Kepada bpk/ibu yth : BRI infokan NO rekening anda pemenang ke-4 simpedes/britama kode pin (02412547) untuk ino lebih lanjut klik : bit.ly/poinbri2737
Siapa sih yang tak senang dapat hadiah undian BRI? Apalagi kalau hadiahnya ratusan juta lagi. Bisa buat bebagai keperluan. Tapi ternyata, itu adalah penipuan.
![]() |
Menjadi Nasabah Bijak Terlindungi dari Kejahatan Siber (Desain : Canva) |
Bagi orang yang sudah paham, mungkin pesan seperti itu langsung dihapus dan nomor ponselnya diblokir. Tapi kasihan bagi yang tidak tahu, kalau itu penipuan. Biasanya, korban akan segera menghubungi nomor penipuan. Alih-alih sebagai syarat kelengkapan data untuk mengirimkan hadiah, maka semua data diri yang ditanyakan langsung diberikan. Ingin dapat hadiah besar, malah uang dalam tabungan dikuras sampai habis.
Cerita lain datang dari teman saya. Sebut saja teman saya itu namanya Wawan, dan istrinya namanya Wiwin hehehe. Jadi, waktu itu, Wiwin ingin mengganti kartu ATM lama dengan yang berchip. Maka dia mencari nomor kontak bank di internet. Akhirnya Wiwin menemukan nomor call center bank yang tenyata palsu.
Setelah hubungan telpon tersambung, Wiwin pun bertanya seputar pergantian kartu ATM. Petugas bank palsu pun segera memberi pengarahan, termasuk meminta data pribadi Wiwin. Tanpa curiga Wiwin pun segera memberikan. Termasuk minta disebutkan kode yang masuk lewat pesan di ponsel Wiwin.
Setelah itu, Wiwin ditanya, apakah suaminya juga nasabah bank tersebut. Wiwin mengiyakan. Petugas bank palsu lalu meminta data Wawan. Karena ada data pribadi Wawan yang tidak diketahui Wiwin, maka Wiwin menelpon Wawan.
Nah barulah Wawan ngeh, kalau isterinya sudah dijebak. Wawan pun meminta Wiwin mengecek saldo rekening. Dan benar, dana sekitar hampir 3 juta, sudah ludes dikuras.
Kejahatan Siber Perbankan
Nah, 2 cerita di atas itu adalah kejahatan siber. Dan ternyata, sudah banyak nasabah yang mengalaminya. Jadi kita harus terus waspada dan hati-hati. Dari survei, 99 % kejahatan perbankan berasal dari rekayasa sosial yang memanfaatkan kelemahan nasabah.
![]() |
(Foto : Canva) |
Kejahatan siber disebut juga kejahatan dunia maya, yaitu kejahatan yang melibatkan komputer yang bisa membahayakan keamanan dan keuangan seseorang. Para pelakunya bisa perorangan maupun berkelompok. Nah, dalam hal membahayakan keuangan, mereka mengincar para nasabah bank.
Apalagi kan, sekarang ini aktivitas nasabah bank lebih mudah dan fleksibel, karena terkoneksi dari internet. Misalnya internet banking, mobile banking, sampai SMS banking. Dan justru hal ini jadi celah bagi orang-orang jahat yang hanya menguntungkan diri sendiri.
5 Jenis Kejahatan Pebankan Berbasis Digital
Nah, berbagai jenis kejahatan perbankan berbasis digital hadir di sekitar kita. Dan untuk menghindarkan kita, maka perlu sekali tah jenis-jenis kejahatan perbankan berbasis digital.
![]() |
Beragam Jenis Kejahatan Pebankan (Foto : Nasabah Bijak) |
Skimming
Teman-teman harus waspada saat menggunakan ATM. Perhatikan dulu mulut memasukkan kartu ATM, apakah ada alat skimmer atau tidak. Karena alat inilah yang menggandakan data nasabah melalui mesin ATM.
Phising
Tidak hanya lewat alat skimmer, ternyata penggandaan data nasabah juga bisa melalui layanan internet banking, SMS, dan penyebaran link palsu.
One Time Password (OTP)
Teman-teman jangan asal belanja online. Pilih e-commerce yang bonafit dan terpercaya. Kejahatan One Time Password (OTP) adalah kejahatan yang menyedot dana nasabah melalui sejumlah situs jual beli (e-commerce)
Vishing (Voice Phising)
Saat menerima telepon, teman-teman juga harus berhati-hati. Pelaku menghubungi korban melalui telepon dan mengaku dari pihak bank.
Sim Swap
Sim Swap ini adalah kejahatan perabnkan dengan cara pencurian data dengan mengambil alih nomor HP untuk mengakses akun perbankan korban
Menjadi Nasabah Bijak
Sampai kapanpun kejahatan siber di dunia perbankan akan terus berlangsung. Para pelaku terus bergerilya mencari sasaran. Terus bagaimana cara mengatasinya, ya?
![]() |
Nasabah Bijak Sekaligus Penyuluh Digital (Desain : Canva) |
Menurut saya, langkah penanganan paling jitu adalah dari diri sendiri. Dengan menjadi Nasabah Bijak, Insya Allah tidak hanya melindungi diri dari kejahatan siber, tapi juga bisa mengolah keuangan dengan bijak. Selain itu, kalau kita sudah menerapkan pada diri sendiri, maka akan bisa berbagi cara juga pada orang lain. Bisa juga disebut Penyuluh Digital.
Cek dan Ricek
Saat melakukan aktivitas yang berhubungan dengan perbankan, maka harus cek ricek dulu. Dari website resmi bank, akun media sosial, sampai channel kontaknya.
Kita juga harus rajin cek update terbaru dari akun bank. Misalnya akun resmi BRI itu sudah ada centang biru. Jadi tahu info-info terbarunya.
![]() |
Jeli dan Teliti (Foto :BRI) |
Karena hal inilah yang dimanfaatkan pelaku kejahatan siber perbankan. Mereka membuat akun-akun media sosial palsu, seolah-olah hadir saat nasabah ada keluhan. Setelah itu, diarahkan ke website palsu atau meminta data diri nasabah.
Jaga Kerahasiaan Data Diri
Ini adalah langkah pertama yang harus kita lakukan. Jadi jangan sekali-sekali memberikan data diri perbankan kita. Makanya teman-teman harus waspada dan jangan memberikan, saat ada seseorang yang bertanya seputar Username aplikasi, Password, PIN, Nomor Kartu ATM/Kartu Kredit/Kartu Debit, Nomor CVV/CVC kartu kredit/debit, Nama Ibu Kandung, dan informasi pribadi lainnya.
Selain itu, secara berkala, ganti nomor pin dan password. Terus dihimbau agar tidak mengunakan angka-angka yang dekat dengan diri kita. Misalnya tanggal dan tahun lahir. Jangan juga menulis data diri di sembarang tempat, termasuk di ponsel.
Jangan Mudah Tergoda
Berbagai promo menarik dengan potongan harga selangit, memang sangat menggiurkan. Beli barang branded tapi tidka bikin dompet jebol, pastinya menggoda iman. Syaratnya juga mudah, hanya memberi data pribadi. Padahal inilah celah yang dimanfaatkan penjahat siber. Begitu data di tangan, dana kita pun dikuras.
Jadi jangan tergoda. Cek dan ricek dulu promonya. Harus benar-benar dari brand asli. Karena sejatinya, ada harga ada barang. Ada barang bagus harga murah, maka wajib diwaspadai.
Tidak hanya seputar belanja. Hati-hati juga saat ada penawaran menarik dari orang yang menyamar jadi pegawai bank. Misalnya ada info perubahan tarif transfer bank atau tawaran menjadi nasabah prioritas, yang ujung-ujungnya akan meminta data diri nasabah juga.
Belajar Literasi keuangan
Hal yang tidak kalah penting kita lakukan adalah belajar literasi keuangan. Tidak hanya terhindar dari penipuan, tapi banyak juga manfaat lainnya :
- Pertama, kita bisa lebih mengetahui beragam produk keuangan
- Kedua, kita bisa mengetahui cara memanfaatkan produk keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan.
- Ketiga, kita mampu mendistribusikan kekayaan lebih merata
- Keempat, kita akan terhindar dari kejahatan siber.
Nah, itu dia cerita agar terhindar dari kejahatan siber perbankan. Semoga bermanfaat, dan terus waspada.
Bambang Irwanto
Jadi nasabah bijak ini memang sudah kewajiban kita lakukan, karena dampaknya ke diri kita juga.
ReplyDeleteBahkan hal penting ini juga perlu disosialisasikan kepada keluarga. Pasalnya kejahatan siber tidak melihat siapa korbannya, dan juga usianya.
Semoga kita terhindar dan selalu dalam lindungan-NYA
Bener banget nih Pak Bams. Kondisi sekarang makin sulit, jadi kejahatan siber perbankan pun merajalela di mana-mana. Memang di zaman serba digital gini, tiap orang sudah harus melek literasi keuangan, ya. Makasih insight-nya, Pak.
ReplyDeleteMelihat bagaimana begal rekening bisa ngambil dana dari nasabah, penting banget bagi kita untuk hati-hati emang. Sering juga saya dapat sms atau telpon kayak gitu Bang. Kalau aku pribadi sih gak tak gubris, tapi kalau sama orang yg awam, bahaya sih sms atau telpon menang undian tuh. Bisa kejebak
ReplyDeleteMemang benar saat ini kita harus lebih hati-hati lagi dalam kejahatan siber ya.. soalnya emang ngeri banget kalau udah kena :(
ReplyDeleteIya, saat ini kejahatan cyber makin merajalela
ReplyDeleteMakanya kita harus jadi nasabah bijak ya mas
Melindungi data pribadi kita
kondisi paling rentan terkena tipuan adalah saat butuh banget uang, Pak Bams.. haha.. Dalam situasi ini, jangan pernah mencoba apapun. Apakah beralasan "siapa tahu rezeki atas doa-doa saya" Apapun sebenarnya wajib logis dan masuk akal.
ReplyDeleteMasalah literasi finansial sepertinya memang urgen saat ini di Indonesia. Banyaknya korban penipuan para oknum yang menguras saldo rekening itu adalah akibat memang kurang hati-hati dan minimnya informasi dan literasi keuangan
ReplyDeleteBelajar literasi digital sejak dini memang diperlukan.. Dan untuk orang" terdekat kita bisa jg kita berikan ilmu jika mereka kurang mengerti.. Karan kejahatan siber itu bahaya banget dan kalau sudah tertipu, susah jg melacaknya.. Dan butuh pproses yg ribet dan berbelit.. Semoga kita dijauhkan dr kjahatan siber yaa
ReplyDeleteSebagai nasabah bijak harusnya kita tetap waspada dengan maraknya kejahatan siber yang tengah beredar ya. Apalagi seperti kode OTP yang sering disalahgunakan. Pastikan situs resmi yang kita akses dan memberi info agar tidak terjebak penipuan online.
ReplyDeletebener banget nih, kita kudu mulai bijak dan waspada ya sama kejahatan siber, karena sama bahayanya juga dg di dunia nyata huhu :(
ReplyDeleteSerem ya kejahatan siber ada dimana mana, apalagi sekarang era digital oknum nya makin pinter, jadi kitanya juga harus makin aware
ReplyDeleteCyber crime memang masih susah dikendalikan, ya. Buat melacak juga butuh waktu. Sebagai nasabah memang harus waspada, apalagi kalau ada info masuk
ReplyDeleteDuh makin marak ya kejahatan siber dan ada2 saja triknya buat mengelabui korban. Jadi kudu hati2 apalagi sebagai nasabah benar2 harus bijak biar bisa terhindar dari kejahatan tersebut
ReplyDeletekalau sifatnya sms sih ngga sempet blokir, pak. langsung hapus aja.. kalau WA spam baru aku blokir. naah kalau metode phising di marketplace yang biasanya masuk lewat pesan, itu baru deh sendernya aku kasih "oleh-oleh" dulu berupa emoticon wkwk
ReplyDeleteternyata istilah kejahatan siber ini banyak juga ya macamnya mas, saya jadi tahu. memang wajib hati-hati banget, saya seirng mendengar orang uangnya hilang mungkin karena ini juga ya. saya beberapa kali juga pernah mengalami terima telepon dari pihak yang mengatasnamakan bank, tapi saya jarang tanggapin. sekali saja pernah terima dan saya ladenin, mereka memang persis sekali orang layaknya dair bank tapi ga masuk akal ujungnya harus transfer, ngeh deh saya, alhamdulilah aman. semoga kita semua terhindar dari kejahatan seperti ini ya Mas
ReplyDeletesekarang ini kita memang harus lebih waspada ya, apalagi kalau ada link link aneh ke hp langsung auto hapus, khawatir ke klik, walau rekening lagi minimalis, eh curhat hahaha
ReplyDeleteSekarang memang lagi banyak kejahatan siber perbankan yah Kak, ada beberapa kenalan yang juga mengalaminya, kita memang harus selalu waspada, menjaga data diri dan melek teknologi
ReplyDeleteKebanyakan modusnya sama ya. Skimming dengan iming-iming menang hadiah uang tunai yang jumlahnya banyak banget
ReplyDelete