Alhamdulillah sampai saat ini masih banyak job-job online, baik di blog maupun di media sosial. Ada yang saya daftar sendiri, ada juga yang ditawarin langsung lewat email. Tidak semua saya ambil, danada juga yang saya tolak. Dan inilah 7 alasan menolak job online.
Berbagai Alasan Saya Menolak Tawaran Job Online |
Jadi memang, dalam hidup ini, tidak semua bisa saya dapatkan. Termasuk job-jon online yang berseliweran. Ada job yang saya inginkan, tapi malah ada syarat yang tidak pas. Entah jumlah followers, domisili, dan paling sering mentok di usia hahaha. Itulah hal-hal yang membuat saya tidak mendapatkan job.
Kemudian ada lagi, job-job yang sesuai dengan saya. Tapi terpaksa tidak saya Terima karena beberapa alasan. Bukan karena saya sudah sibuk syuting sinetron kejar tayang atau sibuk syuting iklan hahahha.. Tapi belum pas saja denga saya.
Nah, berikut saya sharing di sini, ya. Pastinya tulisan ini saya susun berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri. Jadi bila ada yang kurang pas dengan teman-teman, anggap saja warna-warni dunia hehehe.
Jobnya Tidak Pas
Pastinya hal pertama yang membuat saya menolak tawaran job adalah, jobnya tidak sesuai. Walau feenya lumayan, dan saya ada waktu mengerjakan, maka lewat dulu, deh. Ditunda dulu acara makan baksonya hahaha.
Soalnya pernah saya paksakan ambil, eh malah kurang nyaman, dan malah memaksa diri. Istilah kerennya, kayak bukan gue gitu hahah gayane. Dan memang beda saat menerima job yang saya sukai, itu enjoy melakukan. Tanpa terasa, selesai, terima fee, dan acara makan bakso hahaha.
Jobnya Sama
Hal pertama yang membuat saya menolak job adalah karena jobnya itu sama. Jadi walaupun jobnya sesuai dan feenya pas, tapi kalau job itu sama dengan job yang baru saya kerjakan, maka saya akan tolak. Jadi saya menghindari mengambil. 2 job yang sama dalam waktu berdekatan.
Misalnya minggu lalu, saya baru saja menulis soal warung warug bakso Bang Kumis. Eh.. Minggu ini saya menulis lagi warung bakso Bang Jali. Ini kan, saling kanibal baik di blog saya atau di postingan media sosial saya. Karena secara tidak langsung, ini kompetitor atau saingan.
Beda halnya ya, kalau tulisan atau postingan saya bukan bagian dari job, tapi review biasa saja. Maka saya bebas saja mengulas bakso Bang kumis, bakso Bang Jali, bahkan bakso Bang Sikun.
Jobnya Berseberangan
Ini juga sangat saya hindari mengambil dua job yang saling bersebarangan atau tolak menolak. Misalnya, hari ini saya ditawarin mempromosikan warung bakso Bang kumis. Pastinya saya akan promosikan sisi-sisi baiknya. Baksonya enak, terbuat dari daging asli, harganya murah, dan sebagainya.
Eh, besoknya saya Terima lagi job yang kontra tentang warung Bakso Bang kumis. Kalau kontra ini kan, pastinya yang disorot kekurangan Bakso Bang Kumis. Misalnya warungnya letaknya kurang strategis, ruangannya kecil dan pengap, atau ada pelayannya yang kurang ramah.
Walau pakai akun berbeda, usahakan hindari teman-teman. Karena ini termasuk melanggar etika. Termasuk juga, jangan tergiur fee yang lebih besar. Pastinya ini akan dipertanyaankan juga konsistensi sikap kita. Plin plan amat ya, kemarin dukung, hari ini kontra.
Teman-teman perlu ingat ya, lingkaran pertemanan di media sosial itu tidak besar, dan itu-itu saja. Sesuai pengalaman saya ikut job, ya berlaku 4L.. lu lagi.. lu lagi hahaha. Jadi di job A, ketemu lagi si A sampai si M. Di Job B ketemu lagi dari si N sampai Z. Jadi info seputar kita itu kalau ambil job bersebarangan akan bisa nyebar.
Fee-nya Tidak Pas
Di awal-awal menerima job blog saya itu termasuk pernah dibayar murah hahaha. Namanya juga masih lugu. Dan setelah belajar, banyak sharing sama teman, maka saya mulai menentukan card rate yang sesuai bagi saya. Harga tetap bersahabat ya, Teman-teman hahaha.
Makanya kalau job tak sesuai, tapi fee belum pas, maka saya tolak saja. Sombong bat ya.. Hahaha. Bukaaaan.. Saya menghargai diri saya sendiri. Waktu dan tenaga kan saya keluarkan. Jadi saya harus memberi penghargaan yang sesuai. Paling tidak bisa beli makanan untuk menjaga kesehatan tubuh.
Tapi kalau job pas, tapi fee belum pas, maka tidak langsung saya tolak. saya lakukan nego dulu. Kalau rezeki pasti dapat, kalau belum rezeki tidak apa lepas dulu. Saya percaya, kalau rezeki tak akan ke mana hehehe
Lagipula, saya tidak mengikuti hukum dagang yaitu, harga diturunkan, kualitas juga diturunkan. Saya maunya harga sesuai dengan apa yang saya berikan. Dengan harga yang ditawarkan, saya berusaha maksimal melakukan pekerjaan.
Waktu yang Tidak Pas
Kadang dapat tawaran job bagus, fee pas, namun saya tolak. Duh.. Bergaya benar. Saya hahaha. Ini sebabnya karena waktunya yang tidak pas.
Misalnya saya pernah ditawarin job Hanya saat itu saya lagi di perjalanan. Dan karena waktunya mepet,. Saya tolak. Daripada saya tidak maksimal mengerjakannya. Bisa saja kan, saya pas di jalan atau didaerah yang inetnya kurang maksimal.
Pernah juga, saya ditawarin job, tapi saya pas lagi ada urusan keluarga. Jadi terpaksa saya tolak. Saya pun memprioritaskan urusan keluarga yang harus segera diselesaikan.
Kurang Fit
Sebagai penulis freelance, kesehatan itu adalah modal utama. Makanya saya berusaha menjaga kesehatan saya. Hanya kalau mamang lagi diberi kenikmatan kurang enak badan oleh Allah SWT ya saya nikmati saja.
Makanya saat kurang enak badan, saya tidak akan menerima job yang datang. Saya fokus fit dulu. Daripada saya paksakan, hasilnya maslah tak maksimal. Malah bisa menghambat kerja teman lain. Lebih baik saya lepas dan memberi kesempatan pada orang lain.
Tidak Sreg
Terkadang saya menolak tawaran job online itu, karena tidak sreg lagi dengan pemberi job. Ini bisa saja pernah saya diajak kerjasama, tapi ada sesuatu kurang sreg di saya. Atau bisa juga, saya membaca, atau mendengar cerita teman, kalau si pemberi job itu ada hal kurnag berkenan saat memberi job pada teman lainnya.
Dalam hidup ini kan, kita bebas dengan pilihan, termasuk job yang datang. Saya pun memilih yang sesuai saja, biar saya enjoy atau senang hati mengerjakan. Tanpa ada sesuatu yang menganjal.
Tapi.. sebaliknya, saat ada teman yang sudah sreg sama saya, yang menawari saya job, walau mungkin fee-nya agak turun, kalau saya bisa kerjakan, akan saya ambil. Karena saya lebih memilih kenyamanan bekerjasama.
Nah, itu dia 7 Sebab saya menolak Tawaran Job. Semoga sharing ini bermanfaat ya, teman-teman. Dan sekali lagi, tulisan ini saya ssusun berdasarkan pengalaman pribadi, ya. Intinya, terus semangat.
Bambang Irwanto
Kalau job dengan fee barter tulisan dengan produk, apa masih nerima, Kak Bams?
ReplyDeleteMasih, Mbak. Pastinya saya sesuaikan dulu produknya apa. Cek dan ricek legal atau ilegal.
DeleteSaya jadi kangen job yang penanggung jawabnya Pak Bambang. Jadi paham alasan memutuskan berhenti dari sebuah job. Sukses selalu pak
ReplyDeleteHahaha.. Mbak Hanifah sih, kangennya bakso dan tempe mendoannya.
DeleteIya, Mbak. Intinya saat mendapatkan dan mengerjakan job, harus sesuai dengan diri kita sendiri, biar enjoy mengerjakannya.
Untuk harga yang tidak pas, sering banget saya tolak. Ya biarin aja dikatain gimana. Karena itu bener-bener gak sesuai.
ReplyDeleteHihihi.
Iya, Mbak. Kalau tak sesuai, dilepas saja. Karena kita kan menghargai diri kita sendiri juga.. Ada waktu dan tenaga saat mengerjakannya.
DeleteSama, Mas Bams. Aku pun menerapkan aturan utk diri sendiri agar tidak sembarang menerima job blog, baik CP maupun nulis sendiri. Pas dapat tawaran yang kali pertama kutanyakan ya temanya apa, karena beberapa topik sudah kucoret dari daftar blogpost. Apalagi kalau fee ga sepadan, hehe, ga pakai dipikir deh. Bukan matre, tapi realistis dan menghargai hasil kerja kan. Ga cuma pas nerima job sih, pas ikutan lomba blog juga gitu; sebisa mungkin ga gebyah uyah--hajar semua tanpa pertimbangan. Sekiranya pesain biasanya ikutan lomba tapi kutarih di blog lain. Untung punya beberapa blog hehe.
ReplyDeleteToss dulu, Mas Rudi. Intinya kita menerima job harus sesuai dengan diri kita ya, mas. Dan soal fee belum sesuai, memang bukan kita matre, tapi lebih memberi pengahrgaan pada diri sendiri. Saya juga kalau ikut lomba blog, lihat dulu siapa yang mengadaan, Mas. Termasuk juga topiknya hehehe.
DeleteBenar juga ya. Bahwa nggak semua job bisa kita kerjakan. Bisa jadi karena nggak masuk persyaratannya. Atau karena kita yang nggak cocok dengan pekerjaannya. Hmm...
ReplyDeleteBenar, Mbak Yuni.
DeleteYang pasti, kalau sudah rezeki kita, pasti semua persyaratannya pas, Mbak. Akhirnya rezeki tak akan ke mana hehehe.
Iya setuju pak Bam, blogger sebenernya kadang bisa kemaruk dengan ngambil semua job yang ditawarkan, ya. Tapi aku setuju banget nih sama alasannya Pak Bam, sebagai blogger kita harus lebih bijak dalam menerima dan menolak job online yaaa
ReplyDeleteIya, Mbak Dian. Intinya job itu harus sesuai dan nyaman bagi kita, Akhirnya kita enjoy juga mengerjakannya.
DeleteSepakat. Terutama urusan menerima job yang saling berseberangan alias brand kompetitor atau brand sejenis. Paling nggak ya diberi jarak. Enam bulan cukup nggak ya Mas Bams untuk memberinya jarak?
ReplyDeleteIya, Mbak. Usahakan memang ada jaraknya. Tapi saya pun membatasi yang brand sejenis. Kalau seberangan saya tidak ambil, Mbak.
DeleteNah, karena Kurang fit dan tidak sreg itulah saya biasa mrnolk job.
ReplyDeleteKarena khawatir tidak bisa menyelesaikan tugas tepat waktu, makanya saya menolk secara halus dan berharap bisa bekerasama dalam lain kesempatan
Iya, Mbak. Daripada dipaksakan diambil dan tidak maksimal mengerjakannya.
DeleteMakanya sejak awal saya jelaskan saya, kalau kondisi saya kurang fit, Mbak.
Kalau saya biasanya yang paling utama menerima atau menolak job adalah soal waktu, takutnya semua diterima nanti nggak bisa ngerjain saking fullnya. Ntar kapan makan baksonya kalau kerja terus, wkwk.
ReplyDeleteHahaha.. iya, Mbak Marita. Soalnya kita kan, sebagai manusia biasa punya keterbatasan ya, Mbak. Terutama waktu juga. Jangan waktu dipakai kerja terus. Perlu juga buat makan bakso hahaha.
DeleteIya benar pak, beberapa yang nggak pas, tentu nggak diambil ya. Walau secara fee menggiurkan. Namun ada beberapa hal yang memang harus disesuaikan dengan kondisi pribadi masing-masing.
ReplyDeleteBetul, Mbak Niken.
DeleteIntinya job yanh kita ambi, sesuai dan bisa kita kerjakan. Jadi hasilnya maksimal.
Masih PR nih buat aku, supaya memilah-pilah job. Pengennya engga campur-campur kayak sekarang nih. Memperbaiki struktur kalimat dan mengatur lagi olehan kata.
ReplyDeleteIya, bisa disesuaikan, Mbak Hani.
DeleteBagus sekali memilah-milah job yang akan kita ambil. Insya Allah akan selalu ada job yang sesuai untuk kita.
Pernah baca, Pak Bams. Kalau indikator orang sukses itu yang sudah berani menolak tawaran. Hahahaaa.
ReplyDeleteTanpa sadar saya juga ternyata sudah melakukan beberapa hal di atas. Kalau dulu awal sih trobos hampir semuanya, nyari pengalaman sih dan tentu saja pendapatan. Tapi sekarang saya juga milih2 sesuai kata hati, bener bangt kalau ada yg kiranya nggak cocok atau kurang nyaman dan nggak maksimal lebih baik menolak.
hahaha.. berarti saya sudah tanda-tanda orang sukses ya, Mbak Marfa hahaha. Aamin.
DeleteIya, Mbak. Kalau jobnya sesuai kemampuan dan hati, maka hasilnya akan maksimal.
wah baca komen2nya pada keren bisa menghasilkan dari blog, mantap. Aku malah baru tahu loh. Jadi penasaran ama feenya nih
ReplyDeleteIya, Kak. Blog juga bisa menghasilkan. Ayo, semangat...
DeleteSetuju dengan yang Mas Bams tuliskan, apalagi kl job nya kurang sreg di hati walahh bakal gak enjoy ya mengerjakannya. Lebih baik yang bikin kita hepi2 biar awet muda kayak Mas Bambang ini hehe
ReplyDelete