} Minum Jamu dengan Penyeduhan yang Kekinian - Bambang Irwanto Ripto

Minum Jamu dengan Penyeduhan yang Kekinian

Hampir setiap orang tahu jamu yang merupakan minuman tradisional Indonesia. Tapi tidak semua orang suka minum jamu. Terutama bagi generasi milenial. Jamu kadang dikonsumsi saat kondisi tertentu saja. Misalnya sedang sakit atau habis melahirkan. Itu pun minumnya dengan perjuangan dan sedikit paksaan. Termasuk dengan menutup hidup saat meminum jamu.


Padahal selain sebagai ramuan rempah tradisional, jamu secara turun temurun dipercaya oleh Bangsa Indonesia sebagai ramuan kesehatan. Tema-teman tahu tidak? kalau istilah jamu itu berasal dari bahasa jawa kuno yaitu "Jampi" yangg berarti mantra/doa dan "Oesodo yang berarti kesehatan. Jamu berarti doa untuk kesehatan ya.

Menikmati Jamu dengan Teknik Penyeduhan kontemporer

Saat menjelajah instagram, tidak sengaja mampir flyer di bawah ini di beranda saya. Membaca tema demo & workshopnya, saya langsung tertarik karena adanya kata 'kontemporer'. Soalnya biasanya, saya membaca kontemporer itu berkaitan dengan karya seni, baik tari atau lukisan. Setelah saya cari tahu, ternyata maksudnya menikmati jamu dengan teknik penyeduhan kekinian atau modern.



Wah, saya semakin tertarik nih, seperti apa cara penyajian jamu yang kekinian. Hal inilah yang melangkahkan kaki saya menuju Multifuction Hall 2 Plaza Indonesia, Sabtu, 5 Oktober 2024. 

Saya tiba di lokasi kurang 15 menit dari pukul 1 siang. Padahal saya berangkat dari rumah pukul 9 pagi. Pikir saya, karena naik busway, jadi harus ada ekstra waktu.

Dan benar saja, pukul 10.15 WIB saya sudah sampai  di Halte busway Bendungan Hilir. Namun ternyata rute blok M-Kota dan sebaliknya tidak beroperasi karena ada peringatan hari ABRI di Monas. Kabarnya pukul 11 baru busway beroperasi.

Tidak apalah menunggu sebentar. Apalagi saya bisa nonton parade juga yang melewati jalan sudirman lalu sepertinya berbelok di tugu api, lalu balik ke Monas Jadi bisa 2 kali lihat paradenya dari dua sisi halte Bendungan Hilir.



Tapi ternyata, sampai menjelang pukul 12 siang, rute belum dibuka. Lalu pukul 12. 10 ada pengumuman kalau belum beroperasi. Duh, panik nih, karena sudah menjelang jam 1 siang. Saya pun akhirnya ngojek ke Plaza Indonesia. Legaaaa....

Dan karena acara ini merupakan rangkaian dari I Love Food Bazaar, jadi beragam tenan juga hadir. Mulai dari otak-otak, aneka roti, nasi kandar dan nasi lemak khas malaysia, sampai telur asin dan peralatan makan dan Visensia. Wah, pas sekali nih dengan waktunya makan siang.Tapi berhubung saya belum lapar, jadi saya beli telur asin saja hehehe.







Ayo, Kita Meracik Jamu!

Demo dan workshop ini diisi oleh Mas Risyanto selaku Research and Development Acaraki. Pasti banyak teman-teman yang belum mengetahui istilah ACARAKI, kan? Sama.. saya juga baru tahu hehehe. 


Jadi istilah Acaraki itu diambil dari prasasti Maddhawapura, sebuah prasasti yang berisi catatan tentang profesi. Tertulis di dalamannya mengenai sebuata Abhasana bagi pembuat pakaian, Angawari sebagai pembuat kuali, dan Acaraki sebagai peracik jamu. Hampir sama dengan bertender peracik  minuman di bar atau Barista peracik kopi. Namun sebenarnya Acaraki itu bagian dari PT. Budi Sinde Sentosa yang memproduksi minuman larutan cap Badak. Acaraki seperti cafe jamu.

Mas Risyanto menjelaskan, lewat Acaraki ini ingin ikut melestarikan jamu terutama di kalangan muda. Soalnya kalau orang muda bisa nongkrong  minum kopi tiap hari, maka seharusnya bisa minum jamu tiap hari. Apalagi jamu merupakan warisan leluhur Indonesia  yang harus terus dilestarikan. Kalau turis datang ke Indonesia, maka seharusnya disajikan sesuatu yang merupakan khas Indonesia, yaitu jamu.

Pada Workshop kemarin, Mas Risyanto meracik 3 jamu. Tapi sebelumnya maafkan saya yang lupa nama bahasa Inggrisnya ya hehehe...


Jamu Jahe

Racikan pertama adalah jamu berbahan dasar jahe yang sudah dikeringkan. Mas Risyanto bercerita, dari 1 kilogram jahe, maka hanya menghasilkan 200 gram bubuk jahe kering. Nah, jahe-jahe ini dibbeli langsungg dari petani.

Acaraki menggunakan 3 jenis jahe yaitu jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah. Ketiga ini emang sengaja dikombinasi agar menghasilkan maksimal karena masing masing jahe mempunyai kelebihan.



Setelah bubuk jahe ditimbang dengan takaran yang sesuai, Mas Risyanto langsung menambahkan air panas pada bubuk jahe lalu dipress dengan meggunakan mesin fresh yang biasa digunakan untuk kopi. Setelah didapat sari jahe, Mas Risyanto mempersilakan pengunjung mencoba. Dan saat saya mencoba itu memang rasa jahenya sangat kuat baik aroma dan rasanya.



Setelah itu Mas Risyanto baru menambahkan perasan lemon dan madu. Saya kembali mencoba dan kali ini jahenya sudah tidak terlalu, terus sudah ada rasa manisnya dari madu, dan rasa segar dari jeruk lemon


Jamu Kunyit Asem

Racikan kedua adalah jamu kunyit asem. Jamu ini memang favorit iu-ibu, karena bisa melancarka haid,

Mas Risyanto kemarin menakar bubuk kunyit kering. Setelah itu menambahkan asem kering. Takarannya adalah 2:1 antara kunyit dan asem. Tapi bisa juga 1:1. Setelah dipress, lalu didapatlah sari asem kunyit. 





Setela itu Mas Risyanto menambahkan air soda. Nah, air soda ini masih alami tanpa rasa dan warna ya. Jadi air mineral dalam botol, diberi C02. Sampai menghasilan buih-buih soda.


Kunyit Yogurt

Racikan jamu ketiga adalah kunyit yogurt. Setelah menakar bubuk kunyit, dipres, lalu sari kunyit ditambah yogurt dan gula. Dan ternyata enak. Dan Menurut saya, jamu ini pasti disukai kalangan muda.



Jadi Acaraki  ini memang bertujuan mendekatkan dulu jamu dengan kalangan  muda. Setelah mereka mencoba racikan dengan campuran bahan modern, selanjutnya mereka akan mulai mencoba jamu racikan aslinya.



Acaraki

Kehadiran Acaraki ini, tidak hhanya untuk melestarikan budaya Indonesia, tapi juga untuk memperkanalkan kembali nilai jamu di kehidupan masyarakat. Dengan mengadaptasi kopi, teh, dan matcha, Acaraki berupaya untuk menyajikan jamu dari sudut pandang yang berbeda. Pastinya Acaraki juga sangat membantu petani rempah.

Nah, bagi teman-teman yang ingin menikmati jamu dengan cara teknik peyeduhan kontemporer, bolah sekali mengunjungi Acaraki di Grand Indonesia LG East Mall, Landmark Ppluit, Gedung Kerta Niaga 3. Kota Tua, Aeon Mall Tanjun Barat, dan Acaraki Gajah Mada.

Nah, bag teman-teman yang mau ikut Workshopnya ada setiap hari sabtu pukul 9-12 siang di Acaraki Kota Tua. Biaya registrasi hanya 15K saja. Selain fun brewing jamu ada juga Learn aout the making of Wayang, shadingg & Inlaying batik, short Movie Screening “Shadow of The light

Bagaimana, seru kan, seputar cara penyeduan jamu dengan teknik kontemporer. Jadi kalau teman-teman penasaran, bisa ikut workshopnya langsung. Saya juga ingin ikut lagi. Jadi bisa meracik jamu sendiri untuk kesehatan.


Subscribe to receive free email updates:

13 Responses to "Minum Jamu dengan Penyeduhan yang Kekinian"

  1. Pernah lihat kemasan acaraki tapi belum pernah coba, ternyata jamu ya. Saya lumayan suka minum jamu, terutama beras kencur dan kunyit asam. Jadi pengen ikut workshopnya juga, biar belajar bikin jamu sendiri.

    ReplyDelete
  2. Wah, seru banget baca pengalaman ikut workshop jamu kontemporer ini! Kayaknya asyik juga ya kalau bisa ngeracik jamu sendiri dengan cara kekinian gitu, apalagi kalau dikombinasikan sama bahan-bahan modern kayak yogurt atau soda. Jadi lebih cocok buat kita yang mungkin selama ini nggak terlalu suka minum jamu karena rasanya yang "kenceng." Acaraki kayaknya punya cara keren buat ngenalin tradisi lama ke anak muda biar lebih relatable. Mantap deh, kapan-kapan mau coba ke Acaraki juga!

    ReplyDelete
  3. Foto pertama dan ke-3 bikin terkecoh pak, mirip banget sama kopi! Jamu menjadi salah satu minuman favorit saya pak. Bahkan anak saya juga suka hihi. Tapi biasanya saya beli di tukang jamu.

    ReplyDelete
  4. Pernah dengar soal Acaraki, tetapi kayaknya belum mencobanya atau mungkin udah pernah mencicipi tapi belum engeh namanya hehe.
    Asik memang di acara Food Bazaar ini karena banyak insight soal makanan juga

    ReplyDelete
  5. Wah seru banget acaranya. Aku juga minum jamu saat melahirkan dan kalau haid aja, haha. Soalnya emang pahit kan apalagi kalau habis melahirkan. Unik banget ya, bukan hanya kopi yang diracik khusus, jamu juga bisa. Inovasi yang modern banget, kalau gini semua kalangan bisa mencobanya dengan nikmat tanpa harus ada paksaan apalagi sampai tutup hidung, hahaha.

    ReplyDelete
  6. Penyeduhan jamu memang semakin mudah, tapi jangan sampai kita lupa akan pentingnya menjaga kualitas bahan baku. Mari dukung petani lokal dan pilih bahan-bahan organik untuk mendapatkan jamu yang benar-benar bermanfaat.
    Ajakin aku ya Pak BAms kalau ada acara seru begini

    ReplyDelete
  7. Bener sekali pak Bams, kita selaku anak muda, bahkan yang tua jg masih boleh loh minum jamu. Khasiatnya benar2 terasa, lebih aman bagi tubuh dibandingkan obat2 kimia yang beredar di pasaran.

    Acaraki sukses mendekatkan jamu di kalangan anak muda. Apalagi di antara serbuan minuman boba yang mengandung banyak gula.

    Aku sendiri jg rajin minum jamu, baik di kala sakit atau sehat sekalipun. Karena jamu menjaga kesehatan tubuh dan penambah imunitas agar kita nggak gampang sakit2an.

    Btw, kayaknya ada typo deh. Itu PT Sinde Budi Sentosa. Tulisannya kebalik pak Bams. CMIIW ya.

    ReplyDelete
  8. Wah unik nih ada kunyit yoghurt juga, jadi penasaran bagaimana rasanya
    Kreatif nih Acaraki, minum jamu dengan cara beda

    ReplyDelete
  9. Keren, suka banget sama konsep yang Mas Risyanto bawa. Emang sih, kalau layaknya seni, maka jamu ini juga perlu ada yang versi modernnya. Supaya anak muda tetap dekat dengan warisan budaya Indonesia. Nanti kalau sudah dekat dengan versi yang modern, selanjutnya mereka bisa nyobain yang asli.

    ReplyDelete
  10. Wah jadi lebih praktis bikin jamu ya kalau bahan-bahannya bubuk seperti ini.. tapi harus benar-benar cari dari tempat yang dipercaya supaya bahan dasarnya bener-bener asli dan berkualitas

    ReplyDelete
  11. Suka banget sama tujuan dari acara ini..
    Karena jamu sendiri akan menjadi asing karena orang zaman sekarang suka yang serba instan, which is itu adalah minum obat, yang memasukkan zat kimia ke dalam tubuh.

    Aku juga suka jamu, mas Bams..
    Tapi gak nyangka kalau racikannya beneran se-out of the box ituu..
    dicampur sama yogurt atau soda ((sparkling water mungkin yaa..)) itu bisa bikin rasanya lebih familiar di lidah gen z dan gen alpha.

    ReplyDelete
  12. Serruu banget Pak Bams emang gak ada habisnya energinya wkwkwk. aku dlu juga pernah diajarin ngeracik jamu gini pas SMP kalo ga salah hihi.. paling suka yang beras kencur

    ReplyDelete
  13. Seru aekali acaranya, Pak. Terobati juga rasa lelah selama perjalanan ketika tiba di lokasi dan menemukan banyak hal baru.

    Ini kegiatan positif banget, karena menjaga salah satu warusan nenek moyang kita. Mengolah rempah menjadi minuman kesehatan

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.