Ternyata sangat berat rasanya, hidup bersama dengan seorang NPD (Narcissistic personality Disorder atau gangguan kepribadian narsistik. Yang selalu menganggap dirinya lebih penting dari orang lain sehingga ingin dipuji, dikagumi, atau dibanggakan.
Sebaliknya, seorang NPD memiliki empati sangat rendah, dan merendahkan orang lain. Tidak pernah mau peduli dengan perasaan pasangannya. Justru semakin senang bila objeknya semakin terluka dan menderita.
Hari sabtu, 26 Oktober 2024, saya berkesempatan menghadiri peluncuran buku berjudul Broken but Unbroken. Buku ini ditulis dari pengalaman Kartika Soeminar yang hidup dengan suaminya seorang NPD. Acaranya berlangsung di Hotel Royal Kuningan Jakarta Selatan.
Saya pun sangat antusias mengikuti acara ini. Karena jujur saja, soal NPD ini baru saya ketahui. Saya ingin mendengar cerita langsung dari seorang penyintas NPD. Apalagi, NPD bisa diderita oleh siapa saja.
Kartika yang Terluka
Ehms... Berkali-kali saya ikut menghembuskan napas sesak, saat mendengar cerita Kartika. Saya bisa ikut merasakan bagaimana yang dialaminya, hidup selama 23 tahun dengan suaminya yang seorang NPD.
Selama 23 tahun Kartika terus berusaha bertahan dan mengabaikan kebahagiaannya sendiri. Harapannya, Mungkin suatu saat suaminya akan berubah. Namun kenyataannya, harapan itu tak pernah terwujud. Kartika terus terbelenggu dalam lingkaran yang menyiksa batinnya.
Sampai akhirnya di satu titik, Kartika bangkit dan memutuskan mengakhiri hidup bersama suaminya. Kartika merasa, dia tidak boleh terus begini, apalagi ada buah hatinya juga. Dia harus bangkit. Kartika menganggap dia layak bahagia dan dia harus berjuang untuk bahagia.
Setelah lama menutup diri, akhirnya Kartika mulai menulis jurnal, guna untuk tempat menumpahkan keresahaan hatinya. Dia mulai mencari info seputar NPD, termasuk banyak membeli buku untuk lebih banyak tahu soal NPD. Dari sanalah kekuatan Kartika semakin kuat untuk mengakhiri biduk rumah tangganya.
Apalagi kekuatan itu semakin bertambah saat seorang temannya mengatakan, kalau kita tidak bisa mengubah orang lain, selain orang itu yang mengubah dirinya sendiri. Dan memang benar, Kartika tidak akan bisa mengubah suaminya yang seorang NPD. Artinya Kartika akan terus membiarkan dirinya menderita.
Setelah mengambil keputusan yang tepat, Kartika pun terus bangkit dan semakin menata hidup lebih baik. Sampai akhirnya, dia berhasil merampungkan buku Broken but Unbroken.
Rencananya buku ini akan Kartika tuntaskan dalam waktu 3 bulan. Namun mundur 8 bulan dari rencana awal. Ini karena ada bagian-bagian yang saat akan ditulis yang membuat dada Kartika sesak bila mengingatnya. Namun akhirnya, dengan keinginan kuat agar buku ini bisa untuk berbagi kepada perempuan-perempuan yang juga mengalami hal yang sama seperi yan dialami oleh Kartika
Menderitanya Hidup Bersama Seorang NPD
Menurut Dra Probowatie Tjonronegoro, M.SI yang hadir mendampingi Mbak Kartika Soeminar saat launching buku Broken but Unbroken, orang NPD itu sebenarnya pintar. Penampilannya juga oke. Dia mampu memanipulatif.
Makanya, misalnya kalau dulu Mbak Kartika bercerita tentang suaminya kepada orang lain, maka orang mungkin tidak akan percaya. Karena pandangan orang lain sehari-hari terhadap suaminya tidak seperti itu.
Bu Probo melanjutkan, faktor utama seseorang NPD itu karena pola asuh yang salah. Orang tua terlalu memanjakan anak, semua keinginannya dipenuhi, anak selalu dipuji. Makanya, orang tua yang NPD, maka anaknya bisa NPD juga. Apalagi faktor lingkungan juga membentuk anak menjadi NPD.
Bu Probo menjelaskan, ada 2 cara yang bisa dilakukan saat hidup bersama orang NPD. Pertama dipeluk atau dirangkul. Hanya agak susah, karena seorang NPD akan melakukan hal yang sama secara berulang.
kedua pergi. Dan Mbak Kartika memilih jalan yang tepat untuk meninggalkan. Apalagi orang NPD itu tidak akan berhenti mencari korban atau supplier baru.
Kejadian yang dialami Kartika Soeminar pasti akan meninggalkan trauma. Dan menurut Bu Probo, kita tidak bisa melupakan trauma masa lalu. Semakin ingin dilupakan, maka semakin teringat. Maka cara terbaik adalah mengganti kacamata dan melihat trauma dari sudut yang berbeda. Misalnya terima kasih Tuhan, karena mengalami kejadian ini, sehingga bisa survive. Seperti yang dilakukan oleh Kartika.
Dukungan Kumpulan Emak Blogger
Saat peluncuran buku Broken but Unbroken, hadir juga Kumpulan Emak Blogger (KEB). Komunitas yang anggotanya para perempun ini, memang sejak mengawal Kartika dairi road show di 7 kota Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Bali. Sampai akhirnya kemudian kembali ke Jakarta saat peluncuran buku.
Mbak Mira Sahid sebagai Founder KEB mengatakan, KEB sangat menyambut ajakan baik Mbak Kartika. Apalagi anggota kEB memang perempuan yang tidak mungkin mempunyai kisah yang sama. Dan terbukti selalu ada curhatan hati dari sesama perempuan, termasuk saat launching buku kemarin.
Apalagi KEB ini memang pada dasarnya menulis di blog. Nah, tulisan anggota di blog masing-masing seputar NPD ini. Sehingga masyarakat luas tahu dan lebih aware gangguan kepribadian narsistik.
Nah, bagi teman-teman yang ingin mengikuti cerita lengkap Mbak Kartika Soeminar tentang 23 tahun ketangguhannya penyintas gangguan kepribadian narsistik, bisa langsung membeli buku setebal 211 halaman, published by deepublish. Teman-teman-teman bisa mengunjungi akun instagram @kartika_soeminar.
Bambang Irwanto
0 Response to "Ketangguhan Kartika Soeminar penyintas NPD"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.