Zakat sendiri terbagi atas 2, yaitu zakat fitrah yang harus dikeluarkan menjelang Idul Fitri. Lainnya adalah zakat mal atau zakat harta. Namun semua zakat bertujuan untuk berbagi kepada sesama atau orang lain. Sudah pasti tidak akan bermanfaat bagi yang menerima, tapi juga akan melahirkan rasa bahagia dan berkah.
Berbicara seputar Zakat, Alhamdulillah hari rabu 7 Desember 2022, saya menghadiri bincang-bincang seru bertajuk ‘Ruang Tengah GIVING WITH IMPACT yang berlangsung di Kopi Ko Acung jalan Agus Salim Jakarta Pusat. Acara keren ini mengundang media, OPZ dan blogger juga.
Makanya saya senang sekali saat di undang ke acara ini. Pastinya, wawasan saya seputar zakat semakin bertambah, terutama kewajiban zakat yang harus saya tunaikan dan bagaimana zakat itu bisa berdampak bagi orang lain. O, iya. Diskusi Ruang Tengah sekaligus menjadi pengantar pangelaran Indonesia Giving Fest-Zakat Ekspo 2022 yang akan berlangsung pada 23-25 Desember 2022 di Tennis Indoor Senayan Jakarta.
Nantinya, akan dihadirkan seluruh lembaga yang aktif dalam gerakan zakat dengan berbagai program unggulan. Kemudian hadir juga relawan terbaiknya untuk saling berkolaborasi serta menegakkan syiar zakat. Pastinya ini bertujuan untuk meningkatkan ekspos Gerakan Zakat kepada seluruh Masyarakat, baik yang sudah menunaikan zakat maupun belum. Wah, berarti diskusi ini sebagai pemanasan dulu, ya.
Giving With Impact
Sebelum diskusi dimulai, diawali dengan santap siang dulu, dan ada live musik. Saya suprais karena baru pertama kali mencoba Sup Singkong Kuah Sapi yang merupakan salah satu menu khas peranakan Kalimantan Barat. Sesuai namanya, ada potongan singkong sebagai pengganti nasi atau lontong. Hampir sama dengan Sop Ubi makassar.
Sekitar pukul 14.00 wib, diskusi pun dimulai. Menghadirkan 5 narasumber keren. Mulai Mas Agus Budiyanto, Pak Aris Darmansyah, Pak Mohd Nasir Tajang, Pak Dian, dan Mbak Chiki Fawzi. Keren-keren kan, semua narasumbernya. Saya semakin bersemangat mengikuti diskusinya.
Agus Budiyanto
Tampil membuka diskusi adalah Mas Agus Budiyanto, Direktur Eksekutif dari Forum Zakat. Mas Budi, sapaan akrabnya, mengatakan kalau Indonesia ini adalah negara paling dermawan sedunia. Pastinya ini semakin membuktikan, kalau orang Indonesia itu suka berbagi.
Tapi walau sudah berpredikat negara paling dermawan sedunia, masyarakat Indonesia tidak serta merta berdonasi. Perlu ajakan untuk mendorong orang-orang berzakat. Makanya perlu adanya lembaga-lembaga untuk mengajak orang-orang untuk berzakat.
Untuk itulah lahir Forum Zakat yang menjadi jembatan agar orang bisa berzakat dan nantinya zakat itu akan disalurkan dan diberdayakan untuk memberi manfaat. Hadirnya Forum Zakat juga, membuat orang tidak ragu untuk berzakat, karena zakatnya jelas dan tersalurkan dengan baik.
Ir. Aris Darmansyah Edisaputra, M.Eng
Selanjutnya tampil Pak Aris Darmansyah Saputra selaku Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK. Pak Aris mengatakan, zakat itu sudah menjadi kewajiban kita. Tetapi, zakat itu jangan hanya disalurkan, tapi juga harus diberdayakan.
Pak Aris memberi gambaran jumlah lulusan Sekolah Menengah Atas setiap tahun. Nah, dari semua lulusan itu, pastinya tidak semua yang terserap ke perguruan tinggi. Padahal untuk bekerja, perlu jenjang pendidikan dan skill juga.
Nah, zakat ini bisa sekali diberdayakan untuk generasi muda. Caranya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan yang menambah skill. Nantinya saat skill bertambah, maka akan mudah mendapatkan pekerjaan. Pak Aris pun mencontohkan, misalnya, salon muslimah, keterampilan las, juga kemampuan bekerja di kapal.
Chiki Fawzi
Chiki Fawzi menjadi satu-satu nara sumber perempuan yang hadir dalam diskusi Ruang Tengah. Pemilik nama lengkap Marsha Chikita Fawzi tidak terkenal sebagai animator, tapi juga aktivitis sosial. Pastinya Chiki memberikan inspirasi kepada kita semua.
Menurut putri bungsu pasangan Ikang Fawzi dan Marissa Haque ini, setiap orang itu baik. Nah, kebaikan itulah yang bisa ditularkan oleh orang lain. Karena Chiki adalah seorang seniman, maka kebaikan itu doi tularkan lewat seni. Salah satunya lewat chikigo.id
Sebagai Volunteer Specialist Dompet Dhuafa, Chiki pun sering berkeliling nusantara untuk berbagi. Salah satu ceritanya adalah saat berada di Nusa Tenggara Timur atau NTT. Saat itu bertepatan dengan hari Idul Adha.
Saat itu kebetulan Chiki tidak salat, karena lagi berhalangan. Maka dia pun berjalan-jalan di sekitar pemukiman warga setempat. Chiki sangat terharu, karena melihat binar-binar bahagia di wajah-wajah warga yang menerima daging kurban, karena mereka jarang menikmati daging, padahal di NTT banyak sapi. Tenyata itu untuk pasokan pulau jawa.
Mohd Nasir Tajang
Selanjutnya, tampil Pak Nasir yang merupakan pimpingngi Baznas Baziz DKI Bidang Kesekretarian dan umum. Bapak berkacamata ini bercerita tentang bagaimana kiprah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Apalagi Baznas sudah berdiri sejak 1968. Pastinya sudah banyak memberikan sumbangsih.
Pak Nasir lalu bercerita tentang kebakaran yang terjadi di pasar Gembrong Jakarta. Bagaimana Baznas berupaya, agar korban kebakaran segera memiliki tempat tinggal dan tidak berada terus di pengungsian. Karena secara psikolog, semakin lama di pengungsian, akan menganggu jiwa dan mental juga. Alhamdulillah, sekarang sudah ada Kampung Gembira Gembrong yang ceria dan penuh warna.
Pak Nasir itu menyinggung HUT Baznas Basiz DKI yang ke 54 dengan tema Jakarta Cinta Disabilitas. Bagaimana Baznas Basis DKI ingin agar para difabel menjadi produktif. Salah satunya penyandang tuna rungu. Bagaimana mereka dilatih untuk mengelola kopi yang bisa dinikmati di Jakarta.
Dian Mulyadi
Tampil terakhir di diskusi Ruang Tenga adalah Pak Dian Mulyadi selaku GM Komunikasi & Corporate Secretary Dompet Dhuafa. Pastinya Dompet Dhuafa sebagai salah satu anggota FOZ sudah banyak berkiprah berbagi keseluruh nusantara. Salah satu tujuan Dompet Dhuafa meningkatkan taraf hidup masyarakat. Termasuk saat momen Idul Adha di saat pandemi.
Ini menjadi bukti, kalau memang Indonesia adalah negara dermawan. Di saat masa sulit pun seperti pandemi, orang-orang masih terus melakukan kebaikan. Tidak hanya daging kurban, tapi berbagi lainnya juga.
Makanya Dompet Dhuafa terus mengajak kita semua untuk berbagi. Karena berbagi itu indah, bahagia, membawa manfaat, dan berkah.
Quote Keren dari Diskusi Ruang Tengah
Diskusi Ruang Tengah LIVING WITH IMPACT ini seru sekali. Tidak terasa 2 jam lebih berlangsung. Pastinya, saya banyak sekali mendapatkan hal-hal baru seputar zakat yang sangat mencerahkan.
Setelah sesi tanya jawab, akhirnya diskusi selesai. Tapi sebelum itu, para narasumber diminta menyampaikan quote seputar zakat. Dan semuanya keren-keren dan menginspirasi :
Budi : Alhamdulillah berbagi terus berjalan sampai saat ini. Termasuk untuk korban bencana Cianjur. Ini berkat koordinasi yang baik antara pos-pos bantuan yang ada.
Aris : Berzakat adalah kewajiban kita. Nah, nantinya zakat kita diberikan kepada siapa, itu hak kita menentukan. Tidak ada yang bisa mengatur, termasuk pemerintah. Yang penting manfaatnya tersampaikan
Chiki Fawzi : Sesuatu yang baik harus terus digalakkan dan dibuat releven sesuai zaman. Misalnya sedekah subuh yang membawa berkah dan manfaat. Bisa dibuat relevan dengan siar melalui smartphone.
Nasir : Mengajak kita semua agar terus mensyiar Zakat apapun profesi kita. Agar Zakat terus membawa manfaat dan berkah bagi kita semua.
Dian : Berzakat adalah perintah Allah SWT. Maka terus tunaikan zakat. Karena bisa memberantas kemiskinan dan mencegah dari jurang kehancuran.
Nah, itu dia keseruan diskusi Ruang Tengah LIVING WITH IMPACT yang saya hadiri. Semakin mencerahkan wawasan saya, bahwa zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tapi zakat harus diberdayakan agar memberi dampak manfaat untuk kehidupan yang lebih baik lagi. Jadi terus semangat untuk berzakat.
Bambang Irwanto
Potensi zakat akan membuat kuatnya ekonomi umat dan mengalirnya keberkahan hidup kita
ReplyDeletezakat kalau di Bali itu namanya punia Mas Bambang, konsepnya sama dengan zakat, yaitu kita berbagi dengan tulus dan ikhlas kepada siapa pun yang membutuhkan.
ReplyDeleteEh, jadi salfok nih sama sama Sup singkongnya, rasanya seperti Sup lobak kah?
Bersyukur bisa menghadiri diskusi yang seru ini ya mas. Berbagi itu tidak harus menunggu kaya, karena dengan berbagi kita akan merasakan manfaatnya yang luar biasa, baik untuk orang lain maupun bagi diri sendiri....karena janji Allah adalah meluaskan rezeki umatNya yang sering berbagi. Bersyukur pula saat ini ada Dompet Dhuafa yang sangat amanah dalam menyalurkan zakat, kita pun makin terbantu untuk menyalurkan zakat kita kepada yang membutuhkan.
ReplyDeleteSaya mewakili masyarakat Cianjur,. Berterima kasih banyak kepada Dompet Dhuafa. Bantuan DD sangat banyak. Sampai petugas kebersihan saja, dikirimkan... Subhanallah...
ReplyDeletemashaAllah terimakasih pa diingkatkan tentang zakat. jd inget ya bentar lagi Ramadhan dan harus menunaikan zakat fitrah
ReplyDeleteWah saya salfok sama sup singkong kuah sapi mas bam, hehe. Tapi kalau yg aslinya di Kalimantan Barat pake daging ikan loh, dan selain singkong ada juga yang pakai keladi hehe.
ReplyDeleteBtwe, acaranya menarik juga nih, apalagi zakat semakin mudah ya melakukannya.
Keren banget Chiki Fawzi pun turut hadir ya menjadi satu-satunya perempuan yang mengisi sebagai narasumber dalam diskusi tersebut. Pastinya yang ikut mendapatkan banyak insight baru deh.
ReplyDeleteSeru banget ya diskusi Ruang Tengah ini, apalagi banyak ajakan untuk terus melakukan kebaikan. Aku suka tuh salah satu Quote dari Chiki Fawzi yang mengajak kita untuk terus melakukan kebaikan
ReplyDeleteSiip banget Pak Aris dengan sasaran generasi muda untuk ikut pelatihan tentang zakat ini. Apalagi bisa nih nantinya sosialisasi tentang zakat dibawakan dengan cara yang kreatif dan asik, sehingga makin semangat lagi untuk gemar berzakat.
ReplyDeleteWah kegiatannya tertulis lengkap banget. Meskipun kita mayoritas islam, mmg kesadaran zakat masih perlu di ingatkan ya, nggak serta merta otomatis betzakat dan berdonasi. Termasuk saya, harus intropeksi diri nih
ReplyDeletewah seru nih acaranya, yang hadir juga keren-keren :) dan bener, berzakat memang bikin hati lebih tenang ya
ReplyDeleteSemoga dengan adanya agenda ini, semakin banyak orang yang tersadar untuk berzakat ya pak. Khusunya Makin teredukasi setelah baca artikel ini.
ReplyDeleteSenang sekali mendengar cerita ini
ReplyDeleteBetapa masih banyak orang yang mau berbagi kebaikan ya mas
Eh kenapa aku fokus ke sup ubi, hehe
Zakat bisa untuk memfasilitasi menambah skill anak muda ini keren banget sih. Terus yang nggak kalah kerennya Chiki Fawzi ini volueenter specialist Dompet Dhuafa ya. Aku jadi ikut tercerahkan dan diingatkan kembali soal zakat habis baca ini. Btw aku jadi penasaran sama Sup Singkong Kuah Sapinya. Mendadak laper ini malem-malem.
ReplyDeleteSetuju banget. Zakat memang harus diberdayakan menjadi zakat produktif supaya hasilnya nanti bermanfaat untuk umat.
ReplyDeleteahh ada kak chiki fawzii.. emang betul nih pak, sebaiknya kita juga tertib dalam menunaikan zakat. dan zakat sendiri ada beberapa jenisnya ya, kalau memang bisa zakat mal baiknya kita laksanakan juga.
ReplyDeleteKok yo ngenes banget baca di bagian NTT banyak sapi tapi warganya sendiri jarang makan daging sapi. Bersyukurnya ada lembaga sosial yang concern pada masalah-masalah seperti ini ya
ReplyDeleteAlhamdulillah, kepercayaan masyarakat semakin meningkat meski kini banyak lembaga zakat yang ada Indonesia. Semoga dana yang ada selalu mengalir kepada yang membutuhkan sehingga menjadi keberkahan untuk bersama.
ReplyDeleteSetuju sama kak chiki. Segala sesuatu yang baik, apalagi berbau siar islam, memang sebaiknya gak boleh berhenti namun harus disesuaikan dengan zaman supaya mudah diterima oleh masyarakat
ReplyDelete