Alhamdulillah 2025 ini adalah tahun ke 20 saya menjadi penulis lepas. Tapi sebenarnya, saya belajar menulis sejak SMP, dan cerita saya mulai dimuat di majalah Bobo sejak tahun 2004. Saya juga menulis cerita remaja. Alhamdulillah dimuat di Majalah Anita Cemerlang, Gadis, Story, dan Hai.
Teringat tahun 2005 saya memutuskan full menjadi penulis cerita anak. Alhamdulillah banyak senangnya. Mungkin karena dunia anak itu ceria dan penuh warna, ya. Saya pun merasa jadi anak-anak terus hahaha. Ah. Mas Bambang bisa aja hehehe.
Alhamdulillah tahun 2017 saya mulai masuk ke dunia blogger. Berawal dari saya iseng ikut daftar sebuah event film remaja. Kok seru juga ya, memasuki dunia baru dan teman-teman baru. Akhirnya keterusan sampai sekarang. Padahal,saya buat blog itu sejak 2014 karena kebutuhan posting tugas kelas menulis novel.
Novelnya tidak selesai, tapi blognya masih lanjut terus. Dan seperti itulah kehidupan. Terkadang tidak semua apa yang kita inginkan, bisa kita jalankan dalam waktu bersamaan. Karena sejatinya hidup adalah memilih.. cailah… saya gaya amat ya hahaha.
Freelance Harus Menyadari Banyak Hal
Sebagai penulis lepas, sejak awal saya sudah menyadari banyak hal, apa saya yang akan saya rasakan, alami, atau hadapi. Makanya sejak awal saya memang sudah mempersiapkan diri agar siap dan tak ada penyesalan.
Penghasilan Tak Tentu
Yess, penghasilan saya memang tidak menentu. Dan itu sejak awal saya sudah tahu konsekuensinya. Jadi Istilahnya kalau ada uang saya bisa ngebakso. Kalau saya mau ngebakso maka saya harus lebih giat mencari peluang menulis, baik menulis cerita anak atau di blog.
Makanya soal pengaturan keuangan saya usahakan selalu stabil. Saat pemasukan banyak, maka wajib dijadikan dana cadangan. Jadi saat pemasukan lagi kurang, tidak panik. Tapi kuncinya pemasukan banyak atau sedikit, tetap semangat menulis.
Sadar dengan kapasitas diri
Seperti yang sudah saya ceritakan, freelance itu rumusnya memang semakin banyak bekerja, maka akan semakin besar juga penghasilan. Jadi memang semua tergantung pada personalnya.
Hanya kalau saya pribadi, sudah tidak bisa seperti itu. Dulu waktu masih 25 tahun, mungkin bisa. Tenaga masih kuat, wajah masih tampan rupawan hahaha. Bisa begadang menulis. Usia 40 tahun saya pun masih bisa sat set dalam sehari ke beberapa event.
Usia memang tidak bisa bohong hehehe. Dan ini pengaruhnya ke kondisi tubuh, ya. Kalau untuk urusan ide menulis, masih aman, lancar, jaya Sentosa. Aamin…
Makanya kuncinya kuncinya, saya memang harus terus sehat.Lainnya saya menyadari kalau saya harus terus sehat. Kalau saya sakit, maka percuma sejuta ide di kepala saya. Semua akan berakhir rebahan di tempat tidur berjaket dan memakai kaos kaki hahaha .
Biar Terus Eksis Menulis
Seiring waktu dan bertambah usia, saya pun menyadari kemampuan terbesar saya memang di dunia menulis. Saya tidak punya kemampuan lainnya. Makanya agar saya terus bisa eksis menulis cerita anak atau di blog, saya harus selalu menjaga beberapa hal penting seputar diri saya.
Menjaga Makanan
Sumber Kesehatan saya itu dari makanan. Makanya saya sangat menjaga asupan makan saya. Maksudnya bukan makanan serba mahal ya, tapi makanan yang dibutuhkan dan sesuai untuk tubuh saya.
Misalnya nih, saya itu tidak kuat dengan makanan pedas dengan level tingkat dewa. Boleh lah, yang pedas-pedas manjah. Karena dulu pernah saya langgar karena penasaran dengan makanan yang sedang viral, bisa ditebak, saya bolak-balik toilet setoran. Akhirnya break menulis dulu.
No Begadang
Kalau lagu Bang Rhoma kan “Begadang Boleh Saja kalau ada perlunya”. Nah, kalau saya dulu “Begadang boleh saja kalau ada setoran Deadline” hahaha. Tapi sekarang itu sudah tidak berlaku lagi karena Kembali lagi ya, usia tak bisa bohong hahaha.
Sering coba, dan besok paginya kepala saya pusing. Jadi break dulu tidak menulis. Pas saya cek ulang tulisan semalam, wah… banyak typonya karena efek sudah mengantuk dan menguap melulu, tapi masih dipaksakan menulis.
Akhirnya saya atur lagi ritme menulis. Setia pada tugas menulis, saya usahakan menulis segera. Jangan sistem kebut semalam. Memangnya Pangeran Bondowoso. Itu saja kurang 1 patung hahaha. Jadi saya pun lebih tenang dan tidak perlu begadang menulis lagi.
Tidak Menunda Makan
Hal lain yang saya perhatikan adalah jangan sampai telat makan. Jadi saya usahakan segera makan saat waktunya
Soalnya dulu, saya selalu menunda makan, karena ide sedang deras-derasnya mengalir. Tapi saya diingatkan teman, karena hal ini bisa memicu sakit maag. Wah, malah lebih parah, ya.
Alhamdulillah seiring waktu, saya sudah bisa mengatasi setiap kendala menulis saya, termasuk tidak lagi membiarkan perut kosong. Artinya makan boleh ditunda sebentar, tapi harus diisi dulu agar tidak kosong dan masuk angin.
FOCA Sachima
Saya senang sekali menemukan FOCA Sachima yang bisa membantu saya menunda makan dulu dan meneruskan tulisan. Makanan ringan ini terdiri dari 5 varian. Ada rasa original, rasa cokelat, rasa strawberry, rasa caramel, dan rasa kismis.
Sekadar info, Sachima ini sejenis makanan ringan atau kue tradisional yang berasal dari China. Diyakini awal kehadiran kue Sachima sejak masa Dinasti Yuan atau Ming yang saat itu menjadikan kue Sachima sebagai kue persembahan ritual.
Kue Sachima pertama muncul dari wilayah China bagian Utara, kemudian menyebar ke wilayah Timur Tengah. Akhirnya, Kue Tradisional China ini berkembang menjadi snack yang unik dengan rasa dan metode pembuatan yang berbeda, tetapi masih mempertahankan beberapa ciri khasnya. Terutama bahan dasar kue Sachima yang terbuat dari tepung terigu, gula, bahan perekat seperti madu atau sirup gula, juga tambahan toping sebagai penambah rasa.
Nah, ada FOCA Sachima yang diproduksi oleh PT. AISA FOOD INDUSTRY yang berdiri sejak tahun 2023 yang pusat produksinya di Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan kantor pusatnya berada di daerah Pluit, Penjaringan Jakarta utara.
Enaknya FOCA Sachima
FOCA Sachima ini cocok untuk segala suasana. Saya pun suka membawa saat jalan-jalan. Sangat membantu saya selama di perjalanan. Tekstur FOCA Sachima lembut, makanya cocok segala usia. Dari anak-anak sampai orang tua. Pastinya sudah berserifikasi BPOM & Halal. Ibu saya saja suka, FOCA Sachima yang disantap dengan susu. Pastinya Foca Sachima sudah berserifikasi BPOM & Halal.
bisa juga lho, sebelum disantap masukin dulu ke dalam kulkas, tapi bukan di freezernya ya. Nanti akan ada sensasi krenyes-krenyesnya. Biar rasanya klop, saya menyantapnya dengan es teh. Ehm.. enaknya.
Yuk, teman-teman! Cobain Foca Sachima. Teman-teman bisa beli di warung atau toko terdekat, juga Shopee. Bisa juga follow dan hubungi akun media sosial Foca Sachima. Harganya juga sangat terjangkau sekitar 2000-an per bungkus. Pas di hati dan kantong, kan.. Jadi buruan cobain FOCA Sachima
FOCA Sachima… kue lembut untuk semua usia dan segala suasana
Bambang Irwanto
Benar-benar camilan yang jadi penyelamat ya Om.
ReplyDeleteAku baru lahir eh Pak Bams udh menorehkan prestasi dgn tulisannya yg udh muncul di media cetak. Keren dan layak menjadi teladan nih semangatnya utk menulis. Smg mkn trs konsisten ya Pak Bams.
ReplyDeleteDan bener bgt tuh. Ngetik tulisan bakal mkn lancar kalau ada camilan. Istilahnya, logika bakal bs jalan kalo ada logistik. Dan logistik itu bs ditemukan di FOCA Sachima.
Pak snacknya seperti Jipang ya snack tradisional Indonesia, jadi penasaran ingin coba juga apakah rasanya sama dengan Jipang
ReplyDeleteBtw saya pun sekarang sudah ga kuat begadang Pak, faktor U ini ga bisa dibohongi kok
Hooh ya. Baru aku mbatin. FOCA Sachima ini bentukannya mirip Jipang. Jajanan jadul itu ya
DeleteBelum pernah lihat FOCA Sachima ini di kota saya. Kayaknya enak, ya. Eh ... keren loh Mas Bams masih bisa eksis nulis buku. Saya udah lama hiatus gak mood mulu nulisnya.
ReplyDeleteApapun pekerjaannya kalo ditemani sama camilan asik kayak Sachima mah bikin semangat ya Pak Bams. Daku pun suka, apalagi yang rasa stroberi dan kismis. Dinikmati pas dingin seger juga
ReplyDeleteEh, yang rasa kismis beneran enak ya, Kak? Jadi penasaran pengen nyoba. Jarang-jarang nemu, soalnya.
DeleteBener banget, usia ngga bisa bohongg. Aku sendiri pun sudah merasakan perbedaannya dengan 4 tahun lalu hahaha. Semangat ya pak, sehat sehat selalu dan lancar rezekinya. semangat kitaaaa para freelancer
ReplyDeleteAamiin, benar kak Jihan, sebagai freelancer kudu saling menyemangati dan menjaga kesehatan. Jangan telat makan, dan bis anih kerjanya sambil ditemani FOCA Sachima yak
DeleteJadi pengen nyoba sachima ini, melihat penampakannya sepertinya enak yaaa...apalagi dimakan sambil baca buku, gak kerasa deh tiba² abis aja bukunya..tamaat hehe
ReplyDeleteNah, ya, aku pun kepengen nyobain yaa, tapi sayang belum nemu di sekitar rumahlku. Semoga nanti makanan ini bisa masuk ke minimarket dekat rumah biar gampang membelinya.
DeletePenasaran sama rasa2nya. Lumayan banget kalau beli dalam kemasan ini bisa buat ganjel perut saat mengerjakan tugad detlen2 ya.
Nah, ya, aku pun kepengen nyobain yaa, tapi sayang belum nemu di sekitar rumahlku. Semoga nanti makanan ini bisa masuk ke minimarket dekat rumah biar gampang membelinya.
DeletePenasaran sama rasa2nya. Lumayan banget kalau beli dalam kemasan ini bisa buat ganjel perut saat mengerjakan tugad detlen2 ya.
Belum pernah coba Foca Sachima, mas Bams.
ReplyDeleteJadi ngebaso tetep, tapi didampingin sama cemilan enak Foca Sachima yaa..
Cobain nanti aku cari di toko terdekat. Penasaraan banget karena bentukannya mengingatkanku sama bipang.
Wah masyaAllah dengan perjalanan menulis Mas Bams yang sudah melanglang buana dari berbagai majalah remaja, anak, sampai menulis di blog.
ReplyDeleteSemoga terus aktif untuk memberikan tulisan-tulisan terbaiknya dan memberikan kemanfaatan kepada setiap pembaca setianya
Walau berjiwa muda, bahkan sering dikira masih muda tapi beneeeer, usia tak bisa bohong. Hehe... Yang masih sama sih, kalau nulis tetap harus ada camilan biar mikir lebih lancar. Btw, kok kepikiran sih masukin foca sachima ini ke kulkas?
ReplyDeleteKarena dengan dimasukkan ke dalam kulkas, gak hanya rasa segarnya Kak Uniek yang terasa tapi bikin renyah dan gurihnya pas. Cobain Kak, apalagi yang rasa stroberi dan kismis, mantul dah
DeleteWah saya malah baru tau ada jajanan sachima gini. Enak yaaa kayaknya klo udah masuk lemari es, ada sensasi krenyes2nya. Untuk stok camilan di rumah boleh juga nih.
ReplyDeletebener banget, kita memang mesti jaga kondisi tubuh agar tetap bisa beraktivitas ya. Apalagi kalau kegiatan menulis itu susah banget ditinggalin pas lagi ada ide, sementara udah mestinya makan, Ok juga foca sachima nih, bisa membantu tetap sehat dan produktivitas jalan terus
ReplyDeleteBentuknya kaya jipang yaa
ReplyDeleteEmang paling bener itu temen nulis ya cemilan.
Ini sih keknya makan sebungkus udh lumayan bikin kenyang,yaa
Harganya jg murah 2rbuan.
Bungkus laa
Belum nyobain camilan FOCA Sachima ini, penasaran ingin nyicip. Sekilas bentuknya mirip jipang, tapi dari bahannya bukan, apalagi cara makan serunya disimpan dulu di kulkas. Melipir dulu ke shopee untuk menuntaskan rasa penasaran.
ReplyDeleteauto ke shopee untuk pesen
ReplyDeletehehehe kerasa banget emang, blogger tuh butuh camilan
kalo lagi stuck, otomatis tangan nyari kopi atau camilan
Pengen nyoba Foca Sachima ah pastinya asyik dikunyah sambil nulis tentang drama Cina
Hihihi jadi keinget zaman masih muda beliyah dulu belajar nulis cerita anak dari Pak Bambang :D
ReplyDeleteYaaa freelancer tu kudu pandai ngurus manajemen waktu sendiri, juga ngurusin kesehatan sendiri yaa.
Salah satunya kudu ngisi perut hehe biar gak gampang sakit, apalagi pas ngerjain detlen kadang lupa makan.
Ooo ini namanya kue sachima, baru tahu nih. Kayaknya belum masuk minimarket ya? Belum pernah nemu soalnya.
Ini agak mirip kue jipang ya Mas? Menarik nih, apalagi ada banyak varian rasa. Bisa dicoba sehari satu rasa. Sambil ngemil sambil cari ide nulis, betapa senangnyaa.
ReplyDeletehwiiiih ternyata Mas Bambang udah master di dunia penulisan, ya. keren. apalagi tulisan anak, duh, aku susah bener itu udah coba berapa kali.
ReplyDeleteFoca Sahima-nya aku udah pesan, loh. pesan online, sudah otw. makasih rekomendasinya.
Ehmmm FOCA Sachima harus viral deh karena emang sepenting itu dan dibutuhkan banget, teman sarapan terbaik untuk para pekerja sibuk.
ReplyDeleteKalo lagi nulis emang suka lupa waktu karna ngalir aja ide jadi kagok kalo dipotong buat makan dulu... sama juga kalo ngedrakor enak banget nyemil sambil mata manteng ke laptop...
ReplyDeleteFoca Sachima cemilan sehat yang pas sih enak, sehat, trus praktis pula hehehe
Jadi tertarik mau nyobain kue persembahan ritual di jaman dinasti Yuan dan Ming nih Pak. Kira-kira bagaimana ya rasanya? Salut nih sama Pak Bambang yang sudah menulis selama lebih dari 20 tahun. Pastinya sudah banyak makan asam garam di dunia kepenulisan. Semangatnya jadi nular ke saya. Semoga saya bisa konsisten nulis sampai berpuluh-puluh tahun berikutnya :)
ReplyDeleteLiat bentuknya kirain itu bahan asal sachima ini dari beras ky berondong makanan tradisional sunda. Ternyata dari tepung terigu ya. Eh boleh juga tuh idenya mas Bambang masukin ke kulkas dulu..
ReplyDeleteNo begadang itu seh bener banget karena itu hal yang sering mengganggu kesehatan, tapiiiiii kadang ya suka ada ajaa gitu yang bikin begadang, kalau seperti itu seringnya diganti dengan banyak makan dan nyemil. Nah yaa sepertinya ini cemilan si foca sachima bisa jadi kawan kalau begadangan hihihi.
ReplyDeleteSalut pak, bisa konsisten menulis dari lama hingga sekarang dan masih produktif banget. Ngemil camilan seperti FOCA ini bisa jadi aktivitas saat mulai stuck bekerja, sih, bisa sambil cari-cari inspirasi juga buat nulis artikel.
ReplyDeleteDaku juga sama pak, sekarang sih masih strong yaa.. tidur jam 12, jam 5 udah gaspol kerja lagi. Tapi ya udah mulai kepikiran, mau sampe kapaaan? Mosok iya gini terus sampe nanti ambruk. Makanya pelan-pelan daku juga udah mulai ubah ritme nulis nih.
ReplyDeleteBtw pak, itu jajanannnya mantep banget. Kukira enakan kering, ternyata malah enakan dingin ya? Coba aku cari di warung terdekat yaaa
Memang harus pinter2 bagi waktu tp juga ga lupa memperhatikan kesehatan badan kalo freelancer begini ya mas. Saluuut dengan semua temen2 yg sukses menjadi freelancer, Krn aku tahu ga mudah.
ReplyDeleteCookies foca ini aku udh checkout saking penasarannya 😄😄. Apalagi kalo lihat bentuk, mirip Ama energy bar. Jadi tertarik aja pengen rasain. Cuma utk pertama aku beli yg original dulu. Blm DTG barangnya, semoga bisa cepet 😄
Bener pisan mas Bambang, freelancer itu beneran harus pandai kelola keuangan dan rajin cari peluang. Salut sekali mas Bambang ini sudah sangat kawakan dalam dunia kepenulisan bahkan tulisannya sering dimuat pada majalah besar berkelas.
ReplyDeleteNah, jaga kesehatan itu memang sangat penting. Makanya majan teratur jadi sebuah keharusan juga diimbangi sama olahraga dan hal-hal baik lainnya. Rekomendasi camilan FOCA Shacima ini beneran menarim deh, apalagi tersedia lumayan banyak varian rasa.
Aku pikir awalnya Foca Sachima itu seperti roti, ternyata bukan ya... Bisa nih buat camilan traveling aku, murah pula cuma duaribuan... cuss belanjaaa...
ReplyDeleteBener banget Mas Bambang, FOCA Sachima ini bisa diandalkan saat kita lagi riweuh ya. Kayak nulis ngejar DL yang mepet, gak sempet nyiapin makanan, tinggal hap aja deh camilan ini. Praktis, enak, mana murah pula. Kudu nyetok deh ini mah. Jajan enak bisa banyak tanpa nguras kantong.
ReplyDeleteBener banget Mas Bambang, FOCA Sachima ini bisa diandalkan saat kita lagi riweuh ya. Kayak nulis ngejar DL yang mepet, gak sempet nyiapin makanan, tinggal hap aja deh camilan ini. Praktis, enak, mana murah pula. Kudu nyetok deh ini mah. Jajan enak bisa banyak tanpa nguras kantong.
ReplyDeleteEnak nih FOCA Sachima bisa buat camilan saat lagi dikejar deadline nulis ya Daeng ayo semangat berkarya pasti bisaa..
ReplyDeleteWajib ada FOCA Sachima untuk teman menulis yaa, mas Bams.
ReplyDeleteSelain praktis, rasanya enak dan yang pasti, bikin perut terasa kenyang. Jadi idenya langsung lancaaarr.. Alhamdulillah~