Sesuai arti katanya Storytelling berarti kegiatan menyampaikan cerita. Lalu orang yang pendongeng atau pencerita itu disebut storyteller. Teman-teman pasti pernah melihat orang mendongeng atau malah didongengkan pas kecil. Terus bagaimana ya, cara menerapkan storytelling pada tulisan di blog.
Teknik Storytelling Bisa Diterapkan pada Tulisan Blog |
Dan memang, storytelling ini banyak digunakan saat orang mendongeng, terutama saat pentas di tempat umum. Dengan kostum penunjang, lalu ditambah para pendongeng menggunakan mimik dan intonasi suara, jadilah dongeng yang disampaikan lebih terasa kepada pendengarnya.
Jadi storytelling hanya bisa disampaikan saat tatap muka langsung, ya?
Tentu saja tidak, dong! Bagi yang seangkatan saya, pasti pernah dengar sandiwara radio yang sangat dinanti-nanti sejuta umat. Misalnya Saur Sepuh, Ibuku Malang Ibuku sayang, Catatan si Boy, termasuk Misteri dari Gunung Merapi.
Nah, itu secara logika tidak bertatapan langsung. Tapi narator atau pembawa cerita, bisa jelas menggambarkan bagaimana tokoh-tokoh dalam sandiwara radio itu berlakon kepada pendengar. Dulu itu, saya sampai bisa ikut merasakan bagaimana musuh bebeuyutan Mantili si Pedang Setan, bertarung sengit dengan si Lasmini hahaha. Termasuk narator cerita berhasil menggambar settingnya waktu itu.
Storytelling pada Penulisan Artikel Blog
Dari gambaran sandiwara radio di atas, teman-teman sudah ada bayangan tidak, apakah Storytelling bisa diterapkan pada penulisan artikel di blog? Kira-kira bisa aja atau bisa banget? Hehehe.
Jawabannya bisa, dong, karena sejatinya menulis di blog adalah bercerita. Kita menyampaikan sesuatu kepada orang lain lewat tulisan. Tujuannya, agar orang tahu, paham, atau mengerti apa yang kita ceritakan.
Tapi perlu diingat ya, kalau setiap orang mempunyai gaya bercerita Berbeda-beda. Logikanya kan, begitu. Anak kembar saja, saat menceritakan sesuatu atau hal yang sama, gaya berceritanya berbeda. Jadi kalau ada tulisan materi sama, gaya bercerita sama dari awal sampai akhir, maka dipastikan salah satu tulisan ada plagiat.
Teknik Storytelling Dalam Tulisan
Berbeda dengan seorang yang sedang mendongeng secara langsung, pastinya kita tidak bisa memainkan mimik wajah, intonasi suara, gerakan saat bercerita. Karena itu tadi, orang kan, tidak melihat kita, tapi membaca apa yang kita ceritakan dalam tulisan.
Lalu apa saja yang harus kita mainkan dalam menerapkan story telling dalam tulisan?
1. Gunakan Gaya Bercerita
Saat menuangkan cerita dalam tulisan, maka bayangkan seolah-olah sedang bercerita langsung dengan seseorang atau beberapa orang di hadapan kita. Dan kuncinya, menulis sesuatu itu bukan untuk diri sendir, tapi memang untuk orang lain.
2. Gunakan POV1
POV (Point Of View) atau disebut sudut pandang bercerita. Nah, POV1 itu adalah sudut bercerita orang pertama tunggal. Jadi saat bercerita menggunakan aku atau saya. Malah terkadang ada yang menggunakan gue.
3. Gunakan Intonasi Kata dan Kalimat
Kalau bercerita langsung, kita kan, bisa memainkan intonasi suara. Nah kalau di tulisan, kita mainkan dalam kata dan kalimat. Jadi orang ikut merasakan apa yang kita ceritakan, atau pembaca bisa tertarik dengan produk apa yang kita pakai.
Misalnya :
Esok harinya, saya sengaja bangun pukul 4 subuh. Soalnya pendakian akan segera dimulai. Pastinya dong, harus sekedar cuci muka. Wiiiih... Airnya diiiingin banget. Ga berani deh, sikat gigi dulu. Takut malah ngilu.
4. Masukkan Jargon-Jargon Menarik
Untuk menambah rasa dalam tulisan, boleh kok masukkan jargon-jargon yang pas dan sesuai dengan diri kita. Misalnya kalau saya itu awalnya buat lucu-lucuan memasukkan bakso lovers ke tulisan saya. Tapi lama-lama bakso lekat dengan saya. Selain itu penulis taman lucu imut dan menggemaskan dan terus semangat menulis sepanjang mas, mantan kaver boy, Halah.. gaya benar saya ini, dan lainnya.
5. Show don’t Tell
Show don’t Tell. Teman-teman pernah membaca tulisan di atas? Jadi maksudnya itu jelaskan dalam tulisan, jangan menunjukkan.
Contohnya seperti ini. Saya mengunjungi salah satu pantai di Kebumen. Misalnya pantai Menganti. Dalam tulisan, saya langsung saja menulis, Pantai Menganti sangat indah dan memesona. Nah, ini termasuk telling.
Harusnya saya showing atau jelaskan kepada pembaca. Misalnya : Begitu sampai di lokasi, saya langsung disambut oleh hamparan laut luas. Semakin ciamik dengan awan putih dan langit biru. Tampak di kejauhan, sebuah lembah hijau dengan pondok-pondok yang menghadap laut. Lalu di sisi lain, tebing tinggi ikut menyambut kedatangan saya. Ehm.. rasanya tidak sabar untuk segera menyusuri pantai Menganti yang merupakan terusan pantai laut selatan ini.
Contoh lain seperti ini :
Budi itu anak yang rajin (Telling)
Setiap pagi sebelum adzan subuh, Budi sudah bangun. Sebelum salat, ia menimba air, lalu mengisi semua ember untuk mandi dia dan adik-adiknya. Sehabis salat, Budi segera membantu Ibunya di dapur menata kue yang akan dijual. Sebelum berangkat sekolah, Budi memang menitipkan kue-kuenya dulu di beberapa warung.
Biar Tulisan Lebih Terasa Storytelling
Biar apa yang kita ceritakan lebih sampai ke pembaca, maka hal-hal berikut :
Tulis Sesuai Pengalaman Sendiri
Tulisan akan sangat terasa story telling saat apa yang ditulis itu adalah pengalaman sendiri. Jadi sudah pernah merasakan, sudah pernah mengalami, sudah pernah melakukan. Nah, karena itu, maka akan lebih mudah dituangkan dalam tulisan. Misalnya pengalaman saya pakai USB Sandiks. Saya tulis sesuai pengalaman pribadi saya.Masukkan Rasa Dalam Tulisan
Misalnya saat saya bersemangat mendaki Bukit Pentulu Indah untuk mengejar sunset, ritme tulisannya bisa dibuat cepat dan bersemangat. Lalu saat ternyata sampai di puncak, matahari tertutup kabut, saya masukkan rasa kecewa. Lalu saat tripod saya sempat dihantam ombak, saya ceritakan bagaimana paniknya saya.Sertakan Pelengkap pendukung
lengkapi cerita teman-teman dengan gambar pendukung, termasuk video juga. Misalnya saya yang sudah jalan-jalan ke candi Borobudur, ada fotonya. Lalu saya bilang sate Ambal itu sate khas Kebumen, maka saya ada fotonya. No bukti kan, katanya hoax hahaha.Tips Mengasah Storytelling untuk Tulisan
Sesuai pengalaman menulis saya, maka saya melakukan beberapa hal ini untuk mengasah stroy telling. Dan perlu teman-teman paham, kalau segala sesuatu dalam urusan menulis itu ada prosesnya, termasuk story telling ini.
1. Jadi saya dulu rajin menulis catatan harian. Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Segala kegiatan saya dalam satu hari itu saya tulis. Jadi manfaat lainnya, saya belajar berturur secara berurutan kejadian dan waktunya.
Apalagi zaman now sudah dipermudah. Bisa langsung ditulis saja di catatan ponsel. Tapi bisa juga sih, ditulis di buku. Karena pengalaman saya jarang menulis tangan, eh.. tulisan saya jadi jelek hahaha.
2. Saat mengalami sesuatu, saya itu merekam dengan suara. Kalau dulu saya pakai walkman. Sekarang lebih mudah pakai hape. Misalnya saya mengadakan perjalanan dari Kebumen ke Jogja. Nah saya rekam secara berurutan.
3. Saat mengantre, saya tidak mau bosan menunggu. Dulu, saya sengaja bawa notes, lalu saya tulis kejadian yang sekitar, atau bisa tentang gerak-gerik seseorang. Tentunya saya tulis dari sudut pandang saya sendiri.
4. Manfaatkan media sosial, terutama Facebook yang banyak menyediakan jatah kata. Jadi begitu ada kejadian yang saya alami terutama yang lucu, saya tulis. Dan itu sangat bagus untuk latihan.
5. Rajin membaca untuk menambah referensi. Kalau saya itu, agendakan rutin ikut Blog Walking atau BW. Dari BW, saya bisa membaca banyak tulisan teman-teman, dan saya pelajari teknik menulis storytelling mereka.
Artikel yang pas story telling
Jalan-jalan
Produk
Keuntungan Artikel Story Telling
Seperti yang sudah saya jelaskan, setiap orang gaya berceritanya berbeda-beda. Nah, ini secara tidak langsung akan meningkatkan personal branding kita. Lewat tulisan, orang akan mengenal diri kita. Oh, ini gaya menulis si A nih. Ini si B nih.
Dengan menulis artikel bergaya story telling, maka tulisan akan lebih natural, sekalipun itu yang kita ceritakan adalah tulisan pesanan atau promo produk. Sstt.. katanya banyak klien yang suka dengan gaya penulisan yang lebih personal.
Satu lagi, dengan menulis bergaya storytelling, maka dijamin kemampuan menulis akan semakin berkembang. Soalnya jauh tuh, dari yang nama copas mengcopas, termasuk plagiat. Kena apa yang kita tulis adalah sesuai gaya dan pengalaman sendiri.
Nah, itu dia Story Telling pada Penulisan Artikel di Blog. Semoga bermanfaat.
Bambang Irwanto
Saya juga paling suka nulis bergaya storytelling di artikel. Jadi biar keliatan lebih santai aja sih. Pembaca juga jadi lebih mudah mengikuti alur tulisan di blog.
ReplyDeleteTerima kasih atas tipsnya yeee, menulis storytelling juga perlu trik ya, biar gak membosankan. Biar pesan yang disampaikan lewat tulisan bisa lebih mudah dipahami pembaca.
Sama-sama, Mas. Intinya tulisan kita lebih bercerita karena melibatkan pembaca di dalamnya.
DeleteKalo menulis pengalaman sendiri itu seperti air hujan yang turun begitu saja, karena dari awal sampai akhir bisa diceritakan sedetailnya. namun kalo untuk promo biasanya baca baca juga tulisan yang lain, bagaimana cara mereka bercerita, baru deh bisa ada bayangan menulis juga. memang bw juga salah satu cara untuk melihat personal branding seseorang ya mas
ReplyDeleteIya, Mbak. karena pengalaman sendiri, makanya langsung dituangkan saja dalam tulisan.
DeleteDan lewat storytelling ini, gaya bercerita seseorang lebih khas, karena memang setiap orang cara berceritanya berbeda, Mbak.
Setuju nih sama mas bambang, saya juga dulu suka bercerita di depan kelas dan itu saya tumpahkan lewat tulisan di blog. Kalau saya sih selalu menampilkan foto/video untuk melengkapi cerita di tulisan saya, hehe.
ReplyDeleteNah, benar sekali, Mbak. Becerita di hadapan teman-teman sekelas, memang salah satu storytelling juga. dan ini bagus sekali dilatih sejak anak-anak. Akhirnya akan tertular juga pada tulisan kita.
DeleteKeren banget mas irwan tips-tips buat bisa bikin storytelling yang menarik di blog. Terkadang sedikit ragu untuk mencoba bercerita di blog karna masih terlalu kaku, tapi dengan adanya tips-tips di atas tentunya sangat bermanfaat untuk dijadikan panduan, hihihi!
ReplyDeleteSelalu ada proses, Mas Kiky. Dan kalau terus dicoba, dipraktikkan, maka lama-lama akan luwes juga bercerita. Ala bisa karena biasa hehehe.
DeleteSaya juga sering memasukkan jargon andalan saya, Pak, "SemangatCiee" baik saat menulis di blog, di caption atau pas mengajar siswa di kelas, malah salah satu siswa saya sempet minta izin, "Miss, tadi aku pakai jargonnya Miss waktu diminta pidato dadakan di sekolah, maaf ya. Soalnya saya gugup yang ada kepikiran Miss waktu itu,"
ReplyDeleteJadinya dengan jargon itu membuat dia ikut semangat juga, dan menjadi rebranding diri buat saya-nya. Sesuatu sih memang 😂
Nah, sudah keren itu Mbak Fenni. Selain orang terhibur, bisa jadi ciri khas juga ya, Mbak. jadi pas orang baca atau dengar, jadi langsung ingat kita hehehe.
DeleteSaya punya satu temen pendongeng, namanya mas Agus, orang Cirebon. Orangnya bikin betah. Di manapun berada selalu bisa menghidupkan suasana dan membawa keceriaan. Nah mas Bams ini mengingatkan saya sama mas Agus temen saya itu.
ReplyDeleteSaya kalau baca blog ini juga betah, ngga ngebosenin. Mungkin itu fungsi storytelling ya mas Bams, biar tulisan lebih hidup n menyenangkan.
Saya masih harus belajar lagi nih tentang story telling yang sukses.
Nah, benar Mbak Lasmi. itu Mas Agus sudah berkarakter, Mbak. Makanya Mbak Lasmi ingat terus, karena ada ciri khas dari Mas Agus yang selalu menarik orang dan akan terus diingat.
DeleteBikin story telling susah-susah gampang buat saya, kalau bercerita gitu kawatir keliatan garing hihi btw tips2nya bisa dicoba nih
ReplyDeleteTidak, Mbak Iid. Malah lebih melibatkan pembaca. Dan memang proses. Mungkin awalnya garing, tapi lama-lama akan enak dan lancar berceritanya, Mbak.
DeleteAyo, diterapkan teknik Storytelling, Mas.
ReplyDeletePasti tulisannya akan semakin menarik.
Benar, Mas. Artikel dengan storytelling cenderung menarik pembaca lebih banyak dan membuat mereka bertahan sampai kalimat terakhir karena mereka seolah terlibat. Saya dari kemarin udah mengincar buku storytelling untuk tulisan, tapi belum sempat terbeli karena mahal hehe. Lumayan dapat ilmu dari Mas Bams. Kalau saya sampai sekarang suka mencatat apa saja yg bisa jadi bahan tulisan, jadi manfaat banget sering menerima notebook dari acara blogging hehe.
ReplyDeleteIya, Mas Rudi. Karena merasa dilibatkan, maka pembaca akan terus ikut membaca tulisan kita dari awal sampai akhir.
DeleteAlhamdulillah bila bermanfaat, Mas Rudi.
Wah Pak bambang aku suka dengar sandiwara radio juga jawamn kecil ada ibuku malangibuku sayang si baskoro ya :-D. AKu perlu belajar story telling buat tulisan blog juga nih. Aku pelajari ah postingannya biar bisa nulis lebih bagus lagi.
ReplyDeleteTosss.. dulu Mbak Lidya. Sandiwara radio tidak hanya seru ya, Mbak, tapi bisa dipelajari juga. Saya pun belajar dari sandiwara radio ini, Mbak hehehe.
DeleteTeknik story' telling memang sering saya gunakan saat saya menulis artikel yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari saya mas..
ReplyDeleteKalo di artikel serius, bisa gak ya mas dimasukkan story' telling?
Bisa sekali, Mbak.
DeleteMisalnya untuk artikel jalan-jalan. nah, itu justru wajib storytelling. Agar pembaca merasakan ikut jalan-jalan bersama kita juga.
oalah mas, ternyata dengan mengamati sekitar terus kita catat pakai notes lalu kita tuangkan di dalam blog kita ternyata bisa dimuat jadi satu artikel dan keliatan original. Lumayan dapat informasi bagus, boleh nih saya tingkatkan skill upgrade pengamatan saya hehe
ReplyDeleteIya, Mas. Pokoknya apa saja yang ada di sekitar kita, bisa kita jadikan ide cerita, Mas. Juga apa saja disekitar kita bisa kita pelajari hehehe.
DeleteWah terima kasih utk topik storytelling ini pak Bambang. Memang nulis di blog itu salah satu kendalanya adalah bagaimana gaya penyampaian kepada pembaca. Storytelling ini bagus dipake, biar tulisan nggak terasa kaku
ReplyDeleteIya, Mas.Selain itu, jadi pembeda gaya bercerita, Mas. Dan secara tidak langsung jadi ciri khas.
DeleteSama-sama, Mas. Terima kasih sudah mampir.
Wah lengkap banget nih tipsnya. Aku lagi cari tipa kayak gini nih. Emang POV dgn sudut pandang kita sendiri ini emg seolah paling gampang utk bercerita. Dan lomba blog skrg paling banyak memenangkan yg storytelling sih.
ReplyDeleteIya, Mas. Pakai POV 1, saya atau aku, itu terasa lebih bercerita dan mengalir. Dan pengamatan saya, juri lomba blog, suka yang gaya storytelling.
DeleteKalau pakai story telling emang lebih enak nulis blog, ga habis-habis ceritanya dan ga kerasa udah 500 kata lebih
ReplyDeleteAkhirnya, jumlah minimum kata psotingan di blog sudah tercapai ya, Mbak hehehe.
DeleteItu karena kita enjoy menulisnya, jadi tidak ada beban.
wah ternyata storytelling bisa untuk blog juga ya Pak Bam? Pengen coba juga nih nulis dengan teknik storytelling. Langsung praktek ah. hihi. makasi tipsnya pak Bam :D
ReplyDeleteSama-sama, Mbak Dian.
DeleteAyo, segera diperaktekkan, Mbak. Pasti akan suka, dan terus menggunakan teknik storytelling ini.
Blog Walking itu bagaimana maksudnya Kak? Mau nyimpulkan sendiri takut gagal paham.
ReplyDeletejadi blogwalking itu saling mengunjungi blog, Kak. Kita buat datar atau list, siapa saja yang akan ikutan. Lalu kita saling mengunjungi blog.
DeleteBisa juga dengan inisiatif sediri. Misalnya saya emngunjungi blog teman-teman.
Artikelnya menambah ilmu nih, jadi makin paham untuk nulis pengalaman buat materi blogku
ReplyDeleteAlhamdulillah bila bermanfaat. Ayo, segera dipraktekkan. salam semangat menulis.
Deletesampe sekarang pun aku masih belajar untuk bisa membuat storytelling yang baik apapun itu
ReplyDeletepengennya bisa dinikmati pembaca dengan baik
Sejatinya menulis memang terus belajar, Mbak Nuna. Saya pun sampai saat ini terus belajar. Jadi terus semangat, Mbak. langsung praktekkan terus teknik storytelling-nya.
DeleteWah menarik banget nih tipsnya. Selama ini masih sering menerapkan tell dibanding show. Setelah baca ini jadi tersadar seharusnya seperti apa.
ReplyDelete