusun alur. Kita tidak berpikiran satu lurus saja, tapi bercabang. Dengan beragam imajinasi alur yang ada, kita menentukan alur yang paling menarik.
13. Hai, Mas Bambang.
Bagaimana mengembangkan ide cerita yang menarik dari hal sederhana? (Karunia Syviany Sambas)
Halo, Mbak Nia.
Ide itu ibarat bahan makanan. Akan terlihat menarik dan enak disantap, saat kita pintar mengolahnya.
Nah, semua ide cerita bisa diolah jadi cerita menarik, termasuk hal-hal sederhana. karena dari sanalah, banyak sesuatu yang harus disampaikan kepada anak-anak. Misalnya dibiasakan mengucapkan terima kasih saat menerima sesuatu atau mendapat bantuan.
Nah, kalau saya, saya akan sesuaikan dengan usia pembacanya. Pastinya beda usia, beda konfliknya dan pengembangan alurnya. Bagaimana disampaikan dengan bahasa mereka.
14. Cerita anak dan fabel sama g om (Joko Yugiyanto)
Cerita anak itu meliputi semuanya, Mas.
Ada cerita realis, dongeng, fabel, cerita misteri, pictbook dan lainnya. Ibaratnya cerita anak itu adalah makanan anak. Nah, makanan anak kan beragam. Makanya fabel itu termasuk cerita anak.
15. Tema apa yang paling senang ditulis? (Vina Sri)
Semua tema saya suka. Semua tema menarik untuk ditulis cerita anak. saya tidak mengkotak-kotakkan tema mana paling saya suka atau tidak suka.
Menulis semua tema, membuat imajinasi saya berkembang. Akhirnya saya dengan sendirinya bisa fleksibel dengan bisa menulis berbagai tema.
16. Misalkan kita mau menulis cerita anak tentang nabi,sahabat nabi,atau cerita yang sudah familiar di kalangan anak-anak, kan pasti sudah buanyak yang menuliskan itu, bagaimana agar kita bisa menuangkan ide kita namun tentu harus berbeda dengan cerita yang sudah ada?
Terimakasih (SiDwix Prihatin)
Kalau ini masuk kategori menulis kembali atau diceritakan kembali. Jadi intinya tidak bisa diotak-atik. Kita hanya bisa membedakan dari gaya menulis dan kemasannya.
Misalnya ada yang dikemas dalam kumpulan cerita sahabat Nabi, ada yang dibuat pictbook atau cerita bergambar. termasuk pembedaan dari ilustrasi.
17. Bagaimana cara Mas Bambang mengembangkan ide yang datang cuma sepotong menjadi ide yang utuh dari awal sampai akhir? (Astrid Prasetya)
Pada awalnya, saya menulis cerita itu memang dari ide, Mbak Astrid. Tapi seiring proses menulis, maka ide itu bisa saya dapatkan darimana saja atau yang mana duluan saja. Bisa dari nama tokoh, bisa dari judul, bisa dari ending dan lainnya.
Jadi saat datang ide, langsung kembangkan imajinasi. fokus memikirkan pengembangannya yang bagus seperti apa.
Bisa ikuti tips awal saya menulis. dapat ide, tentukan konflik, tentuka tokoh, tentukan ending, baru alur.
18. Apa alasan Pak Guru memilih eksis menulis cernak? (Evin Tobing)
Alasannya utamanya karena saya suka menulis cerita anak, Mbak Evin. Saya bahagia saat cerita saya dibaca orang, dan mereka senang, plus ada sesuatu yang diambil anak-anak setelah membaca cerita anak.
Karena suka menulis, akhirnya saya enjoy melakukan dan itu jadi rutinitas saya. terus dan akhirnya proses menulis saya berlangsung sendiri panjang dan lama, namun tak terasa karena konsisten.
Dan kalau sekarang saya merasakan rezeki dari menulis, itu adalah bonus atas konsisten saya menulis cerita anak selama ini. Dan pastinya, Mbak Evin dan teman lain juga bisa merasaakn hasil menulis. Jadi terus semangat menulis.
19. Bagaimana caranya tulisan cernak kita bisa mengikuti zaman (Rini Chan Ciptawiharjo)
Pastinya banyak membaca cerita-cerita anak zaman sekarang, lalu dipelajari. Soalnya cerita anak memang wajib disesuaikan dengan perkembangan zaman. termasuk gaya menulis, konfliknya dan hal-hal pendukung lainnya.
Misalnya zaman dulu kalau tokohnya terlambat pulang kalaua da les tambahan, bisa lewat telepon koin. Sekarang bisa lewat whatsaap.
20. Bagaimana menulis cernak agar menarik, unik, dan punya karakter yg kuat, Pak? (LIla Sulis)
Untuk saya, cerita anak yang menarik itu yang bisa dinikmati oleh pembaca anak-anak. Jadi selain menghibur, juga pesan moral yang saya sisipkan dalam cerita, mereka bisa serap dengan baik.
Kalau soal keunikan, saya lebih ada gaya bercerita masing-masing penulis. Setiap penulis punya gaya menulis sendiri dan itulah keunikannya. Kalau keunikan dari segi cerita, saya rasa cerita anak sama. karena memang porsinya disesuaikan untuk anak-anak.
Kalau yang dimaksud karakter tokoh yang kuat, dalam cerita anak ini bisa diciptakan tokoh yang unik dan beda dari lainnya. Pastinya karakternya tidak boleh berubah. Misalnya awalnya tokohnya diceritakan pemberani, kok di tengah cerita, dia takut ke kamar mandi?
Ini bisa diperkuat dengan kebiasaan dari si tokoh. Misalnya si Ipin itu kuat karena orang ingat dia suka bilang betul..betul.. betul...
Pinokio kuat, karena orang ingatnya boneka kayu yang kalau bohong hidungnya panjang.
21. Mau tanya, sekarang masalah anak-anak lebih kompleks pak bambang. Semisalnya anak sd sudah merokok, sudah nonton film por*o, nah kalo kita ingin mengangkat tema yang seperti itu dalam cernak bagaimana, Pak? (Zahratul Widati)
Bisa saja, Mbak Zahratul Wahdati. Hanya kalau saya, saya tidak menyorot ke tokoh anak langsung. Misalnya diceritakan secara gamblang ada tokoh anak dalam cerita merokok.
Saya akan ambil contoh orang dewasa. Misalnya ada tetangga sakit TBC karena merokok. Nah, bisa disisipkan pesannya, kenapa merokok tidak bagus untuk kesehatan, apalagi anak-anak.
Jadi pesan moralnya dimasukkan secara halus.
22. Bagaimana membangun branding sebagai penulis cerita anak, pak? (Arwin Andrew)
Kalau ini hanya soal proses menulis ya, Mas. Dan ini memang sesuai pengalaman saya.
Saya dikenal teman-teman sebagai penulis anak, karena mereka membaca cerita-cerita anak yang saya tulis.
Selain itu, pastinya saya rutin juga promo tulisan-tulisan saya. Apalagi medsos sangat mendukung saat ini. jadi bukan ajang pamer, tapi selain promo karya, juga promo diri.
Soalnya bisa saja, ada orang yang belum mengenal kita sebagai penulis cerita anak.
Ini harus dilakukan, agar orang terus mengingat kita. Ini juga membuka peluang menulis bagi kita. Tapi yang paling utama, terus semangat menulis, agar terus bisa melahirkan karya, dan terus bisa dibaca oleh banyak orang. Terus berbagi cerita dan ceria lewat cerita anak.
23. Selain jadi penulis cerita anak, apa kah mas bambang tertarik menulis novel atau cerita dewasa? sebutkan alasannya (Lily Zhai)
Pastinya tertarik, Lily Zhai
Karena saya suka menulis ganre lain. Bahkan saya pun terus belajar menulis cerita remaja dan cerita dewasa.
Cerita dewasa di sini, dalam artian sekmen pembacanya usia 19 tahun ke atas ya, Ly. Jadi masalahnya kompleks. Dari masalah pasangan, teman kerja, keluarga besar, dan lainnya.
Dengan bisa menulis cerita dewasa, pastinya imajinasi saya akan semakin berkembang. saya juga bisa fleksibel dan pastinya ada variasi menulis.
24. Tema cerita anak seperti apa yang diminati saat ini? (Ratna Hadi)
Kalau saat ini memang seputar covid 19. Dan anak-anak memang perlu diberi pemahaman ini lewat cerita. Kemudian bisa dikaitkan dengan hal seputarnya. Misalnya belajar di rumah, tidak boleh bepergian, dan lainnya.
Tapi pastinya tema-tema lainnya tetap bisa ditulis. Apalagi tema-tema abadi. seperti persahabatan, keberanian, kasih sayang, lingkungan sekitar dan lainnya.
25. Dalam buku cerita bergambar untuk anak, apakah ilustrasi untuk melengkapi teks, atau teks untuk melengkapi ilustrasi? (Stella Ernes)
Dalam buku cerita anak Bergambar maka, teks yang melengkapi ilustrasi, Mbak. karena segala sesuatu yang bisa diceritakan lewat ilustrasi, maka dituangkan semua di sana. Makanya teks hanya pelengkap, dan itu utamanya adalah dialog antar tokoh.
Kalau kumpulan cerita, termasuk di majalah Bobo, itu ilustrasi yang melemgkapi teks.
26. Menentukan tema dulu atau karakter tokoh? (Erna Surya)
Saat awal-awal menulis, saya menentukan tema dulu. Tapi seiring proses menulis, saya bisa menentukan dari mana saja. duluan mana saya dapatnya. Bisa dri tokoh, dari konflik dulu, dari ending, bahkan bisa dari judul dulu, baru dikembangkan.
27. Bagaimana membuat karakter tokoh yang dapat terekam kuat dalam ingatan anak yang membacanya, Mas? (Metta Pratiwi)
Tokohnya harus belum ada dari tokoh-tokoh sebelumnya, Mbak. Terus dia ada ciri khas tersendiri.
Tapi menurut saya, karakter tokoh yang kuat dan diingat terus oleh anak, itu kerena terus dibaca berulang oleh banyak orang. Jadi tokoh itu selalu muncul ke publik.
Misalnya si Bobo. Karakternya terus ditampilkan dari dulu sampai sekarang. Makanya terus diingat.
Atau Harry Pother, karena book seller seluruh dunia, makanya dia dikenal, dan diingat terus.
Jadi fokus dulu pada ceritanya yang menarik. Kalau sudah disukai orang, terkenal, maka dengan sendirinya, tokohnya akan ikut terangkat.
28. Hallo Pak Bambang. Salam kenal.
Saya mau bertanya, pola apa sajakah yang biasanya digunakan untuk menulis cerita anak? Setiap media dan penerbit tentu memiliki pola tersendiri, bagaimana mengidentifikasi pola tersebut. Thanks. (Devi Ardiyanti)
Salam kenal, Mbak Devi.
Pola semua penerbit dan media sama, Mbak.
Cerita anak itu harus menarik, menghibur dan ada sesuatu yang akan disampaikan kepada anak-anak.
Nah, kalau soal selera penerbit atau media, bisa dipelajari dari buku-buku anak yang sudah terbit atau cerita-cerita anak yang sudah dimuat.
Pastinya juga disesuakan dengan syarat dan ketentuan naskah.
Misalnya panjang naskah berapa kata, berapa akrkater atau berapa halaman.
29. Bagaimana membuat kalimat pembuka untuk cerita anak yang unik dan menarik, Pa? (Lilis Nurjanah)
Kalau saya pakai narasi atau dialog, Mba Lilis Nurjanah
Hanya perlu diingat, untuk cerita anak di media atau kumpulan cerita maksimal 750 -1000 kata, saya langsung memasukkan konfliknya. Jadi saya banyak jatah ruang untuk lebih membuat alurnya berliku.
Perhatikan contoh, Mbak. Ini konflinya Kurcaci yang kesiangan bangun dan telat memetik jamur.
Narasi :
Kili bergegas menutup pintu rumahnya. Dengan tergesa ia berlari menuju hutan jamur. Duh, ini gara-gara semalam aku tidur larut malam.
Dialog :
"Wah.. aku kesiangan!" Kili segera bangkit dari tempat tidurnya. "Adu bagaimana ini? Aku pasti telat sampai ke hutan jamur."
30. Bagaimana supaya cerita anak tidak menggurui? (Mariana CB)
Jangan sampaikan pesan moral lewat ucapan langsung tokoh dewasa. Jadi biarkan lewat tokoh anak. Bisa temannya, sepupunya, kakaknya yang selisih 2 tahun, dan sebagainya. Pokoknya disesuaikan dengan kebutuhan cerita saja.
Bisa juga masukkan pesan moral secara tak tersurat lewat alur cerita.
31. Bagaimana bikin cerita anak agar jadi Best seller (Evi Wahyu Lestari)
Ini yang utama ceritanya dulu. Harus menarik, pas untuk anak-anak, dan ada sesuatu yang disampaikan untuk anak-anak.
Ini kuncinya.
Jadi saat menulis, jangan memikirkan cerita itu akan jadi best seller atau tidak. karena menurut saya itu beban. Enjoy saja menulis, kembangkan semua imajinasi, agar menghasilkan cerita anak yang nantinya disukai banyak orang.
Cerita kita disukai banyak orang = akan jadi best seller
32. Tanya, Pak
Untuk menulis sebuah buku cernak sekitar 10-15 bab, Bapak memerlukan waktu berapa lama sebelum dikirim ke penerbit? (Golde Reza)
Ini sudah masuk kategori novel anak ya, Mbak Golde Reza. Jadi pastinya membutuhkan waktu lebih panjang.
Dan untuk penulisan novel anak, paling cepat 1-2 bulan, Mbak.
karena tahap menulis novel itu panjang. Tidak selesai ditulis, langsung dikirim.
Saya perlu ada pengendaman naskah, terus diedit dan dibaca lagi. kalau ada ide baru dan pas, bisa ditambahkan lagi.
Tapi pastinya, setiap penulis prosesnya berbeda-beda, Mbak Golde.
33. Tanya pak.
Apakah menerbitkan buku anak secara mandiri masih layak (berprospek) untuk dilakukan saat ini?
Terima kasih. (Guna Landji G L)
Untuk saat ini di masa pandemik, saya harus jujur akui agak sulit, Mas. karena penerbit mayor saja, mengalami kesulitan pemasaran buku ini di masa ini. Khusus di masa pandemik ini ya.
Tapi di luar masa pandemik ini, pastinya prospeknya masih sangat terbuka besar. Asalkan konsep bukunya memang dipikirkan matang. Karena sayang, sudah cetak buku inti, tapi kurang sesuai target pembaca.
Intinya terus semangat, Mas Guna. Insya Allah dunia buku anak terus akan ada dan berkembang. Aamiin.
Nah, itu dia 33 pertanyaan seputar dunia menulis cerita anak. Semoga bisa menjawab pertanyaan teman-teman selama ini. Terus semangat menulis.
Bambang Irwanto
Ya ampuuuun.... Status "1 Pertanyaan" jadi blogpost gini. Aku kemarin bikin status gitu tapi receh banget :D
ReplyDeleteBtw itu jawaban poin 2 asli bikin aku ketawa. Samaan kita, Mas. Salah satu penyebab aku lama vakum nulis buku ya itu. Kecuali buku pesanan klien yang duitnya cepat masuk :D Bukan matre, tapi realistis aja aku sih :D
Apa pun medianya, kita tetap menulis yang baik2 ya Mas. Insya Allah.
Tosss dulu, Mbak Eno.
DeleteNamanya kita freelance ya, Mbak, jadi harus ada prioritas. yang duitnya cepat dan bisa digunakan, itu yang kita kerjakan dulu hahaha.
Yuk, terus semangat menulis, Mbak Eno.
Tercerahkan baca artikelnya, toss... sebagai freelancer memang harus ada skala prioritas ya Daeng. ..
ReplyDelete